Bahagia? Ke-15

596 54 11
                                    

Terbiasa memiliki waktu sibuk mengurus Karina membuat Dita merasa punya banyak waktu luang ketika gadis itu tidak lagi bekerja untuk Karina. Padahal saat ini Dita memiliki 3 model yang harus dia urus.

Memang sih, ketiga model itu belum bisa disandingkan dengan Karina yang memiliki jadwal sangat padat. Belum lagi sifat otoriter dan terkadang perfeksionis wanita itu mampu membuat Dita dan 3 orang asisten pribadinya kelimpungan meladeni keinginan Karina.

Namun ... justru itu yang Dita rindukan. Kesibukannya sebagai manajer Karina. Walau mungkin terkadang Karina bersikap semena-mena, Dita tahu bahwa wanita itu menyayanginya.

Sebenarnya Dita tidak yakin. Tapi anggap saja seperti itu, iya kan? Hey, untuk tahun-tahun yang mereka lalui bersama, tidak mungkin Karina tidak menyayanginya kan?

Kembali ke pembahasan awal, saat ini Dita sedang sangat merindukan Karina. Walau menyebalkan, tapi harus diakui kalau Dita rindu diperintah wanita itu. Terlebih sudah berapa lama mereka tidak bertemu? Seminggu? Satu bulan?

Oke, sebenarnya hanya 4 hari. Tapi kenapa 4 hari terasa seperti 4 tahun?

Sepulang dari kantor agensi, Dita memutuskan untuk singgah di apartemen Karina. Menemani wanita itu, barangkali dia menginginkan sesuatu dan Dita akan ada disana untuk memenuhi keinginan Karina.

Dita memang terlalu bodoh jika masih bersikap manis pada Karina. Anggap saja itu bentuk loyalitasnya.

"Love," dan suara itu pun tiba-tiba muncul entah darimana. Namun berhasil membuyarkan niat Dita yang ingin mengunjungi Karina. Oh, Dita bahkan lupa bahwa dia sempat memikirkan hal itu.

"Hey, apa yang kamu lakukan di sini?" Bisik Dita pelan. Gadis itu memperhatikan sekitarnya. Dan saat situasi dirasa aman, Dita menarik seseorang yang tadi memanggilnya 'Love' ke sisi gedung yang jarang dilewati oleh orang-orang.

"I miss you," bisik pria itu. "So bad," lanjutnya, kemudian tanpa aba-aba memeluk tubuh mungil Dita.

"Kamu tidak bisa melakukan hal ini di sini," bisik Dita. "Seseorang bisa saja memergoki kita." Lanjutnya masih dengan berbisik.

Entah kenapa sepasang anak manusia itu saling berbisik, sementara hanya ada mereka berdua di sana. Terlebih tidak ada CCTV dan tidak akan ada yang memergoki mereka di sana.

"Jangan khawatir. Tidak akan ada yang memergoki kita."

Setelah diyakinkan dan merasa yakin, barulah Dita membalas dekapan pria itu. "Aku juga kangen banget..." ujar Dita, kemudian mempererat dekapannya pada pria itu.

"Tapi kita nggak bisa terlalu lama di sini. Seseorang bisa saja datang dan melihat kita."

Pria itu akhirnya menyerah dan membawa Dita ke arah parkiran. Mereka memasuki mobil pria itu kemudian pergi dari sana.

***

Karina berpikir Tiana akan memperlakukannya lebih manusiawi, mengingat sambutan ramah yang dia terima dari gadis itu kemarin. Namun perkiraan Karina meleset. Tiana bukan hanya memperlakukannya dengan tidak manusiawi. Gadis itu adalah wujud nyata dari seorang ibu tiri!

Ketika pria sialan bernama Jetro itu memberi perintah pada Tiana untuk mengawasi Karina, Tiana benar–benar melakukannya. Baru satu hari sejak Karina benar–benar sendirian—di tempat yang tidak dia ketahui pasti dimana lokasinya—dan dia merasa seluruh tubuhnya remuk.

"Anda sedang apa, Nona Karina? Jika Anda punya banyak waktu luang untuk bersantai, rumput–rumput liar di taman belakang sepertinya memerlukan perhatian dari Anda."

Baru saja Karina merebahkan tubuhnya di atas sofa, setelah menghabiskan waktu hampir 5 jam membersihkan rumah besar itu. Sekarang dia sudah harus bekerja lagi?

1001 Jalan Menuju BahagiaWhere stories live. Discover now