Masa Lalu Biarlah Masa Lalu~

57 14 12
                                    

Author POV

Setelah kejadian tadi siang, Salsa masih merasa kesal dengan apa yang dilakukan Feni kepada dirinya. Dia ingin membalas semua perbuatan wanita itu tapi keberaniannya sangat kecil.

Sejak kecil Salsa selalu didik oleh Ayahnya untuk membahagiakan orang lain walaupun itu mengorbankan kebahagiaan dirinya sendiri.

"Ayo Sa pinjemin bonekanya dulu ke temennya gantian, Nah anak Ayah pinter" atau "Salim dulu dong ke tante Risma biar jadi anak pinter" ucapan itu lah yang terus menerus diucapkan oleh Ayahnya Salsa hingga membentuk gadis itu seperti sekarang. Berbuat baik demi orang lain senang padanya walaupun itu berat ia lakukan. Hal itu juga yang membuat dirinya ambisius meraih nilai terbaik agar sang ayah bangga padanya.

Terkadang dirinya rindu dengan sang ibu yang selalu membiarkan Salsa melakukan apa yang dia mau. Seandainya dulu dia tidak meminta ibunya untuk membelikan permen kapas mungkin sang ibu masih bersama dengan Salsa sampai sekarang.

"Las kecilin dong suaranya kalo telepon"

"Ishh lu ganggu aja! Gak bisa banget kayanya liat gua bahagia" Gerutu Lastri.

Salsa tidak mempedulikan ocehan Lastri padanya, Dia langsung menutup wajahnya dengan bantal ker*pi kesayangannya dan lanjut tidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di asrama Chakra dan Tamao, Tamao sedang asik mandi sembari bernyanyi lagu favoritnya sedangkan Chakra sibuk membaca buku untuk menambah pengetahuan pada otaknya.

"Tam, Gua pinjem penghapus ya? Penghapus gua hilang"

"Jopping! Ah iya Chak ambil aja di meja belajar gua"

Chakra mencari penghapus di meja belajar milik Tamao hingga tak sengaja menemukan amplop yang bertuliskan nama sebuah rumah sakit. Karena rasa penasaran pria itu yang cukup tinggi, Tanpa permisi dia mengambil amplop itu dan membaca isi surat tersebut. Mata Chakra seketika melotot dan tubuhnya diam mematung setelah membaca isi dalam surat itu. 

"Chak udah ketemu penghapusnya?" Tiba-tiba Tamao keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.

Chakra seketika panik akan kehadiran Tamao yang baru selesai mandi, dia langsung menaruh amplop itu ke dalam laci meja dan kembali ke tempat duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chakra seketika panik akan kehadiran Tamao yang baru selesai mandi, dia langsung menaruh amplop itu ke dalam laci meja dan kembali ke tempat duduknya.

"Chak di tanya kok diem aja? Ada masalah?" Tamao duduk di samping Chakra dan merangkul sahabatnya itu.

Chakra hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tamao tahu betul jika Sahabatnya seperti ini pasti ada sesuatu yang salah. Dia mencubit pipi Chakra dengan gemas.

"Chak ada apa? Ayo cerita!"

"Gapapa Tam, Sana pake handuk dulu yang bener. Gua jadi basah nih!"

"Iya tuan muda"

Tamao akhirnya pergi menjauh dan mengenakan pakaian untuk menutupi tubuhnya yang harum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Trauma (On Going)Where stories live. Discover now