bagian 2

97.1K 3.6K 15
                                    

Di sebuah ruangan yang terlihat mewah, unik dan elegan, dengan warna abu-abu dan hitam. Terlihat sepasang pengantin baru yang hanya sama-sama duduk di ujung kasur yang sama.

"Aku akan mandi terlebih dahulu" ucap attar, memecah keheningan ini.

"Ya tuan" jawab Tia sambil menunduk.

Attar langsung berjalan menuju kamar mandi dengan jantung yang sangat Bergemuruh, dia tidak tau apa yang terjadi pada nya saat ini.

Sebelum nya dia tidak pernah mengalami kejadian ini, apakah jantung nya ada masalah? Kalau memang ada ingat kan attar untuk ke dokter spesialis jantung setelah ini.

Sedang kan Tia dia hanya duduk termenung di atas kasur masih dengan posisi yang sama.

Tia tidak tau apa yang akan dia lakukan saat ini, dia hanya duduk termenung sambil menerawang apa yang akan dia lakukan selanjutnya nya, bagaimana dia hidup dengan pria yang saat ini adalah suami nya.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka, dan attar keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk sebatas pinggang nya.

Dia melirik Tia sekilas yang sedang melongo melihat nya, dalam hati attar berujar 'apa gadis ini terpesona dengan ketampanan ku?' diakhiri dengan senyum miring sebelum dia berjalan menuju Tia yang masih melamun melihat nya.

Seketika Tia langsung tersadar dari lamunannya dan langsung gelagapan saat melihat attar sudah berada tepat di depan nya.

"Kenapa kau melihat ku seperti itu?" tanya attar cuek, sambil mengambil Haenpone nya yang berada di atas kasur di samping Tia duduk.

"Ha, ah maaf tuan" ujar Tia gelagapan.

"Kau pergi mandi" suruh attar datar, masih sibuk dengan HP ditangan nya.

Saat Tia beranjak dari tempat duduk nya, attar tersenyum kecil tanpa diketahui oleh Tia.

Attar merasa gemes saat melihat pipi Tia yang merah saat melihat nya tadi. Dan dia suka seperti itu... Eh

Setelah Attar selesai memakai baju nya, dia keluar dari kamar berniat untuk ke ruang kerja, untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Di penghujung tangga dia melihat sri sedang berjalan menuju luar.

"Sri" panggil Attar dengan nada dingin andalan nya.

Sri yang merasa dipanggil, bergegas menuju tuan nya berada.

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu?" jawab sri sopan sambil Menunduk.

"Siap kan istri saya pakaian, dan antar ke kamar saya".ujar Attar, sambil berlalu.

" baik tuan"jawab sri, walau pun sang tuan sudah berlalu terlebih dahulu. Sri sudah tidak heran lagi dengan sifat tuan nya ini, karena sri sudah bekerja lama dengan nya.

Sri langsung bergegas menuju kamar tuan nya, untuk menyiapkan pakaian untuk nyonya muda baru nya.

Tok

Tok

Tok

"Iya?" jawab Tia, menyumbul kan kepala nya dari pintu kamar, saat ini Tia hanya dibaluti dengan handuk yang dia dapat dari kamar mandi.

"Ini nyonya, saya membawakan pakaian untuk anda." jawab sri sopan.

"Oh iya, Terima kasih" ujar Tia dengan senyum manis nya.

"Iya nyonya sama-sama, kalau anda memerlukan sesuatu, anda tinggal panggil saya saja" tambah sri tetap sopan.

"Kalau begitu saya pamit dulu nyonya." pamit sri.

Tia kembali masuk kedalam kamar dan menutup pintu nya, dia akan memakai pakaian nya dulu.

Tia tidak membawa apapun dari rumah ayah nya, bahkan dia tidak terpikir untuk membawa baju. Kalau saja tidak ada pelayan tadi mau pakai apa diri nya, pikir Tia.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Setelah berpakaian Tia memberanikan diri keluar dari kamar dan berkeliling mension ini,untuk berkenalan dengan beberapa penghuni rumah bak istana ini.

Saat sampai di ruang tamu Tia dapat melihat ada pelayan sedang mem-pel lantai, Tia menghampiri nya berniat berkenalan.

"Hai" sapa Tia, pada pelayan itu.

"Iya nyonya" jawab si pelayan langsung menunduk, tak berani menatap istri dari tuan nya ini.

"Nama kamu siapa?" tanya Tia.

"Ina, nyonya" jawab ina, si pelayan.

"Oh ina, kenalin nama aku tia, kamu boleh panggil aku Tia" kata Tia memperkenalkan diri nya.

"Iya nyonya Tia" jawab ina.

"Kok nyonya sih, langsung panggil nama aja, gak usah pakai embel-embel nyonya segala"komentar Tia tak suka.

" maaf nyonya, saya tidak berani."jawab ina sambil tetap menunduk kan kepala nya.

"Ah kamu mah gak asik, nunduk terus" rajuk Tia.

"Tia" panggil Attar dari arah belakang nya.

Tia langsung menunduk kan kepala nya, tak berani menatap Attar. Sama saja dengan si ina tadi....

"Iya tuan?" sahut Tia.

"Dari mana kamu?" tanya Attar sekali lagi.

"Tidak dari mana-mana tuan" jawab Tia sambil meremas jari nya, dia seperti ketahuan mencuri saja.

Mendengar itu Attar langsung berlalu ke ruang makan, untuk makan malam. Tadinya dia ingin mengajak Tia tapi rasa gengsi nya terlalu tinggi.

"Sri, panggil Tia di ruang tamu" suruh Attar pada sri yang sedang berdiri di samping meja makan.

"Baik tuan" jawab sri, dan berlalu dengan cepat melaksanakan perintah tuan nya.

Tak lama Tia muncul dengan jalan yang sangat pelan dan kepala selalu menunduk. Melihat nya Attar jadi gemes sendiri.

Entah apa yang terjadi pada nya saat ini, dia selalu ingin melihat Tia dan ingin Tia selalu ada didekat nya.

Begitupun dengan jantung nya, begitu cepat berdetak, apakah ia sudah mencintai Tia? Tapi rasa nya tak mungkin, mereka belum genap sehari bersama. Tapi cinta tidak ada yang tau........

°°°°°°°°°°°°°°°°°°

pak CEOWhere stories live. Discover now