31🍁

73 6 0
                                    

🍁Happy Reading🍁

Keadaan hening menyelimuti kedua wanita berbeda usia. Bahkan semesta pun seakan mendukung aksi mereka berdua. Dengan mata tertuju pada objek didepan serta pistol ditangan salah satu wanita.

Pakaian serba hitam memakai masker, topi dan kacamata. Lalu berlindung dibalik pohon dengan senjata api digengamannya.

Fokus yang begitu mencekam dalam hitungan detik berubah menjadi petaka. Waktu yang begitu berharga bagi sepasang kekasih terganggu sebab suara tembakan.

Dor!

Satu diantara dua insan tersebut mengalami tembakan dibagian bahu kanan. Gerakan sigap secepat kilat mampu untuk melindungi satu orang dihadapannya.

"Sial!" Umpat dari penembak.

Satu wanita berdecak tak terima. "Ck! Dasar gadis bodoh!" Bentaknya.

Sang penembak dan satu wanita segera pergi dari tempat kejadian. Penyamarannya bisa diketahui jika berlama-lama disana.

****

Tasya masih tidak bergeming soal fakta baru yang dirinya ketahui. Bagaimana mungkin ini terjadi bahkan suaminya pun ikut terdiam.

"K-kamu.." ucapnya dengan lirih.

Ken hanya diam menunggu ucapan berikutnya dari mulut Tasya.

Sekali lagi Tasya hanya bisa menatap wajah Ken dengan perasaan bingung. Bahkan mulutnya terasa kaku tidak bisa berbicara sepatah kata.

Tasya menarik nafas dalam menetralkan dengup jantungnya. "Kamu kembali? Bahkan aku sendiri gak kenal sama kamu." Ucapnya sedikit serak.

Ken mengangguk mendengar ucapan Tasya. Seperkian detik Ken langsung memeluk erat Tasya saat siluet matanya melihat seseorang tengah fokus membidik tembakan. Dengan cepat ia membalikan tubuhnya membelakangi penembak.

Dalam pikirannya saat ini adalah keselamatan sang istri. Orang dibalik pohon dengan senjata api tersebut pasti orang jahat. Terlihat dari penampilan serta gaya menembaknya yang tidak main-main.

Awalnya Tasya terkejut dengan pelukan secara tiba-tiba dari Ken. Namun detik kemudian suara tembakan terdengar menggelegar.

Ia berlindung dibalik pelukan hangat sang suami. Dirinya syok karna kejadian begitu cepat dan ia belum mencerna apa yang terjadi.

Perlahan tubuh Ken ambruk dan jatuh ketanah. Darah mengalir dari balik jas hitam membuat Tasya panik. Setengah sadar Ken bisa melihat wajah khawatir sang istri.

Luka tembakan bukan masalah besar bagi seorang Kennard. Tapi darah terus mengalir membuat Tasya langsung membopong Ken menuju mobil.

Tidak ada orang sama sekali disana membuat Tasya harus membantu Ken seorang diri. Ia menatap Ken keheranan sebab orang yang meringis adalah Tasya bukan Ken sendiri.

****

"Luka ini tidak terlalu serius. Jadi saya hanya akan mengambil peluru dan mengobatinya saja nyonya." Ucap sang dokter.

Setelah kejadian tadi Tasya langsung membawa Ken kerumah sakit terdekat. Ia begitu cemas karna jas dan kemeja Ken berlumuran darah.

Dirinya ikut melihat Ken diobati oleh dokter dan suster. Saat pakaian Ken dibuka barulah Tasya sadar betapa sakitnya luka tembakan.

My Psycho Is DevilWhere stories live. Discover now