18. Janji?

23 1 0
                                    

Hai hai hai

Salam untuk semuanya, semoga selalu sehat❤️❤️

Vote dulu biar semangat!!!

Happy reading

___ooOoo___

"Terimakasih, untuk cobaannya, tuhan. Semoga bermanfaat."

-MAHESA

___ooOoo___

Setelah senang pasti akan ada sedihnya, entah datang lebih awal atau malah sebaliknya, kini hujan membasahi jalanan kota jakarta yang sudah sangat sepi saat malam.

Hujan turun dengan begitu derasnya, banyak orang yang berbondong-bondong ingin berteduh agar tidak basah terkena air hujan.

tetapi berbeda dengan Mahesa yang masih menetap di pinggir jalan dengan keadaan tubuh yang basah kuyup, muka khasnya yang datar, dan bibir pucatnya.

Sehabis dari rumah sakit tadi, dia tidak langsung pulang, pikirannya berantakan, tuhan memberinya cobaan lagi, dan lagi, tapi kali ini cobaannya sangat berat.

"Ternyata semua ucapan gue buat ketemu sama mamah, mungkin bakalan tercapai," ujarnya mengingat bahwa dirinya ingin sekali lagi bertemu dengan sang ibu yang sudah meninggalkan bumi.

Air matanya kembali keluar, tapi tidak terlihat karena hujan membasahi dirinya, Mahesa terduduk di atas tanah yang basah, dunianya sudah benar-benar hancur.

Kemudian Mahesa tersenyum hambar. "Terimakasih tuhan, atas segalanya yang udah diberikan kepada orang yang ga punya siapa-siapa di bumi."

"Mamah udah kangen banget ya sama hesa? Udah pengen banget ketemu sama hesa? Tenang aja mah, mungkin sebentar lagi, atau mungkin masih lama, hesa bakalan nyusul mamah," ujarnya sambil menatap langit yang sedang turun hujan itu.

Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihannya, Mahesa segera bangkit dan pulang sambil mengendarai motornya.

Selang beberapa menit kemudian Mahesa sudah ada di pelataran rumahnya, rumah yang besar, tapi penghuninya cuma tiga orang saja, ayahnya, dirinya dan sang abang. Bagi Mahesa rumah yang besar tidak menjamin kebahagiaannya sedikit pun.

Dulu sekali, saat usianya sepuluh tahun, keluarganya baik-baik saja, seperti halnya keluarga yang harmonis, bisa di bilang keluarga adibrata itu terlihat sangat Cemara, tapi entah kenapa perubahan hidup Mahesa berubah ketika ibunya meninggal.

Mahesa tau ayahnya benci, dia tau ayahnya menyalahkan dirinya di masa lalu karena hari itu dia bersama ibunya yang akan mengalami kecelakaan.

Seseorang tidak akan pernah tahu, takdir apa yang akan terjadi, jika merasa bersalah di masa lalu, itu akan membuat hati seseorang terluka dan selamanya akan jadi terus merasa bersalah.

Setelah memasuki rumahnya, Mahesa berpapasan dengan Alden. "Ga ada papah, hidup Lo sebebas itu ya?" Tanya Alden.

Melihat Mahesa yang berantakan, baju basah, semuanya kacau, membuat Alden terheran-heran.

Akhir-akhir ini Alden selalu melihat Mahesa, yang sudah mulai berani menentang sikapnya, sudah mulai berani membantah ayahnya, bahkan sekarang dia sudah menjadi berandalan di sekolahnya.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang