3. Buku Gambar

337 33 7
                                    

-Izinkan aku untuk mengejar mu

Disini Langit dan Hans sekarang, di Posca. Markas geng Morvesca itu terlihat cukup sederhana, nuansa hitam dan abu-abu dengan logo Morvesca di dalamnya. Sedikit menyeramkan bagi Langit yang penyuka warna putih dan biru.

"Lo yakin bisa betantem?" Tanya Yansen kepada Langit.

"Y..ya bisa bang" Jawab laki-laki itu sedikit ragu karena tatapan Yansen cukup mengintimidasi.

Hans maju dua langkah dan menegakkan kepalanya. "Kita berdua bisa berantem bang, t..tapi temen gue ini memang punya sifat yang sedikit kekanak-kanakan tapi gue jamin dia gak lemah" Jelas Hans.

"Alasan lo berdua mau gabung Morvesca apaan dah? Emang di izinin sama ortu lo pada? Gabung kesini bukan cuman main-main doang" Kata Aji.

"Gak ada alasan khusus bang, kita cuman pengen gabung Morvesca, gabung kesini adalah alasan kita masuk SMA GARATHAMA" Jawab Hans, lagi.

"Oke, lo berdua gue terima" Seorang laki-laki dengan perawakan seperti preman memasuki Posca dengan sebatang rokok diantara jari telunjuk dan jari tengah nya.

Semua orang di Posca menoleh ke arah sumber suara.

"Lah, masa main terima aja belum juga di tes Ren" Protes Candra.

Narendra Greeden Altezza, ketua geng motor Morvesca itu datang di ikuti oleh Artan Ingga Galantara, wakil ketua Morvesca.

"Ribet" Jawab Narendra. "Langsung terima aja, kayanya pengen banget masuk Morvesca" Sambungnya.

Aji, Candra dan Yansen mengamati Langit dan Hans bergantian, jujur mereka tidak yakin, tetapi itu kata sang ketua, mereka pun mengangguk setuju.

"Oke, lo berdua di terima" Kata Aji.

"Serius bang? Segampang itu?" Kata Hans tidak menyangka.

"Yeee, gak gampang juga anjing. Karena baru gabung lo berdua tugasnya gak usah berat-berat dulu, lo berdua tugasnya jagain Posca aja." Kata Candra.

Langit yang sedari tadi diam pun mengangkat suara. "Terus kapan mau berantem?" Tanyanya.

"Kapan-kapan, yang pasti lo berdua jangan sampai lalai karena Posca udah pernah di serang dua kali! Paham?" Tanya Narendra.

"Paham bang!" Jawab Langit dan Hans bersamaan.

Bukan tanpa alasan, Narendra menerima mereka karena laki-laki itu tahu bahwa Langit dan Hans adalah orang yang bisa diandalkan, wajah mereka masih terlihat polos tetapi tidak dengan tubuh mereka yang bisa dibilang cukup kekar di usia mereka yang sekarang.

•••

Senja merasakan tubuhnya terpental cukup keras ke dinding yang ada di belakangnya. Seorang laki-laki berjalan mendekat dan mengelus rambutnya lembut tetapi malah membuat Senja gemetaran.

"Gue bilang jangan main-main sama gua Senja, gua bisa lakuin apa aja buat lo hancur!" Desisnya tajam.

Dia adalah Kahito Mahatma, laki-laki belasteran Indonesia Belanda yang wajahnya di pahat bak pangeran yang memiliki wibawa dan bijaksana. Berbalik dengan wajahnya, sifatnya justru lebih buruk daripada iblis.

"Mau lo apasih? Gak cukup lo hancurin hidup gue selama ini hah?" Tanya Senja, setetes air mata mengalir dari pipi kanannya.

"Kenapa lo gak balas chat gue semalam hah? KENAPA!?" Bentak Hito membuat Senja memeramkan matanya, takut.

"G-gue.."

"Lo sengaja kan? Lo sengaja menghindar dari gua, iyakan?" Potong Hito.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LANGIT; Nanti Kita Seperti Ini Where stories live. Discover now