Bab 9

1.2K 73 11
                                    







Setelah kejadian kemarin Hyunsuk lebih banyak diam, kedua orang tua Hyunsuk memutuskan pindah ke pulau Jeju agar Jihoon tidak bisa menemukan Hyunsuk.

Mereka akan pergi besok, sekarang Jennie sedang mengemas barang Hyunsuk ke koper untuk dibawa. Mino sudah mengurus semuanya tinggal mengemas barang dan besok akan berangkat.

"Sukkie, kau tidak akan bertemu dengan dia lagi dan mana ponselmu?" Ucap Jennie yg diakhiri sedikit tekanan.

Hyunsuk ingin melawan tetapi ia takut jika Papanya akan memarahinya seperti kemarin hampir menamoar Hyunsuk jika tidak dihalangi oleh Mamanya. Hyunsuk memberikan ponselnya dan diambil Jennie dengan santai.

"Mama akan menyita ponselmu hingga Papa yg mengasihnya, dan kau hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada Mashiho" Tega Jennie dan Hyunsuk hanya meng iya ini tetapi beberapa menit kemudian Hyunsuk mulai bicara.

"Ma, kenapa sukkie ga boleh sama Jihoon ma? Jihoon juga mau tanggung jawab, bahkan dia belom sempat menjelaskan Papa lebih dulu mukul dia sampe banyak luk diwajahnya.. " Ucap Hyunsuk dengan nada bergetar, Jennie yg mendengar penuturan anaknya kaget nia akn kemarin diem aja sekarang knp malah ngelawan.

"Dia itu ga baik buat kamu sukkie dia brengsek saat sudah di Jeju kau cari yg lebih baik daripada Jihoon, dia brengsek bahkan menghamilimu terlebih dahulu dan kalian juga belum minta restu" Jawab Jennie sambil menghela nafas berat.

"Sekarang kamu tidur besok sudah berangkat dan kau akan berpanitan dengan Mashiho saja" Jennie mematikan lampu kamar Hyunsuk dan mengunci pintu dari luar.

Setelah Jennie keluar Hyunsuk nangis karna dia tidak direstui oleh orang tuanya dan Jihoon yg banyak luka diwajahnya ia begitu khawatir terhadap kekasihnya itu meskipun tidak direstui Hyunsuk akan menaruh rasa pada Jihoon dan tidak akan melupakannya. ia berjanji ketika anaknya bertanya Ayahnya, ia akan menunjukan semua sifat dan fotonya.




Sekarang Hyunsuk sudah tiba di bandara yg akan mendarat di Jeju. Bahkan ia tadi hanya berpamitan dengan Mashiho itu juga di chat dan Hyunsuk menyuruh Mashiho untuk memberitahu Jihoon, agar ia bisa berpamitan.

Namun semua itu pupus, saat ia sampai di bandara langsung dituntut masuk kedalam pesawat dan akan lepas landas 10 menit lagi.

"Sukkie, maafin Mama ini demi kebaikanmu" Ucap Jennie merasa bersalah terhadap anaknya, Hyunsuk hanya mengangguk dan menghela nafas berat, rasanya ia tidak ingin pergi.

"Ma, Pa sukkie minta maaf... " Hyunsuk seraya menundukan kepalanya sembilan bermain jari mungilnya.

"Itu bukan salahmu suk dia yg salah sudah jangan dipikirkan, kita fokus ke kandungan mu dulu dan setelah ank itu lahir kau bisa pikirkan dia lagi kami akan mengambil keputusan jika kau sudah benar² bulat." Tegas Mino terhadap anaknya.

Hyunsuk yg mendengar itu langsung melihat kearah jendela berharap Jihoon datang.

Disisi lain saat ini Jihoon mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata² dia telah diberitahu oleh Mashiho saat Hyunsuk akan pergi dan ia mengatakan Hyunsuk sekarang menuju bandara.

Jihoon hampir gila karna Hyunsuk, baru 1 hari lalu ia di tampar hingga di tinju lalu diusir oleh papa Hyunsuk.

Ia tidak melihat jika ada tikungan lumayan tajam didepannya hingga ia membanting setir dan menabrak pagar pembatas. Jihoon jatuh dan terpental 5 meter dari motornya, helm Jihoon lepas dan saat jatuh mengenai aspal kepalanya muncul darah.

Seseorang yg sedang mengendarai mobil turun dan terkejut saat melihat keadaan Jihoon yg mengenaskan. Ia membawa Jihoon kerumah sakit terdekat dan menelpon siapapun yg ada di kontak Jihoon.















16 years later..

Sekarang pukul 17.32 di Jeju seorang pria remaja bernama Park Hwan yg memiliki arti bersinar, ia berusia 15 thn yg masih dikelas 3 SMP. Hwan sekarang sedang berbaring dengan bundanya di kasur sambil melihat foto² ayahnya.

"Bunda, kapan kita akan ke seoul?" Tanya Hwan pda Hyunsuk sang bunda.

"2 hari lagi, kakek juga belum ngurus penerbangan kita mungkinn besok" Jawab Hyunsuk, Hwan yg mendengar lenuturan sang bunda hanya mengangguk paham.

Hwan yg merasa lapar karna memang hampir waktu makan malam.

"Bund Hwan laper hehe.. " Adu Hwan dan dihadiahi kekehan dari Hyunsuk.

"Kamu ini, bunda masak dulu Hwan ikut atau disini nanti bunda panggil" Tanya Hyunsuk pada sang buah hati.

"Ikut~"

"Yaudah ayok"



Setelah makan malam Hyunsuk menyuruh Hwan agar membersihkan diri karna sebentar lagi ai harus berangkat les. Saat Hwan sudah berangkat Hyunsuk masuk ke kamarnya dan melihat kembali foto² yg ia rindukan, karna Hyunsuk lagi bosen ia kepikiran pengen nonton bokep jadi ia sekarang sedang memilih beberapa video. dasar masih sempet²nya suk suk🙂.

"mmhh ahh shit! AHH fuck me!" Suara laknat tersebut dari ponsel Hyunsuk, 15 menit kemudian Hyunsuk merasa hawa disekitarnya menjadi panas dan badannya ingin di mainkan.

Karna sudah tidak tahan, Hyunsuk berdiri ke arah lemari dan mengambil kotak yg berukuran sedang yg ada di sela² baju. Isi kotak tersebut adalah vibrator, dildo dan lube. Hyunsuk membawa kotak tersebut ke kasur dan mulai menanggalkan semua pakaiannya, suara desahan dari ponsel Hyunsuk memenuhi seisi ruangan untung kasar Hyunsuk kedap suara.

Hyunsuk mulai mengambil lube mengolesinya ke atas jarinya ia akan bermain sebentar dengan jarinya. Ia mulai memasukkan jarinya kedalam lubangnya.















Bisa di lanjutkan di otak kalian sendiri hehe..
















TBC







So? Gimana masih ada harapan kah?

Udh belasan tahun nih Hyunsuk besarin Hwan sendirian..

Happy end or sad?

Jan lupa komen and vote ya..
Saya bakal usahain up lagi kalo banyak yg komen dan vote.

Teubaa~~

OBSESSION🔞 [HOONSUK]  ENDWhere stories live. Discover now