Bocah Ethanol

42.9K 531 7
                                    

"Selamat menikmati"

¶¶¶¶

Hari ini dimana hari kelulusan Wynnie Olivia.

Yang artinya dia akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Olivia tampak cantik dengan dress hitamnya yang tampak cocok dengan warna kulit seputih susu miliknya.

Dress hitam selutut dengan lengan pendek di padukan dengan baju Toga.

Dengan rambut yang dibiarkan tergerai bebas.

Tema seragam kelulusan mereka bebas, yang penting sopan dan pantas digunakan.

Sebab itu, Oliv hanya mengenakan dress, sederhana.

Oliv juga tidak memakai make up yang berlebihan.

Macam-macam, ada yang menggunakan kebaya dan baju muslim, bebas.

“cantik banget, Oliv. Iyakan, Yan???”. Ujar Zayka pradika, menggoda seseorang yang tidak bisa memutuskan pandangan dari perempuan mungil itu.

Ayan mendengus saat dengan tidak berdosanya, sahabatnya ini menepuk keras bahunya.

“berisik”. Semprot Ayan, yang langsung membuat Azay terdiam.

Setelahnya, dia mencebikkan bibirnya kesal. “mati aja lo, Yan”, Ujar Azay.

Zayka dan Aarav, atau Azay dan Ayan berteman sejak Tk. Satu kelas tiap tahun, memilih sekolah yang sama selalu, sampai mereka kuliah.

Azay sapaan akrab untuknya, dari Ayan. Azay, memiliki darah asli indonesia, rambutnya hitam mengkilau, dengan gaya belah tengah.

Jangan salah, Azay ini anak sholeh.
Jangan disamakan dengan Ayan. Beuuhhh, jauh.


Mereka berdua kenapa bisa menghadiri acara kelulusannya Olivia???.

Karena mereka juga alumni dari sekolah yang sama dengan Olivia, sebab itu mereka juga diundang untuk memeriahkan acara.

¶¶¶¶

Acara berjalan mulus, sampai dimana para murid yang lulus, membawakan sebuah tarian, berpasangan.

Ayan tidak masalah dengan tariannya, yang jadi masalahnya, Olivia kenapa harus berpasangan dengan 'bocah Ethanol'???.

"Ck ck ck...Huaaa,,Kak Oliv sama Kak Ethan, Vibesnya kek putri dan pangeran".

"iya, sama-sama ganteng"

Begitulah, ucapan, serta decak kagum para murid yang melihat penampilan Olivia dan Ethan. Dan hal itu, didengar oleh pawangnya, yang tak lain adalah Om Ayan.

“apaan, masih gantengan gue”, gumam Ayan pelan. Tapi, dapat didengar oleh Azay.

“iya deh, yang paling gans”. Goda Azay dengan menaik turunkan alisnya.

“nyambung”, sahutan ketus dari Ayan membuat Azay terkekeh.

“agak seram sih, Yan. Lo kan udah 22 tahun, sedangkan Oliv baru 18 tahun-”, Azay menghentikan sebentar ucapannya karena merasa haus.

“Terus kenapa??”. Ayan heran, menatap Azay yang masih meneguk air mineral.

Setelah selesai minum, Azay kembali berucap. “kek pedofil”.

Bruk

Ayan menendang kursi plastik di depannya tiba-tiba. Membuat Azay, tersedak ludahnya,  dan mendapat perhatian dari seluruh pasang mata yang ada disana.

Bukan karena marah dengan perkataan Azay tentang perbedaan umurnya dengan Oliv.

Tapi, karena melihat Oliv yang tengah berpelukan mesra didepan panggung bersama Ethan, ini sebenarnya hanya sebuah acting dan gerakan tariannya memang ada adegan seperti itu.

Tapikan, Ayan memang begitu.

“Awas lo Ethanol, gue tunggu balik nanti”, gumaman rendah Ayan, membuat Azay bergidik.

“Pawangnya serem, bund”, lirih Azay.

¶¶¶

Olivia berteriak histeris, Azay menatap malas, dan semua orang yang ada diparkiran menatap ngeri.

Ayan, pria muda itu. Sedang menghajar Ethan.

Alasan nya tidak wajar.

“Beraninya lo meluk-meluk, Oliv”. Sentaknya, setelah menyandarkan tubuh Ethan disamping mobilnya.

Ditatapnya manusia yang menjadi mangsa kecemburuannya, dengan tajam.

“gue udah pernah bilang, jauhin Oliv!!!”. Tatapan datar Ayan emang membuat Ethan sedikit bergidik ngeri.

Tapi, “Dan gue juga udah pernah nanya. Emang lo siapanya, sih?”. Tanya Ethan dengan seringai songong di wajahnya.

“Ngebet banget”. Sambungnya, membuat Ayan semakin mendidih.

Ayan mencekik leher Ethan, membuat pria yang berstatus mantan satu harinya Oliv itu mangap-mangap mencari oksigen.

“Ck. Lo mau bikin anak orang mati??? ”, Decakan malas, serta tarikan kuat pada lengan Ayan, membuat Ayan menghentikan cekikannya.

Setelah terlepas, Ethan langsung terbatuk-batuk.

“jangan pernah muncul lagi dihadapan gue, kalo lo gamau mati”, Ancam Ayan dengan seringai mengerikan.

“Ayan”, Tegur Olivia dengan mata berkaca-kaca. Dia khawatir, om satu ini akan menjadi pembunuh.

“pulang”, cicitnya lagi.

“Ayo kita pulang, Liv”. Azay menyuruh Oliv masuk kedalam mobilnya.

Tapi, suara seseorang membuat mereka menghentikan pergerakannya.

“Mau mati lo, Zay???”. Tanya Ayan dingin.

Azay berpaling dan tersenyum paksa, mengode Oliv dengan lirikan mata, agar menghampiri pawangnya.

Namun, Oliv tetaplah Oliv yang paling lambat berpikir.

“Sono, lo galiat mata Om lo, udah hampir jatoh, cuman mantengin lo doang”, Geram Azay dengan gadis lambat disampingnya.

Oliv segera berjalan mendekati Ayan, meski ketar ketir, dengan hawa yang menusuk.

“Ayan, ayo pulang”, Ajak Oliv dengan menarik pelan jas yang dipakai Ayan.

“Liv, lo gak liat, gue hampir di bunuh sama Om sialan lo itu”. Ethan kembali bersuara setelah berhasil mengembalikan irama nafasnya.

“Dokter atau Malaikat maut???”, Tanya Ayan dengan wajah tak bersahabat.

¶¶¶¶

Oke...
Jangan cuman berharap ada adegan ples² nya doang dong.

Discipline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang