02 - First Love

1.6K 220 19
                                    

~♥~
Part 02 - First Love
~♥~

Hari terakhir pengumpulan tugas Bahasa Indonesia kelas sebelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari terakhir pengumpulan tugas Bahasa Indonesia kelas sebelas. Alana berlari sekencang-kencangnya berharap Bu Retno belum pulang.

Percaya tidak percaya, guru killer itu hanya memberi waktu kelasnya mengerjakan tugas Karya Tulis Ilmiah ini hanya dalam dua hari saja. Dan tenggat terakhir pengumpulan tugasnya adalah hari ini.

"Habis aku kalau bu Retno beneran udah pulang. Bisa-bisa aku dimarahin sama semua nya." Alana menggerutu geram menatap jam tangan kecil ditangan kanan nya.

Ting!

Deringan pesan masuk terdengar, Alana acuh, siapa pun yang mengirimi nya pesan akan dibalas nanti. Yang terpenting tugas ini harus terkumpulkan segera.

Ting!

Berbunyi lagi, spontan kaki Alana berhenti melangkah guna melihat pelaku yang mengirimi nya banyak pesan ini. Namun sepersekian detik setelah handphone itu keluar dari saku rok nya, benda kotak itu langsung mengeluarkan bunyi nyaring akibat telfon dari seseorang.

"Halo?" Alana menyapa pelan setelah melihat nama kontak yang tertera, yaitu teman satu kelompoknya dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

"Gimana? Udah belum? Kenapa chat dari grub belum lo bales sih? Kita semua nungguin lo dari tadi!" Sasya baru memulai ucapannya, namun langsung memaki, membuat Alana banyak-banyak bersabar mendengarnya.

"Belum sampai ruang guru, kelas kita jauh. Lagipula kamu ngasih laporan nya baru lima menit yang lalu. Mana mungkin aku udah sam---"

"Yaudah sih, buruan. Gue nggak mau tau, laporan itu harus ada ditangan Bu Retno sebelum dia balik."

"Iya, aku usahain. Aku tutup dulu."

"Eh, tunggu! Temen-temen bilang kalo lo sampe telat ngasih laporannya. Beliin kita minuman dikantin. Terserah minuman apa aja, yang penting bukan air putih."

"Loh, kok gitu. Kamu---"

Tut!

Panggilan berakhir, lagi-lagi Alana hanya bisa menurut. Ia meremat ujung roknya kesal sendiri. Tapi juga tidak bisa menolak.

"Kenapa aku bisa se-bodoh ini sih?" Alana mendengus, mengusap ujung mata nya yang berair. Kacamata nya ia lepas sejenak dan menatap sekeliling yang ramai.

"Nggak ada waktu buat nangis, aku bakal kasih laporan ini dan nggak perlu beliin kalian minuman!"

Alana memakai kembali kacamata nya cepat dan bergegas menuju ruang guru.

"Woi bola!" teriak seseorang.

Belum sempat Alana bergerak dari tempatnya, ia menoleh mendapati bola basket yang mengarah pada nya.

SWEET BUT PSYCHOWhere stories live. Discover now