4.

221 8 0
                                    

Hinata menatap rumah itu. Dia mencocokan lagi alamat di tangannya dengan lingkungan rumah. Ternyata ini benar. Benar-benar rumah yang ditempati oleh Haru dan Kawaki.

"Maaf, mau cari siapa, ya?"

Hinata berbalik. Dan melihat pria yang sudah berada di belakangnya. Pria itu terkesiap, menutup mulutnya tak percaya.

"Hinata... Dokter Hyuga!" Pria itu menunjuk-nunjuk Hinata.

Hinata mengernyit heran,"Kau?"

"Saya Juudo. Anda selalu langganan susu jualan saya waktu masih bertugas di pusat kesehatan desa."

"Juudo! Ini benar Juudo? Kau masih SMA waktu itu, bukan?"

"Iya," juudo berajoji.

"Juudo! Kau sudah dewasa sekarang! Kau kuliah?"

"Ya, saya kuliah sambil kerja jadi pustakawan. dokter sudah kembali. Anda harus bertugas di pusat kesehatan desa. Dokter Shino aneh, anda harus menggantikannya."

Hinata tertawa mendengarnya.

"Ngomong-ngomong anda mencari siapa?Haru di rumah sakit. Saya yang mengantar waktu itu."

"Kau yang mengantar?"

"Iya."

"Juudo, apakah kau mengenal ibu dan anak itu?

"Sedikit banyak, saya tahu."

"Bisa kita bicara masalah Haru ?"

"Oh, baiklah dokter.. akan lebih baik kita bicara di emperan rumah."

Hinata mengangguk sambil tersenyum.

---*---

"Minumlah, dokter." Juudo menyajikan susu.

"Kau bilang kau kerja jadi pustakawan. Tapi masih sedia susu?"

Judo tertawa,"Saya hanya menyediakan. Tetangga masih suka memesan. Kawaki juga. Tapi, kalau anak itu sukanya minta sih, bukan pesan."

Hinata meletakkan gelas itu lagi di meja. Karena judo tadi sudah mulai membicarakan Kawaki maka dia langsung saja. "Apakah kau tahu, siapa ayah bayi di kandungan Haru. Apakah ayah Kawaki?"

"Ayah kawaki setahu saya sudah lama meninggal. Mereka datang di rumah itu tiga tahun yang lalu. Mobil mewah mengantarnya. Dan hanya mereka berdua."

"Jadi, apakah kau kenal Pain?"

"Pain?" Judo menghela nafas. "Ya, jadi Haru sudah mengaku kalau ayah bayinya adalah Pain?"

"Kawaki yang bicara. Anak itu bilang tentang memaksa Haru mencopot pakaian dan Haru merintih kesakitan setiap pria itu datang. Jadi, itu benar."

"Ya..., sayang sekali, Haru bisa jatuh ke pelukan pria seperti itu. Pria itu bahkan merampok semua perhiasan milik Haru dan menipu uang Haru dengan dalih investasi. Dia kabur ke Philiphina. Lalu istri pria itu nelabrak Haru."

"Istri?"

"Nama asli Pain adalah Nagato, dia sudah beristri. Conan nama istrinya. Haru sedang kebingungan karena bangkrut tapi Conan melabraknya, menuduhnya pelakor. Sejak saat itu, Kawaki sering minta susu. Kasihan dia, Haru juga sepertinya depresi." Judo menatap Hinata,"Oh ya, dokter. Kenapa Kawaki tidak pulang? Apa dia nginap di rumah sakit?"

"Ya, sepertinya begitu."

"Aku bisa jemput Kawaki. Tapi, kalau aku kerja bagaimana, ya?"

"Dia ada di rumahku. Kau jangan kawatir."

"Oh syukurlah."

"Jika Haru memang korban penipuan, kenapa dia tidak lapor polisi."

Judo menggedikan bahu,"Entahlah, dokter. Tapi... kemungkinan karena malu. Jika dia lapor polisi, akan ketahuan bahwa dia selingkuhan lain. Dan juga... Haru sendiri yang pasrah bongkokan pada pain. Buktinya dia sampai hamil begitu. Dia tadinya kerja di cafe. Pada mulanya baik baik saja tapi setahun terakhir... pain merussknya. "

it's easy to say loveWhere stories live. Discover now