CHAPTER 3

80 18 24
                                    

--Hoshi Studio--

Alunan musik berderu dengan semangatnya, seseorang sedang berlomba dengan beat musik yang sedang bermain. Keringatnya sudah mengaliri wajahnya, bahkan meninggallkan pola pada kaos hitam tanpa lengannya. Ia terus bergerak bertaruh dengan beat musik pilihannya.

Hingga suara musik itu sudah tak terdengar lagi, tergantikan dengan suara desahan nafas yang lelah setelah bergerak sepanjang musik dengan semangatnya. Helaan nafasnya masih terdengar mengisi ruangan yang dikelilingi cermin besar yang saat itu seolah sedang menatapnya sendirian.

Suara pintu kemudian terdengar. Pantulan seseorang terlihat memasuki pintu, ia terlihat celingukkan melihat sekitarnya. Mata Dokyeom kemudian menemukan orang yang di cari. Hoshi masih berdiri didepan cermin, menatap Dokyeom dari cermin itu dengan senyuman. Dokyeom membalas senyuman itu sembari mengangkat kedua tangannya menunjukkan seplastik minuman kaleng yang dibawanya. Ia memberi isyarat pada Hoshi yang langsung dimengerti Hoshi. Keduanya tertawa tanpa kata, seolah saling mengerti isyarat masing-masing.

--Taman—

Hoshi terduduk di kursi taman dekat gedung latihan, meneguk minuman kalengnya sambil menunggu Dokyeom yang sedang menelpon seseorang.

Hoshi memeriksa Handphone berharap ada pesan dari seseorang. Tapi nihil, tak ada satupun pesan atau panggilan. Hoshi menghela nafasnya dan kembali meneguk minumannya.

Dokyeom terlihat datang mendekati Hoshi sambil memainkan Hanphonenya dengan cepat. Ia kemudian duduk di samping Hoshi. Hoshi segera menyandarkan kepalanya pada bahu Dokyeom. Dokyeom sedikit terkejut kemudian melirik temannya itu.

"Kamu sudah mabuk?" tanyanya

"Belum..." jawab Hoshi manis "Tengkyu..." lanjutnya

"eh?"

"Aku tau kamu datang kesini untuk menghiburkukan?" balas Hoshi masih menyandarkan kepalanya pada bahu Dokyeom

Dokyeom tertawa mendengarnya, hingga membuat bahunya bergetar dan membuat Hoshi melepas sandarannya. Hoshi ikut tertawa mendengar ucapannya sendiri. Ia kembali meneguk minumannya.

"Aku benar-benar tidak bisa memahamimu" ucap Dokyeom sambil mengambil satu minuman kaleng untuk dibukanya

"Bahkan aku sendiri tidak bisa memahami diriku sendiri" balas Hoshi dengan senyuman sayunya

Dokyeom menoleh menatap wajah Hoshi yang tidak bisa digambarkan maknanya. Dokyeom menghela nafas panjangnya.

"Aku mungkin bukan pendengar yang baik, tapi kamu bisa mengandalkanku untuk menemanimu minum" ucap Dokyeom sebelum meneguk minumannya.

Hoshi tersenyum menundukan kepalanya "Sudah 1 minggu ini dia benar-benar tidak menghubungiku, bahkan hari ini aku masih berharap Handphoneku berdering untuk menerima telpon darinya" Hoshi melepas minumannya

"Kenapa tidak kamu duluan yang menghubunginya?"

"Karena aku yang meminta putus" balas Hoshi cepat

Dokyeom sedikit terkejut mendengarnya "kamu menyesal?" tanyanya

"Itu yang tidak aku pahami, aku tidak tau perasaanku yang sebenarnya"

Dokyeom terdiam mendengar jawaban Hoshi. Ia kemudian meneguk minumannya lagi, karena tidak tau harus berkata apa untuk pernyataan Hoshi.

"Kamu tau kan kami memiliki perbedaan usia 7 tahun, tapi selama 2 tahun bersama aku pikir aku sudah terbiasa dengan perbedaan itu, tapi semakin lama, ternyata aku merasa semakin jauh dan semakin sulit memahami prilakunya, mungkin karena aku semakin menua" cerita Hoshi diakhiri tawa sendunya

THE SECRET HEARTWhere stories live. Discover now