Bab 3

168 30 0
                                    

Selamat membaca!








Hari ini hari sabtu, weekend. Yang otomatis sekarang malam Minggu, aku tidak keluar. Malas. Macet juga pastinya. Kali ini aku sedang menonton televisi, dengan kakak laki-laki ku. Tapi atensiku tidak tertuju pada layar lebar di depanku. Atensiku tertuju pada benda persegi di tanganku.

‘halo haloo'
‘lagi lagi lupa buka tele'
‘jiyyoooo'

Ya ya ya, tak perlu aku sebutkan kalian pasti sudah tahu.

‘halloooo'
‘halahh pikun duluan, tua belakangann'

‘iya abisnya notif saya matiin jadi gatau deh'

Yang sebelumnya aku memiliki keyakinan 20% dia menyukaiku juga, namun setelah tahu satu fakta itu keyakinan ku sirna begitu saja. Sedih, sedikit.

Aku tidak membalas pesannya, Aku hanya membacanya melalui notifikasi. Yaa, Aku memang sering melakukan hal ini. Ku pikir dia tidak akan mengirimkan suatu pesan padaku lagi, namun ternyata 3 menit kemudian dia mengirim dua bubble chat padaku.

‘jiyyoo’
‘malem minggu kemana nih'

Kehatimu saja boleh ngga? Putus asa sekali rasanya.

‘engga kemana-mana, di rumah saja'
‘engga ada temen soalnya’

Aku mengirimkan dua bubble itu padanya.

‘saya jemput ya, kita jalan jalan'
‘asek'
‘virtual sok sokan'

Apakah kalian tahu raut wajahku seperti apa? Ini, sungguh-

“Adek, mukamu jelek banget kebelet atau gimana?” Ucap ayah ketika melintas di depanku.

Kakak laki-laki ku yang mendengar itu langsung memandang wajahku, lalu tertawa terbahak-bahak.

“Ayah ihhh!”

Aku beranjak menuju dapur, mengambil salah satu minuman di dalam kulkas. Aku membuat raut muka se sebal mungkin lalu memandang kakak laki-laki dan ayahku di depan televisi. Mereka kembali menertawakan ku, aku dengan cepat beranjak menaiki tangga menuju kamarku.

Aku kembali membuka handphone ku, kulihat ada tiga bubble chat baru disana.

‘gabut banget'
‘pengen keluar’
‘ayo keluar jiyyo’

‘jalan keluar kedepan pintu, udah keluar ituu'

Dia mengirimkan banyak GIF raut muka sedih padaku, spam. Tolong handphone ku lag, bisa berhenti dulu?

‘ko lucu sii'
‘GIF nya' Balasku.

‘iya lucu'
‘kaya saya'

‘bleghhh, engga ada ya kaya gitu'

‘dih kok gitu'

‘GIF nya lucuu, kamu jeleg'

Dia mengirimkan ku banyak GIF lagi, raut muka sedih.

‘GABOLEEH SPAM!!’
‘pending iniii ih'

Dia masih terus mengirimkan GIF dan stiker sedih padaku, tolong handphone ku lag ini!

‘jeleekk’
‘mmarahh’

‘saya yang marahh'

‘jeleeeegg'

‘mau saya bunuh?’
‘saya peluk sampe kamu sesak'

‘engga maww, kamu bauuu’

‘iya sih, saya belum mandi tadi sore'

‘bleghhh, digigit tikus nantii'

‘gabakal’
‘tikusnya saya suruh buat gigit kamu aja'

Kita masih terus melanjutkan perdebatan konyol ini, hingga larut malam. Mataku sudah mengantuk, tapi tak bisa aku meninggalkan nya sendiri di kolom chat ini.

‘belum ngantuk kamu jiyyo?’

‘belum'

‘saya udah ngantuk nih'
‘saya tidur dulu ya, bbayy’

Syukur, sebenarnya aku sudah sangat mengantuk. Aku pun segera membersihkan tubuhku, mencuci wajahku, lalu kakiku. Dan menyusul ke alam mimpi. Tidur nyenyak, semoga tidak dikecewakan ekspektasi.


Selamat malam dunia!












Satu vote dari kamu sangat membantu buat aku semangat ngelanjutin cerita Rain, so please di pencet yaa tanda vote nya! Terimakasih!

Tunggu Rain di kelanjutan cerita yaa

Can I Be Your Boyfie? [Woongri]Where stories live. Discover now