Bagian 2

24 7 3
                                    

Selamat Membaca

5 Juni 2023, Selasa.

Pagi kedua sebagai anak SMA. Sama saja seperti pagi-pagi lainnya menurut Zoya. Bangun, mandi, siap-siap, sarapan, pergi, sekolah lalu pulang. Dan itu akan berulang-ulang setiap paginya.

Namun pagi ini berbeda, Bang Ali dengan sengaja pergi pagi-pagi dan meninggalkan Zoya dirumah saat dia masih siap-siap tadi. Itu membuatnya benar-benar kesal.

Ditambah lagi tadi malam dia tidak diperbolehkan untuk ikut ke Paris bersama Bunda dan Bang Ali besok. Kata Ayah, dia akan rajin dirumah minggu depan. Dan Zoya bisa ditinggal bersama Ayahnya. Zoya tidak bisa mengelak, selain itu karena perintah Ayah, dia juga sudah lama tidak quality-time bersama Ayahnya.

Zoya sekarang sedang kebingungan akan pergi sekolah dengan siapa. Bunda tidak mungkin akan mengantarkannya, donatnya harus diolah supaya bisa dijual. Dan dia pun tidak mungkin akan membawa motor, itu jelas dilarang oleh Bunda.

Zoya mengutak-atik handphonenya berbarengan dengan sarapannya, menanyai teman-teman dikelasnya siapa yang belum pergi sekolah karena pun jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Yang artinya sekitar 15 menit lagi, pintu gerbang akan ditutup.

Kelas X.E1 SMANSA Yogyakarta

Guys |
Permisi, siapa yang belum pergi  
sekolah? |
Boleh nebeng ga, guys? |

Hanya ini harapan Zoya. Hana dan Minha tidak bisa menjemput Zoya, mereka pergi dengan orangtuanya pakai motor. Tidak mungkin dia meminta orangtua mereka untuk jemput. Sangat tidak tau malu tindakan itu.

Bunda kembali dari kamar mandi dengan sekeranjang baju yang telah dicucinya.

"Udah tau mau pergi sama siapa dek?" tanya Bunda.

"Belum, Bun. Belum ada yang bales pesan Adek di grup kelas." jawab Zoya.

"Kenapa ga pergi sama Ghaisan aja dek? Sekelas kan?" kata Bunda sembari ikut duduk di meja makan dan mengambil sehelai roti.

Zoya menghela napas berat, "Males ah Bun kalau sama dia. Masalah kami yang kemaren aja belum kelar."

Bunda terkekeh, "Bunda sengaja ngga ngurusin urusan kamu bukannya diurusin malah didiemin."

"Udah Adek urus kemaren, Bun. Cuma ya gitu. Masih kesel aja sedikit." katanya.

"Yaudah. Sekarang adek mau dijemput temen atau naik bus aja? Atau Bunda pesenin gojek?"

"Bentar dulu, Bun. Adek liat grup dulu."

Zoya kembali membuka room chat grupnya dan melihat siapa saja yang sudah membaca pesannya.

Matanya terbelalak lebar saat melihat ternyata sudah hampir semua penghuni grup yang telah membaca dan tak satupun yang merespon. Dan salah satu dari yang sudah membaca itu adalah Ghaisan.

"Udah dibaca Ghaisan sih, tapi masa minta anterin dia sih?! Males banget! Tapi kalo ga gitu gue ga akan nyampe sekolah.." gumamnya sambil menggerutu hebat di dalam hatinya.

"Bun, menurut Bunda.."

"Iya, pergi aja sama Ghaisan. Kenapa? Gengsi? Mau Bunda bilangin?" tebakan Bunda benar, Zoya memang akan menanyakan itu.

"Em, gausah deh, Bun. Adek bilang sendiri aja. Yaudah, adek pergi sekolah dulu ya, Bun. Assalamualaikum, dadah Bunda.."

Aksara Ghaisan Where stories live. Discover now