My bodyguard

550 52 2
                                    

Han Jisung, 25 tahun. Sudah sukses menjadi model papan atas sejak di usianya yang masih terbilang muda. Dia mendapatkan kesuksesan dengan cara yang tak mudah. Berawal saat usia 12 tahun, saat pertama kali dia memulai karirnya. Seperti kebanyakan orang terkenal lainnya. Banyak yang memujanya, tapi tak sedikit juga yang membencinya. Bahkan tak jarang ada ancaman juga.
Seperti sekarang, saat dia pulang ke apartemennya dia menemukan sebuah kotak berisi tikus mati dan ancaman agar Jisung berhenti dari dunia modelnya. Ini bukan pertama kalinya dia mendapatkan ancaman seperti ini. Dia mencoba mengabaikannya dengan harapan sang peneror akan berhenti mengganggunya. Tapi bukannya berhenti seperti yang di harapkan, teror itu justru terus berlanjut. Dan akhirnya Seungmin sang manager menemukan ancaman itu, dan Jisung tak bisa menyembunyikannya lagi.

"Kita harus lapor polisi dan menggunakan jasa bodyguard untukmu."

"Tidak perlu, ini mungkin hanya perbuatan orang iseng saja."

"Orang iseng apanya, dia terus meneror dengan hewab-hewan mati dan tak pernah berhenti. Mungkin saja ini bisa membahayakan nyawa. Pokoknya kau harus di kawal sampai peneror itu di tangkap. Tak ada penolakan, aku akan segera mencari bodyguard yang bagus untukmu."

"Baiklah. Menolakpun percuma karena kau akan tetap melakukannya."

"Tentu saja karena ini untuk keselamatanmu. Sekarang istirahatlah jangan bukakan pintu jika bukan aku yang datang."

Besoknya, Jisung pergi ke agency yang menaunginya. Disana dia bertemu dengan seseorang yang akan jadi bodyguardnya, dia sangat tampan. Lebih cocok jadi seorang artis daripada jadi bodyguard.

"Jisung kenalkan dia Minho yang akan jadi bodyguardmu."

"Saya Lee Minho."

"Hyung apa ini tak berlebihan?"

"Berlebihan apanya? Tadinya aku mau menyewa 2 sampai 3 bpdyguard untukmu."

"Jangan berlebihan. Aku bukan presiden yang punya banyak pengawal."

"Kalau begitu terima saja. Oh ya Minho nanti malam kau temani Jisung untuk fasion show."

"Baik."

Malamnya Jisung menghadiri acara fasion show dan tentu saja kehadiran Minho menarik perhatian teman-teman satu profesinya. Banyak yang mengira Minho itu kekasih Jisung. Jisung menjelaskan jika Minho adalah bodyguardnya.

"Ini pasti karena teror yang di katakan Seungmin, kuharap orang itu segera tertangkap." Ucap Sana.

"Terima kasih. Aku harus bersiap dulu."

Acara berlangsung dengan baik, tak ada hal mencurigakan yang terjadi.
Ternyata si peneror sudah menyimpan sebuah kotak di depan apartemen Jisung. Isinya sebuah boneka dengan pisau yang menancap di dadanya. Beserta surat dengan kata-kata makian untuknya.

"Sial. Ini semakin parah. Orang itu juga tak terekam cctv membuat pusing saja. Mau tak mau Minho harus tinggal di sini juga, untuk berjaga-jaga agar tak terjadi hal yang tak di inginkan."

"Terserah kau saja" Jisung sebenarnya takut dan dia merasa aman jika Minho ada menjaganya.

Malamnya Jisung terbangun untuk mengambil air minum, dia melihat Minho yang tidur di sofa. Dia mengambil selimut dan menyelimuti Minho. Jisung sudah memintanya tidur di kamar satunya lagi, tapi dia memilih tidur di sofa.

"Wajah setampan ini kenapa hanya jadi seorang bodyguard, sayang sekali." Jisung meninggalkan Minho yang ternyata belum tidur. Dia tersenyum tipis.

~~
Jisung dan Minho tiba di agency, dan tiba-tiba ada sebuah motor yang melaju kencang hendak menabrak Jisung. Dengan sigap Minho memeluk Jisung untuk melindunginya, dan pemotor itu kabur.

"Anda baik-baik saja?"

"I iya."

Minho melepas pelukannya, keduanya terlihat canggung.

Hari ini Jisung ada pemotretan untuk merek ternama, dia mengenakan jas berwarna silver di padu dengan hiasan tipis di wajahnya. Jisung terlihat sangat cantik sampai Minho tak berhenti menatapnya. Dia terus melihat ke arah Jisung yang sedang berpose di depan kamera.

~~
Minho tiba ke apartemen Jisung, sedangkan Jisung sudah masuk duluan. Dia melihat seseorang meletakan sebuah kotak di depan pintu apartemen Jisung. Dia menghampiri pria itu dan keduanya terlibat perkelahian, tentu saja Minho menang dengan kemampuan bela dirinya.

"Siapa yang mengirimmu?"

"Tak akan aku katakan."

Minho menarik tangan orang itu sampai dia mengerang kesakitan.

"Cepat katakan.

"Tuan Jungwoo." Minho membawa pria itu ke petugas keamanan agar dia di bawa ke kantor polisi.

Esoknya Minho menceritakan kejadian kemarin pada Jisung dan Seungmin, tapi Jisung tak mengenal seseorang bernama Jungwoo.

"Polisi masih menyelidikinya. Hari ini kau tak ada jadwal apapun jadi istirahatlah. Jangan keluar jika tak ada hal yang penting."

"Iya, aku mengerti."

Seungmin pulang duluan, dan tak sengaja Jisung melihat luka di tangan Minho. Dia mengambil p3k dan mengobati Minho.

"Tidak perlu di obati, ini hanya luka kecil."

"Sekecil apapun harus tetap di obati." Jisung mengobati tangan dan leher Minho membuat jarak mereka menjadi dekat. Mata keduanya bertemu dan jantung mereka berdetak dengan kencang.

"A aku sudah selesai."

"Kalau begitu akan saya siapkan makan siang."

"Kau bisa memasak?"

"Ya sedikit."

Jisung melihat Minho mempersiapkan masakannya. Minho terlihat lihai memakai pisau.

"Ada yang bisa aku bantu."

"Tak perlu, anda tunggu saja. Saya akan siapkan makanannya."

Jisung makan dengan lahap, ternyata masakan buatan Minho sangat lezat.

~~
Beberapa hari kemudian, polisi menghubungi Seungmin karena sudah menemukan siapa yang sudah meneror Jisung selama ini. Namanya adalah Jung soowon, sasaeng fans Jisung. Dia pernah menyatakan perasaannya pada Jisung tapi di tolak. Karena merasa marah dan sakit hati dia mulai mengirim ancaman itu pada Jisung.
Jisung bertemu dengan Soowon, dia ingat pria ini pernah menyatakan perasaan padanya , tapi dia tolak karena tak mengenalnya.

Diam-diam Soowon mengeluarkan pisau lipat dari dalam jaketnya, dia hendak menusuk Jisung. Minho melihatnya dan menahan pisau itu dengan tangannya sampai terluka. Soowon segera di masukan ke penjara, sedangkan Minho segera di bawa ke rumah sakit.

Minho sudah selesai di obati, Seungmin dan Jisung menghampirinya.

"Kenapa nekad sekali, dia bisa melukaimu lebih parah dari ini."

"Tak apa, saya sudah terbiasa dengan situasi ini. Dan saya tak ingin anda terluka."

"Kenapa begitu?"

"Sepertinya saya mulai menyukai anda, karena kita sering bersama. Maaf, seharusnya saya tak punya perasaan seperti ini."

"Kenapa harus minta maaf, aku juga sepertinya suka padamu."

"Aku keluar dulu, tiba-tiba udara jadi panas." Seungmin pergi meninggalkan Jisung dan Minho yang terlihat malu setelah mengatakan perasaan masing-masing.
Minho menggenggam tangan Jisung dengan sebelah tangannya yang tak terluka.

"Saya akan menjaga anda sampai kapanpun dengan sepenuh hati saya."

Jisung tersenyum dan terlihat senang. Keduanya tersenyum malu-malu.

Tamat.

Kumpulan oneshoot MinSungWhere stories live. Discover now