1. Namanya Senja.

924 68 43
                                    


I think it was our first meet.

Gadis dengan dress putih itu terlihat malas dan tidak bersemangat sama sekali, bagaimana tidak sejak tadi ibunya terus memaksanya untuk ikut bersamanya.

"Senja, jangan buat saya marah! Sekali ini saja tolong bersikap baik, i beg you" Wanita cantik berusia 53 tahun itu membisikkan kalimat tersebut sembari tersenyum paksa kepada putrinya yang saat ini sedang memutar bola mata nya malas.

"Apaan sih ma? Dari awal aku udah bilang aku males ikut acara kaya gini!" Balas gadis itu dengan sedikit lancang, yah silahkan menilai dia seperti apa, dia tidak perduli.

"Jangan buat saya marah!" Suara Rosa kini meninggi.

"Fine!" Senja pun menyunggingkan senyum manisnya, tapi siapapun yang melihatnya dia pasti tahu jika gadis itu sangat terpaksa.

Senja Hanggini, gadis cantik tapi tak secantik hatinya, itu kata orang. Wajahnya di pahat begitu baik oleh sang pencipta hingga siapapun bisa langsung jatuh cinta, tidak bohong tapi dia memang sangat cantik.

Tapi siapa sangka setelah mengenalnya orang-orang akan langsung menjauhi nya, sifatnya yang kasar, tidak suka di ajak bicara, bahkan sangat jarang tersenyum membuat orang-orang enggan menegurnya.

Saat ini gadis cantik itu sedang berada di sebuah pertemuan? Senja tidak begitu yakin tapi ini lebih mirip seperti pesta yang di hadiri oleh orang-orang konglomerat. Mama nya bilang ini adalah pertemuan bisnis.

Senja tau Rosa mengajaknya ikut ke sini agar Rosa bisa memamerkan dirinya. Rosa merasa sudah berhasil membesarkan Senja seorang diri, bisa dibilang single parent. Rosa butuh validasi jika dia adalah seorang ibu yang hebat karena bisa membahagiakan Senja tanpa sosok ayah.

Tapi apakah Senja bahagia? Entahlah, dia pun tidak tahu.

Alasan lainnya Rosa membawa Senja kesini karena suaminya atau ayah Senja juga menghadiri pertemuan ini, sekali lagi dia ingin membuktikan bahwa mereka bisa hidup baik-baik saja tanpa Hendra Sanjaya- Ayah Senja.

Senja mengikuti sang Ibu kemana pun dia pergi bak anak ayam yang mengikuti induknya dari belakang, hingga matanya tak sengaja melihat sang Ayah yang sedang tertawa lepas sambil memegang mesra pinggang istri nya. Ayahnya terlihat begitu bahagia tanpanya, padahal dulu Ayahnya sangat menyayanginya.

Tatapan mata mereka bertemu, Hendra tersenyum tipis melihat putrinya yang terlihat sangat cantik dan anggun.

Tapi Senja justru membalas senyuman itu dengan tatapan sinis, gadis itu pun segera memalingkan wajahnya, hal itu membuat Hendra sedikit sedih.

Gadis itu berhenti ketika sang Ibu sedang berbincang dengan wanita cantik seumuran ibunya berbalut dress cokelat dan seorang laki-laki dengan wajah baby face berdiri di sebelahnya.

"Ya ampun sudah lama sekali kita tidak ketemu, kamu makin cantik saja" Puji Rosa kepada wanita itu. "Ini juga anak laki-laki kamu, ganteng sekali" Rosa beralih menatap anak laki-laki itu.

"Ah kamu ini bisa saja" Balasnya.

Wanita itu beralih menatap Senja yang berdiri di belakang Rosa.

"Eh perkenalkan ini putri ku" Rosa menarik senja agar berdiri di sebelahnya.

"Aduh cantik sekali, nama kamu siapa nak?" Tanya wanita itu.

"Senja, Tante" Jawabnya dengan senyum singkat tak sampai satu detik.

"Saya Diana Wijaya, teman kuliah mamah mu" Ujarnya memperkenalkan diri.

Senja beralih menatap anak laki-laki yang ternyata sudah dari tadi menatap nya tanpa kedip.

LANGIT; Nanti Kita Seperti Ini Where stories live. Discover now