Atapu 26. Kacau, men

959 88 22
                                    

ASSALAMUALAIKUM MAN-TEMANZ!

HALO HAI ADIBO!

bilang apa karena aku up?

Jam berapa kamu baca ini?

KASIH AKU LOPE LOPE MANIZZ

awas otaknya muter karena baca ini, bukan MTK cintahh. Tapi, pasti ada yang buat kalian mikir nanti

SELAMAT MAKAN IMAJI AKSARA!

🚂🚃🚃🚃



Atapu terus mencoba menelfon Gama di kelasnya meskipun sedari tadi tidak ada jawaban. Sebetulnya Atapu tahu jika hari ini Gama sedang ada meeting. Namun, siapa tahu ia sudah selesai dengan pekerjaannya itu.

Atapu berdecak sebal saat panggilan kelimanya juga tak di jawab. "Abis pulsa gue kalau gini caranya." Atapu meletakan handphonenya kembali di meja. Matanya bergulir melihat ke arah Lentara yang tengah sibuk mencoret-coret papan tulis putih dengan spidol.

"Abis spidol, diamuk Sema, lo!" sindir Atapu.

Lentara menoleh, kemudian langsung menutup spidol itu. Dia juga takut jika sampai isi spidol itu habis, kemudian sang bendahara kelas marah. Lentara beralih duduk lesehan di lantai dengan memainkan spidol itu.

"Tadi kata Sema lo disuruh bayar iuran," ujar Lentara pada Atapu.

"Gue belum jajan," balas Atapu.

"Muka gue keliatan peduli?" tanya Lentara.

"Monyet!" umpat Atapu. "Ya, maksudnya kalau duitnya buat gue bayar iuran, gue beli jajan pake apa? Daun?" tanya Atapu.

"Boleh tuh. Suzana juga beli sate make daun." Lentara menampilkan cengiran tk berdosanya.

"Lo pikir gue setan?!"

"Lo yang mikir gitu, bukan gue."

"Karepmu, Tar," balas Atapu dengan bola mata malas.

"Ha?" beo Lentara tidak mengerti arti kata yang dilontarkan Atapu barusan. Namun melihat Atapu malah sibuk dengan handphonenya, membuat spidol yang dipegang gadis itu melayang bebas ke arah Atapu.

"Nggak kena!" ledek Atapu saat spidol itu justru mengenai tembok. Dia juga sempat terkejut karena baru kali ini lemparan Lentara meleset.

"Eeq!" umpat Lentara. "Ta, lo suku Jawa, ya?" tanya Lentara. Lantaran Atapu sering melontarkan bahasa Jawa meskipun logatnya tidak medok sama sekali.

Atapu menggeleng tanpa mau mengalihkan pandangannya dari handphone. "Om Gama doang yang suku Jawa, Tante Keyya bukan. Lagian orang tua gue juga bukan. Gue ngomong bahasa Jawa karena sering denger Om Gama ngomong itu," jelas Atapu membuat Lentara mengangguk paham.

"Ata," panggil Lentara.

Atapu menaikan kedua alisnya singkat tanpa mau mengalihkan pandangan dari handphone. Cowok itu masih sibuk mencoba menelfon Gama.

"Kalau lo diizinin tinggal bareng sama orang tua lo lagi, lo mau apa? yang paling sederhana, tapi belum pernah lo rasain bareng mereka," tanya Lentara yang langsung mendapat tatapan dari Atapu.

"Dih, gue cuma nanya." Lentara celingukan saat mendapat tatapan itu. Jujur, tatapan Atapu selalu tampak horor, meski kadang menyebalkan.

"Ulang tahun," jawab Atapu.

Atapu Senja (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang