17. Rumah Asing

150 77 103
                                    

Saat bel sekolah berbunyi, Salsa segera menuju rumah Randy. Ia menghubungi Aldi lebih dulu untuk tidak menjemputnya dengan alasan ia akan pergi untuk tugas kelompok bersama temannya. Mulai hari ini ia akan menjadi pengasuh Andika sepulang sekolah.

Saat Andika melihat Salsa menjadi pengasuhnya, bocah laki-laki itu sangat senang. Ia berlari dan memeluk Salsa, membuat Salsa tertawa karenanya. Andika mengajak Salsa ke kamarnya untuk bermain bersama. Di lantai berjejer beberapa mainan, salah satunya ada robot.

Salsa menyimpan tasnya dan mulai bermain bersama Andika. Salsa mengendarai mobil-mobilan menggunakan remot mengitari tubuh Andika hingga Andika tertawa terbahak-bahak. Selagi Salsa mengendarai mobil-mobilan, Andika bermain dengan robot miliknya. Ia menekan tombol yang ada di tubuh robot itu yang mengeluarkan berbagai macam suara.

Tatapan mata Salsa menangkap sebuah buku cerita di atas meja belajar. Ia meletakkan remot di lantai dan beralih mengambil buku itu. Sebuah buku cerita anak tentang perjalanan ke dunia lain. Salsa mengajak Andika untuk ke atas kasur dan mulai membacakan isi dari buku tersebut. Andika mendengarkan dengan saksama, sesekali menatap ke wajah Salsa.

Di pertengahan cerita, pintu kamar terbuka dan menampilkan Randy. Ia tersenyum melihat Andika dan Salsa yang tampak sangat akrab. Melihat Randy datang, Andika beranjak dari kasur dan berjalan ke arahnya. Karena Andika yang menghampirinya, Randy pun berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Andika.

“Kakak cantik bacain aku cerita, loh, Kak,” pamer Andika pada Randy.

Randy mengusap gemas kepala Andika lalu berkata, “Cerita apa, tuh?”

Andika mulai menceritakan kembali isi di dalam buku cerita. Yang paling Andika sukai adalah saat si tokoh mulai menembus pintu yang membawanya ke dunia lain. Randy mendengarkan Andika sambil sesekali mengangguk, memberitahu sang adik kalau ia mendengarkan. Cerita Andika berhenti saat ia melihat seorang wanita berada di depan pintu.

“Siapa ini?” tanya wanita itu yang tak lain adalah Fiona, ibu Randy.

Salsa yang melihatnya segera berdiri dari duduknya. Ia berjalan menghampiri Fiona untuk menyalami perempuan itu. Tangan Salsa terulur dan menjabat tangan milik Fiona sebentar. Senyum tipis terlihat di wajah Salsa.

“Salsa, Tante. Aku di sini bantu Tante buat ngurus Andika.”

Kening Fiona berkerut mendengarnya. Ia menoleh pada Randy yang habis memberikan robot pada  Andika, robot yang sama dengan yang sebelumnya. Randy lalu berdiri lalu berjalan mendekat ke arah Salsa dan Fiona.

“Kamu udah gak bisa jagain adek kamu sendiri sampe harus nyari pengasuh?” tanya Fiona dengan ketus. Tangannya terlipat di depan dada, menatap Randy tajam.

Randy yang merasa tidak enak pada Salsa akhirnya mengajak sang ibu untuk pergi dari kamar Andika. Mereka berjalan hingga sampai di dapur. Randy mengusap rambutnya kasar dan menghela napasnya dalam. Ia menatap sang ibu yang masih melihat tangannya di depan dada. Sejujurnya Randy merasa marah dengan ucapan Fiona tadi.

“Mama nanya gitu kayak pernah ngurus Andika aja,” ucap Randy melepaskan amarah dalam diri Fiona.

Tangan Fiona yang tadi terlipat di depan dada turun ke bawah. Keningnya berkerut. “Maksud kamu apa ngomong gitu?”

“Kan, emang iya. Mama itu cuma peduli sama Adit, anak tiri Mama daripada aku dan Andika yang anak kandung Mama.”

“Jaga mulut kamu, ya!” bentak Fiona.

Suara Fiona terdengar hingga ke kamar Andika. Salsa yang mendengarnya penasaran dengan apa yang terjadi. Meski begitu, Salsa tetap memilih berada di dalam kamar Andika. Salsa tahu diri kalau menguping pembicaraan orang jelas tidak sopan. Sebisa mungkin Salsa mencoba untuk membuat Andika nyaman dan tidak takut.

The Innocent Girl (Salsa) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant