Jiwoong berdiri sedikit jauh dari sebuah peti berwara putih dengan banyaknya bunga mawar merah yang mengelilinginya dan sebuah bingkai foto di atasnya. Jiwoong bingung dengan apa yang ditangisi semua orang di ruangan di dalam ruangan itu, semua orang mengenakan pakaian serba hitam. Jiwoong menyerngit menyipitkan matanya mencoba memfokuskan pandangannya pada objek di dalam bingkai tersebut. Entah kenapa pandangannya terus kabur saat mencoba melihatnya.
"Matthew. Kenapa fotomu ada di atas peti itu? Mereka salah memasang foto, kan?" tanyanya pada sosok yang sejak tadi ada disebelahnya.
"Tidak. Mereka tidak salah memasang foto, Jiwoong. Itu benar fotoku," jawabnya.
"Ha?" Jiwoong kembali melirik pada peti berwarna putih dan foto Matthew diatasnya, wajahnya menyerngit bingung.
"Kamu bercanda kan? Itu tidak lucu-" ucapannya terputus kala ia mendapati Matthew sudah tidak terlihat dalam pandangnya.
DEG!
"Ti-tidak mungkin!!" Jiwoong berlari menuju peti menyingkirkan semua barang yang ada di atas peti dan membuka peti yang belum dikunci itu dengan paksa. Matanya melebar tidak percaya mendapati orang yang baru saja ada di sebelahnya tadi sedang berbaring dengan mata yang terpejam damai. Pakaiannya sangat rapi dengan kemeja putih, sarung tangan putih, celana hitam, lengkap dengan kaos kaki dan sepatunya.
"SEOK MATTHEW!!"
***
"HEUHHH!!"
"Nak Jiwoong?" ujar seorang perempuan yang tampaknya seumuran dengan Ibunya ada di sebrang brankar milik Matthew.
Air mata kristal menetes tanpa pemiliknya sadari. Jiwoong beralih pada objek di sampingnya yang sedang menatapnya lega. Itu Matthew.
"Matthew... Kamu baik-baik saja?" tanya Jiwoong.
Matthew tersenyum dan mengangguk, "Aku baik-baik saja, Jiwoong. Terimakasih sudah menjagaku dari semalam," entah mengapa Jiwoong sedikit merasa déjà vu. Jiwoong sedikit bingung saat ini dia masih di bawah alam sadarnya atau sudah sepenuhnya terbangun.
"Nak Jiwoong. Terimakasih sudah menjaga Matthew selama ini, maaf sudah merepotkanmu," ujar perempuan yang tampaknya dia adalah Mama Matthew. Ucapan Mama Matthew tadi memecahkan lamunan Jiwoong.
"Tidak apa-apa, Anu..."
"Saya Mamanya Matthew,"
"Tidak apa-apa, Tante. Sama sekali tidak merepotkan. Bagaimana keadaan Matthew tadi?"
"Dia akan segera pulih. Dia hanya terkena serangan panik yang berlebihan. Besok atau mungkin beberapa hari lagi Matthew sudah boleh pulang," tutur Mama Matthew.
"Syukurlah," Jiwoong bernapas lega.
"Tadi ada temanmu satu lagi namanya Taerae . Sedang pergi keluar untuk membelikan makan untukmu. Kalian berdua belum makan apapun sejak tadi malam, kan?"
Jiwoong hanya mengangguk. Benar, perutnya saat ini terasa kosong dan keroncongan. Jiwoong dan Taerae pun akhirnya sarapan bersama di dalam ruangan itu.
Kejadian tadi malam terasa begitu cepat. Ambulans datang dan membawa Matthew di ikuti Jiwoong dan Taerae bersamanya. Jiwoong yang panik tidak bisa berpikir jernih terus meneriakkan nama Matthew sepanjang perjalanan.
Taerae yang sedikit tenang akhirnya bisa menghubungi Mama Matthew dan seluruh kamar dan perawatan di rumah sakit yang dituju itu sudah Mama Matthew pesankan. Jiwoong dan Taerae lah yang menemani Matthew di dalam kamar pasien saat Mama Matthew belum datang hingga akhirnya Jiwoong ikut tertidur di samping Matthew.
YOU ARE READING
[✓] Rose Blossom | WoongMatt/Ppusamz ♡
FanfictionSeok Matthew, anak yang tampan dengan tampang lucu dan polosnya membuat siapapun akan menyukainya. Namun siapa sangka sebelum Matthew menampilkan sosok yang sempurna itu ada rahasia kelam yang ia sembunyikan agar dirinya bisa sampai di titik ini. N...