BAB 14

852 67 2
                                    

Dua minggu sudah berlalu,selama dua minggu ini juga Zee tidak masuk sekolah karena harus menjaga Ashel di rumah sakit.

Ali melarang dirinya untuk sekolah karena ini bentuk dari hukuman yang ia dapat dari papa nya itu.

Ashel dan Gre sudah beberapa kali bicara kepada papa nya agar Zee di bolehkan untuk sekolah, tetapi papanya itu tidak bisa di bantah.

Adel sudah tau berita tentang Ashel.ia juga sering datang ke rumah sakit untuk sekedar melihat kondisi Ashel.tapi sebenernya bukan itu maksud kedatangan nya.ia datang kerumah sakit hanya untuk melihat kondisi Zee.sahabat nya itu.

Kedua orang tua Adel juga sering berkunjung.mereka merasa sangat kasihan melihat Zee yang selalu di beda bedakan oleh papanya.Ali dan papa Adel itu sahabatan dari mereka kuliah. mangkanya kedua orang tua Adel tau betul sifat Ali bagaimana kepada putri terakhirnya.orang tua Adel juga tau kalau sebenernya Zee bukan anak kandung dari sahabat nya itu.

Orang tua Adel juga sering menghibur Zee.mereka juga sempat memberi nasehat kepada Ali agar lelaki itu membolehkan Zee untuk sekolah.tetapi tetap saja.lelaki itu tidak mau.

Zee di hukum untuk menjaga Ashel selama gadis itu sakit.ia tidak boleh kemana mana.untuk pulang sekedar mandi saja ia tidak di bolehkan.semua baju nya sudah di bawa oleh supir pribadinya kerumah sakit.

Sedangkan Gre,gadis itu kini sedang sibuk sibuknya karena seminggu lagi ia akan mengadakan ujian nasional.mangkanya ia tidak sempat untuk menjaga Ashel di rumah sakit.

Siang ini,di ruangan bercat putih itu terdapat dua orang gadis yang hanya diam diaman saja sedari tadi.

Ashel melihat Zee yang tengah duduk di sofa sambil memainkan ponsel nya.

Ashel merasa sangat bosan disini.tidak ada hiburan apa apa.punggungnya juga terasa sangat sakit dan pegal karena sudah dua minggu ia terbaring.

Ashel merasa sangat kasihan melihat Zee.terkadang adiknya nya itu harus tidur di sofa.yang pasti akan membuat badan adiknya sakit sakit karena tidurnya tidak nyaman.Ashel juga sudah menyuruh Zee untuk pulang saja.tetapi adiknya itu tidak mau.katanya nanti kalau papa tau pasti ia akan di hajar lagi.

Merasa sangat bosan Ashel ingin mengajak Zee untuk bercerita.

"Zee" panggil nya.

Zee yang merasa di panggil pun langsung melihat kearah Ashel yang menatapnya.

Gadis itu mendekat dan menarik kursi yang ada di dekat brankar.

"Kenapa?" Tanya Zee pelan.

"Udah makan?" Tanya Ashel.

Zee hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Pulang aja gih.nanti minta tolong sama bibi buat jagain gue." Ucap Ashel.

Zee menggelengkan kepalanya lagi "gue gak mau di siksa sama papa lagi.capek gue.jadi mending turutin aja kemauan nya.lagian gue gak papa kok kalau harus jaga lo.gue juga gak papa kalau gak sekolah" ucapnya.

Ashel menggenggam tangan Zee "tapi lo harus sekolah Zee.sekolah lebih penting dari pada gue.nanti biar gue yang bicara sama papa".

"Gue gak mau Ashel.jangan paksa gue".
ucap Zee mulai agak meninggikan suaranya.

Ashel terdiam sejenak.

"Maaf" ucap Zee merasa bersalah sudah membentak kakak nya itu.

"Gak papa" ucap Ashel memperlihatkan senyum manisnya.

"Gue gak bisa ngontrol emosi gue" ucap Zee.

"Gue tau kok" ucap Ashel.

Mereka sama sama diam.terjadi keheningan di kamar itu.

SADNESSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt