Bab 2

293 33 0
                                    

Selamat membaca!








Beberapa hari ini seseorang yang kutunggu, sama sekali tidak mengirim sebuah pesan. Maka dari itu akhir-akhir ini aku terfokus pada kehidupan asli ku tanpa memikirkan apa yang terjadi di dunia palsu sana.

Saat ini aku sedang terbaring di kasur nyamanku, aku baru saja menyelesaikan beberapa tugas sekolahku. Kali ini aku hanya membuka sebuah aplikasi yang menampilkan video-video pendek di dalamnya.

Tak ada yang kupikirkan kali ini, aku menikmati waktu bersantai ku malam ini.

Cting!

Suara notifikasi handphone ku berbunyi, aku hanya melirik bagian atas layar handphone ku tanpa merasa tertarik sama sekali.

halo’

Siapa itu?

Aku hanya mengetikkan balasan seadanya pada seseorang itu.

‘siapa yaa’

‘ini saya, kecill’

Oh, aku tahu. Aku mulai tertarik untuk memulai sebuah percakapan dengannya, aku tahu ini siapa. Sedikit jahil tak masalah bukan?

‘ya siapaa’

‘ngeselin nih anak kecil’

Aku mengulum senyumanku, pipiku terasa hangat. Sepertinya memerah. Aku kembali mengetik balasan untuknya.

‘siapa yaa jiyyoo engga kenal’

‘jiyyo ih’

Mau tau siapa namanya?
Baiklah, aku mengenalnya dengan nama Jevian untuk nama aslinya entahlah.

Aku kembali mengetik untuk membalas pesannya tadi.

‘xixi, becandaa becandaa’

Dia membalasku dengan sebuah stiker berwajah sedih, harus ku balas apalagi ini? Kali ini aku perlu memerlukan beberapa waktu untuk mengirim balasan pesanku, semoga saja tidak mematikan topik yang bahkan belum di mulai.

‘yahh, jelee sekali’

Dengan ragu ku kirimkan balasan itu.

Satu menit, dua menit dia belum membalas pesanku. Aku kembali membuka aplikasi yang menampilkan video-video pendek tadi. Pikiran ku sudah sedikit teralihkan, tak begitu fokus hingga,

Cting! Cting! Cting!

Jantung ku berdetak duakali lebih cepat, tanpa ku tahu mengapa.
Aku kembali membuka kolom chat yang beberapa waktu lalu ku tinggalkan.

‘kamu jele’
‘jiyyoo dah tidur blum’
‘kamu ada temen lain ngga disini?’

Aku membaca pesan yang dikirim olehnya, perlahan debaran di dadaku kembali normal. Aku mengetik balasan untuk pesan pertamanya.

‘no no no, jiyyoo engga jelee kamu yang jelee’

Pesan kedua.

‘belumm’

Pesan ketiga.

‘temen si banyaa, tapi yang awet sedikitt’
‘engga sampe lima’

Tak lama menunggu, dia membalas pesan pertamaku.

‘iyadeh, ngalah sama anak kecil’

Aku tersenyum, salah tingkah tak bisa ku elakkan lagi. Dengan cepat aku mengetikkan balasan.

‘suka sekali bilang jiyyoo anak kecil'

‘emang anak kecil'

Aku tidak bisa membayangkan seberapa merah wajahku kali ini. Aku meninggalkan handphone ku di atas kasur, menuju ke kulkas.

Beberapa anak tangga ku turuni, lalu menuju ke dapur. Kulkas lebih tepatnya. Ku lihat di dalam kulkas ada beberapa kotak susu strawberry, aku mengambil salah satunya. Aku membalikkan badanku dan,

“Muka mu merah amat dek.”

Aku terkejut bukan main.

“Kaget kak yaampun!”

“Sorry, lagian itu muka merah amat habis ngapain hayo!”

“Gapapa!”

Aku berlalu pergi kembali menuju kamarku.
Aku membuka handphone ku tadi, ku lihat sudah ada beberapa bubble chat yang baru dia kirimkan padaku.

‘saya kangen kamu banget tau'
‘kenapa ya'

Pikiran ku kosong, Aku tak bisa berpikir harus membalas bagaimana lagi.

‘karena jiyyoo ngangenin, jiyyoo limited edition’

Dengan ragu aku mengirim balasan itu. Tak berselang terlalu lama, dia sudah mengirimkan beberapa balasan padaku.

‘pd kamu'
‘tapi beneran sih'
‘kamu udah mau tidur?’

Aku mengabaikan dua balasan awalnya karena akan sangat berbahaya untukku jika terus meladeni topik itu.

‘belumm’
‘belum ngantuk’
‘kenapaa?’

‘masih pengen ngobrol sama jiyyo'
‘tapi saya mau tidur'
‘ngantuk'

‘yasudahh tidur'
‘ngobrol lagi besok'

‘oke besok'
‘nanti nyusul ke mimpi ya jiyyo’
‘saya tunggu'

‘MANA BISAA’

‘beneran loh'
‘kalo ngga nyusul saya ngambek'
‘7 hari 7 malam'

‘mana bisa gituu ihh'

‘udah deh'
‘mau tidur'
‘dada jiyyo’
‘chat ini jangan di bales'
‘biar saya ga kegoda buat bales ok'

Aku tidak membalas lagi, sesuai permintaannya. Bahkan aku hanya membacanya dari tampilan notifikasi. Aku termenung dengan wajah yang masih tersemu kemerahan. Aku beranjak ke kamar mandi mencuci wajah lalu kakiku. Aku beranjak kembali ke kasur ku berniat untuk tidur. Tak sabar menunggu hari esok. Semoga dia benar-benar akan berbincang kembali padaku.

Selamat malam dunia, tidur nyenyak!












Satu vote dari kamu sangat membantu buat aku semangat ngelanjutin cerita Rain, so please di pencet yaa tanda vote nya! Terimakasih!

Tunggu Rain di kelanjutan cerita yaa

Can I Be Your Boyfie? [Woongri]Where stories live. Discover now