1. Sedikit Tidak Adil

70 9 0
                                    

HAI HAI HAI

APA KABAR KALIAN SEMUA

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA YGY

*****

"Nyatanya orang yang kita sayangi lebih dari apapun malah sejahat itu ya"

-MAHESA

___ooOoo___

"MAHESA!! BANGUN!!"

Mahesa terlihat sedikit kaget dengan teriakan seorang adibrata yang membangunkannya, cowok itupun langsung bangun dan melihat adibrata yang sudah ada di hadapannya.

Setelah itu adibrata memarahi Mahesa habis-habisan. "Kenapa baru bangun, sudah jam berapa sekarang, lihat itu kakak kamu, seharusnya kamu itu meniru Alden yang disiplin waktu."

Mahesa pun menatap adibrata dengan dingin.
"Aku bukan Alden, jadi ngga usah sama-samain aku dan Alden, karena kita itu beda."

Adibrata yang mendengar itu, langsung tersulut emosi. "Mulai berani kamu, ngebantah ucapan papah?!"

Mahesa pun langsung pergi menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi berangkat ke sekolah.

Dan setelahnya Mahesa selesai bersiap-siap, Mahesa pun menuruni anak tangga. Ketika Mahesa sudah sampai di meja makan, Mahesa tidak langsung duduk melainkan berpamitan kepada adibrata dan Alden untuk pergi menuju sekolah lebih awal.

"Jangan lupa bawa nilai yang bagus, supaya papah bangga sama kamu." Ucap adibrata dengan nada yang dingin.

Mahesa benci jika ayahnya selalu mengekang seperti ini.

Selama ini, adibrata selalu menuntut Mahesa untuk menjadi siswa yang berprestasi. Dia hanya ingin Mahesa yang menjadi penerus perusahaannya suatu saat nanti.

"Paham gak?" Tanya adibrata tegas.

Kemudian Mahesa menatap wajah ayahnya dengan rasa kesal. "Kenapa papah cuma berlaku kayak gini sama Mahesa? Kenapa gak bisa bersikap kayak gini juga sama alden? Papah gak pernah protes kalo Alden gak dapet nilai yang bagus."

"Maksud Lo apa bawa-bawa gue?!" Alden yang tadinya diam, lantas jadi tersulut emosi.

Mahesa pun melirik Alden sekilas, lalu kembali menatap ayahnya. "Kapan papah bisa bersikap adil?"

"Kamu sama alden itu punya kemampuan yang berbeda mahesa!" Bentak adibrata dengan emosi yang memuncak.

"Tapi Mahesa capek, terus-terusan dituntut buat jadi penerus bisnis papah!"

Brak

Adibrata menggebrak meja karena emosinya sudah tak tertahan. Dia menyorot Mahesa dengan mata yang tersulut emosi. "Kamu pikir, papah gak capek urus kamu dari kecil?! Papah cari uang, buat biaya hidup kamu Mahesa! Dimana balas Budi kamu sama papah?!"

Mahesa hanya diam dan membisu.

"Emangnya ibu kamu tanggungjawab? Orang yang kamu banggain, kamu pikir bisa ngehidupin kamu? Enggak kan?!"

Kedua mata mahesa terasa memanas. Hatinya terasa sesak, ketika membawa-bawa ibunya yang sudah tidak ada di dunia. Cowok itupun langsung pergi dari sana.

"Gak tau diri Lo!" Teriak Alden, melihat Mahesa yang sudah pergi begitu saja.

___ooOoo___

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang