[10] Ambigu

48 40 17
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










Hayllen duduk di meja belajar dengan air mata yang tak henti mengalir, bibir bergetar menahan isak tangis nya yang terus ingin keluar.

"Kamu tidak pantas bersanding dengan keluarga Sakala"

"Gue benci lo, gue ga suka Lo dekat sama Abang gue"

"Cewe ga tau malu"

"Lo sama langga itu kek langit Ama bumi jauh banget"

"Dari segi mana pun Lo ga cocok sama langga"

he is perfect for me, dia yang punya cara tersendiri untuk buat aku bahagia. unik, gemes, nyebelin, random, gajelas dan banyak lagi sifat dia yang aku suka. Aku selalu merasa tenang saat bersama dia, setiap ada masalah datang, orang pertama yang aku cari cuma dia, rumah kedua aku. bersyukur benar-benar bersyukur sama tuhan karena telah menghadirkan dia dalam hidup aku yang sebelumnya sangat abu-abu, bahkan suram. dia datang merubah semuanya dan akhirnya kembali berwarna. semuanya seakan terjadi tiba-tiba tanpa aba-aba dan rencana. Aku selalu berfikir jika nanti dia pergi, aku akan bagaimana? Aku tau perpisahan itu ada dan pasti akan terjadi. hal yang paling aku benci dalam hidup adalah perpisahan. memang tidak ada 1 pun orang menyukai perpisahan, jika ada pun itu hanya tipu daya dirinya kepada kenyataan. doa aku sama tuhan kali ini hanya meminta untuk jangan jauhkan dia dari kehidupan aku untuk waktu dekat ini, aku belum siap dan mungkin tidak akan siap.

Untuk Lang rumah kedua Haya.

"Aku cape Lang, aku benar-benar cape aku mau berhenti tapi semua udah terlanjur perasaan aku untuk kamu juga sudah terlalu besar Lang" cicit Hayllen dengan air mata yang membasahi pipi nya.

Baru beberapa bulan atau mungkin belum Hayllen sudah cukup cape selalu mendapat cacian dari warga Alfrish high school karena tak pantas bersama dengan Langga. tapi perasaan Hayllen untuk Langga sudah tumbuh begitu dalam dengan momen-momen kecil yang mereka ciptakan berdua.

"Haya cape ga di hina terus sama orang tiap dekat sama Lang?"

"Hayllen nyesel ga kenal sama Lang" tanya Langga pada Hayllen tak lupa tangan yang selalu menggenggam tangan Hayllen, tangan Hayllen begitu pas untuk di genggamannya mungkin kah Hayllen memang sudah di ciptakan untuk diri nya.

"Haya ga pernah cape karena haya iron man hati Haya udah keras jadi mau berapa banyak orang yang nyakitin Haya udah ga akan kerasa lagi Lang"

"Haya ga pernah nyesel dan ga akan pernah karena Lang udah kasih warna di hidup Haya yang semula abu-abu yang hanya di beri warna kasih sayang kedua orang tua tanpa ada nya sosok teman dan sampai Lang datang jadi teman sekaligus pacar nya Haya" akunya pada Langga, dan Langga tersenyum mendengar jawaban dari Hayllen yang penuh akan luka.

HAYALAN [ END TAHAP REVISI ]Where stories live. Discover now