bagain 13

65.4K 2.2K 3
                                    

Tak terasa sekarang pernikahan Tia sudah berjalan hampir empat bulan, dan semua berjalan dengan baik.

Attar sudah mulai memperlakukan Tia layaknya sebagai istri, begitupun dengan Tia yang sudah mulai menerima attar sebagai suaminya, dia sudah mengikhlaskan semua takdir yang diberikan pada kepadanya yang harus menikah dengan attar.

Pagi ini seperti hari-hari sebelumnya, Tia sedang memasangkan dasi dileher attar, entah kenapa sekarang attar sudah tidak bisa lagi memakai dasinya sendiri.

"Sudah mas, mari sarapan" ajak Tia setelah selesai memasang dasi.

Mereka berjalan beriringan menuju meja makan untuk memulai sarapannya pagi ini sebelum mulai beraktivitas.

"Tia hari ini aku pulang malam ya" ucap attar membuka suara.

"Iya mas" jawabnya.

Setelah sarapannya habis attar berdiri dari kursi nya "aku berangkat dulu" ucap attar berpamitan.

"Iya mas, Hati-hati ya" ujar Tia berdiri dan mengecup tangan sang suami.

Beginilah rutinitas mereka akhir-akhir ini bila attar berangkat kerja Tia pasti akan mengecup tangannya dahulu. Kalau attar tak mengecup balik dahinya.

Selepas attar berangkat Tia berlalu menuju taman belakang untuk menyiram tanaman nya.

Mengurus tanaman sekarang adalah aktivitas Tia sebagai penghilang bosan katanya, sebab di rumah ini tidak ada yang bisa dia lakukan.

Terik matahari sudah naik dan Tia sedang duduk diruang tamu sedang menonton televisi, tak lama HP Tia berbunyi pertanda ada yang menelpon nya.

Dretttt.

Dretttt.

Dretttt.

Dengan cepat dia mengambil telepon itu melihat siapa yang meneleponnya. Radit nama itu tercantum sebagai peneleponnya.

"Halo" ucap Tia.

"Halo Tia ini kamu kan?" tanya radit di sebrang sana.

"Iya ini aku kenapa?" tanya Tia, tumben teman SMP nya menelepon dirinya.

"Kita bisa ketemu gak? Ada yang mau aku omongin ke kamu" jawab radit.

"Apa? Langsung ditelpon aja" tolak Tia.

"Tia plisss, kali ini aja mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita" ucap radit lagi.

"Yaudah ketemu dimana? Kapan" pasrah Tia.

"Aku sherlock sekarang ya" ucap nya. Tak Tia mendapat kan alamat yang dikirim oleh teman SMP nya itu.

Tia mulai bersiap-siap untuk menuju lokasi yang sudah dikirimkan, dan menuju kesana dengan supir yang ada dirumah.

20 menit kemudian Tia sampai di sebuah kafe sederhana yang nyaman tempatnya dulu sering berkumpul dengan teman-temannya.

Saat masuk kedalam kafe Tia mengedarkan pandangannya mencari radit. Radit melihat kehadiran Tia melambaikan tangan menyuruh Tia untuk datang padanya.

"Ada apa dit?" tanya Tia duduk dihadapan radit.

Tia sebenarnya agak canggung duduk berdua begini dengan radit, karena radit adalah mantan calon doi nya saat masa SMP.

"Aku mau berangkat ke London ikut kakek aku" ungkap radit.

"Loh kenapa" tanya Tia.

"Ayah sama bunda udah meninggal" ucap radit dengan linangan air mata saat mengingat kedua orang tuanya.

"Innalillahi, kapan" kaget Tia, Tia lumayan dekat dengan orang tua radit, kerena dulu Tia sering mengerjakan PR dengan radit di rumahnya.

"Seminggu lalu" jawabnya sekarang air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi, rasanya sangat tidak ikhlas ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya.

Tia mendekat pada radit dan memeluknya berusaha untuk memenangkan dia tau seperti apa sakit yang sedang dirasakan oleh radit saat ini. Sangat sakit sekali ditinggal oleh kedua orang tua, jadi yang masih punya orang tua harus dijaga dan dihormati, okkyyyyy.

"Kenapa ayah bunda bisa meninggal?" tanya Tia dengan air mata yang sudah mulai menetes.

"Mereka kecelakaan" jawab nya dengan sesegukan.

"Kamu yang sabar ya kamu pasti kuat. Allah memberikan seseorang cobaan karena orang itu sanggup menjalaninya. Dan mungkin ini adalah yang terbaik bagi allah" ucap Tia tetap memeluk radit dengan air mata yang menggenang membasahi pipi.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang melihat keduanya, rahang pria itu mengeras melihat gadisnya memeluk pria lain. 'Sial, awas kau tia' batinnya.

°°°°°°°°°°°

👋👋👋







pak CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang