Chapter 32

113 20 1
                                    

Oktober 2020

“Baik, sekarang kita mulai ujiannya. Siapa dulu yang mau presentasi?”

“Saya, bu.”

“Siapa itu tadi? Oh, Build ya. Silakan mulai presentasinya.”

“Selamat siang, saya Build Jakapan Puttha NIM xxxxxxx dari BK A 2017—”

Walaupun degdegan parah, Build memutuskan untuk presentasi duluan. Soalnya makin lama nunggu suka malah makin takut. Mood penguji juga biasanya makin lama makin turun kan. Jadi akhirnya dia dengan takut tapi tetap percaya diri maju presentasi duluan.

“—program pengalaman lapangan bagi mahasiswa S1 Bimbingan Konseling secara umum bertujuan untuk memperkuat dan mempertajam penguasaan kompetensi akademik sebagai calon sarjana pendidikan.”

Build nyerocos terus sambil sesekali liat catatan depan laptopnya. Iya, ujiannya online soalnya bentrok sama jadwal rapat rutin prodi menuju akhir semester. Prodi lagi sibuk banget akhir-akhir ini, soalnya mau akreditasi S1 sampai S3. Bas sama Apo yang suka bantu-bantu di prodi pun jadwalnya lebih padat lagi.

Sekarang Build lagi ngejelasin tentang hasil asesmennya yang diujikan ke para siswa kelas VIII. Dia milih buat pake asesmen Inventori Tugas Perkembangan (ITP) buat ngukur tujuh tingkat perkembangan individu. Di ITP ini, ada 10 aspek yang diukur buat siswa SMP. Ya pokoknya siswa disuruh ngisi form gitu lah, nanti hasil asesmennya diolah jadi data terus dari hasil itu dijadiin program BK dan RPL. Kalo dijelasin satu-satu nanti malah jadi kelas 2 SKS ini fanfic.

“—selanjutnya saya akan menggambarkan situasi dan kondisi yang dihadapi selama PPL di SMP X dalam bentuk analisis SWOT.”

Build masih presentasi dengan tenang walaupun tangannya rada gemeter. Setelah analisis SWOT, cowok itu ngeklik next dan di layar share screen sekarang terpampang dokumentasi yang dia ambil selama PPL.

“Terima kasih.” Tutupnya dengan senyum kecil.

“Terima kasih presentasinya, Build.” Kata moderator. “Silakan para penguji ada yang ingin ditanyakan pada Build?”

“Build ini ketua PPL di SMP itu, ya?”

“Iya, pak."

“Bagaimana kesan pesannya selama PPL di sana?”

Walaupun senyumnya terulas, di dalem hati Build meringis. Kek banyaaaaak banget unek-uneknya selama PPL tuh. Dia pengen banget sambat tapi kalo beneran sambat entar malah dimarahin terus gak lulus matkul PPL. Dia bisa sampe semester 7 aja nangis darah 😭

Dosen penguji ujian PPL ini ada dua, yang satu pure penguji doang dan yang satu lagi dosen pembimbing PPL. Terus ada juga guru pamongnya Build ikut join ujian ini. Satu lagi dosen yang bertindak sebagai moderator dan sisanya mahasiswa semua.

Presentasi dan sesi tanya jawab udah selesai, Build udah bisa bernapas lega. Kakinya selonjoran santuy lagi di atas kasur. Cowok itu melipir sebentar terus ngambil air minum, langsung minum sebanyak-banyaknya. Sekarang bagian Bas presentasi. Jadi ujiannya tuh dibagi beberapa kelompok gitu gais, dan karena Build sama Bas PPL di tempat yang sama, akhirnya mereka ujiannya satu kelompok.

Satu per satu mahasiswa memaparkan presentasi. Build udah berkali-kali nguap soalnya semalem dia gak tidur sama sekali. Udah matiin lampu dan pake selimut pun pikirannya berisik terus. Daripada kepikiran yang aneh-aneh akhirnya Build latihan buat presentasi. Hasilnya ya lumayan lah, gemeter dikit tapi lancar.

Waktu menunjukkan pukul empat sore dan akhirnya ujian PPL selesai. Build cepet-cepet ganti kemeja dan jas almamaternya jadi kaos rumahan. Cowok itu matiin laptopnya dan nyabut chargerannya, habis itu rebahan di kasur dengan posisi terbentang ala bintang laut. Build melamun liatin plafon kamarnya.

20 something || biblebuildWhere stories live. Discover now