8. Mungkin Perasaan Suka?

17 2 0
                                    

HAI HAI HAI

AKU UP LAGI YUHUUU👀❤️

___ooOoo___

"Gue cuma mau butuh keadilan dari papah,
itu aja."

-MAHESA

___ooOoo___

"Den hesa, bibi cariin, ternyata lagi ada disini."

Mahesa yang sejak tadi sedang melamun, lantas langsung menolehkan kepalanya ke belakang, saat mendengar suara seseorang.

Dia terdiam beberapa detik, memandangi wajah bi Lusi. "Kenapa, bi?" Tanya Mahesa kemudian.

"Den hesa belum minum obat kan? Tadi bibi liat, sarapannya juga gak habis," ucap bi Lusi dengan wajah khawatirnya.

"Kenyang bi."

Bi Lusi pun kemudian mengambil duduk di samping Mahesa. "Mulutnya pahit ya, den? Mau bibi bikinin makanan yang lain?"

Mahesa menggeleng pelan. "Gak usah, bi. Emang lagi kenyang aja."

Bi Lusi akhirnya menghembuskan napas berat. "Yaudah, minum obat aja ya? Biar cepet sembuh."

"Saya udah gak papa, bi. Gak perlu minum obat," ujar Mahesa, merasa jika dirinya sudah lebih baik daripada kemarin.

Masih tidak percaya dengan jawaban Mahesa, bi Lusi pun dengan hati-hati menyentuh punggung tangan cowok itu, agar bisa memastikannya sendiri. "Tapi masih panas badannya," ucapnya menatap Mahesa.

"Gak papa, bi. Udah gak pusing juga," ujar mahesa terus meyakinkan pembantunya itu.

Melihat sikap Mahesa yang keras kepala, bi Lusi pun akhirnya hanya bisa pasrah. "Ya udah deh, kalo den hesa udah merasa baikan."

Mahesa hanya diam, lalu mengalihkan wajahnya ke depan. Cowok itu kembali melamun dan terpaku pada pikirannya.

Bi Lusi yang sejak tadi memandangi Mahesa, merasa ada sesuatu yang sedang terjadi pada cowok itu.

Lumayan lama terdiam, bi Lusi kemudian memberanikan diri untuk berbicara. "Den hesa lagi mikirin apa?"

Ucapan bi Lusi berhasil membuat Mahesa jadi menatapnya. Dia memandangi pembantunya itu tanpa berkata apapun. Apa Mahesa bertanya tentang Camelia pada bi Lusi? Mahesa rasa, bi Lusi bisa sedikit membantunya.

"Den? Kok malah liatin bibi terus sih?" Ujar bi Lusi melambaikan tangannya di wajah Mahesa.

Mahesa pun tersadar dari lamunannya. Cowok itu kemudian berkata, "saya boleh curhat?" Tanyanya tiba-tiba.

Bi Lusi langsung terdiam, dengan wajah terkejutnya. Dia benar-benar kaget, saat mendengar perkataan Mahesa. Cowok itu ingin curhat? Bi Lusi tidak salah dengar kan?

"Boleh gak, bi?" Tanya Mahesa lagi, karena pembantunya yang malah diam.

Refleks bi Lusi mengangguk cepat. "Boleh dong, den. Bibi bakal siap dengerin."

Mahesa pun menarik napas panjang, sebelum akan memulai curhatannya. Cowok itu mengarahkan tatapannya ke arah lain. "Apa saya suka?"

Bi Lusi mengerutkan keningnya bingung. Dia terus fokus, menunggu apa yang akan Mahesa ceritakan.

MAHESAWhere stories live. Discover now