Bebas

1 0 0
                                    

Omar dan Fraya memasuki gedung kokoh yang menjulang tinggi itu. Bangunan tersebut dikenal dengan International Megah Mall . Pusat perbelanjaan terbesar di ibu kota ini memiliki tujuh lantai, puluhan tenant di setiap lantainya, dan tempat parkir yang luas.

Mereka langsung naik eskalator ke lantai 2. Di lantai itu ada toko baju langganan Omar.

Pria tersebut memiliki keanggotaan VIP di sebuah toko yang menjual berbagai fashion item untuk pria dan wanita. Tidak hanya pakaian, toko ini juga menjual tas, alas kaki, dasi, dan kacamata.

Ini bukan kali pertama Fraya diajak berbelanja di toko yang menjual produk fashion dengan brand ternama tersebut . Namun, Fraya masih canggung untuk membeli baju di sana.

Kenapa harus belanja di toko ini? Ada toko lain gak ? Fraya bergumam di dalam hatinya.

Dia tidak suka Omar mengundangnya ke toko ini. Gadis itu tidak senang bukan karena tidak sesuai dengan seleranya tetapi karena harga barang yang dijual di toko itu sangat tidak bersahabat dengan dompetnya.

Bayangkan harga yang ditawarkan mulai dari jutaan hingga puluhan juta hanya untuk sebuah barang . Barangnya mahal tapi kurang untung kalau dijual lagi.

Pertama kali Omar mengajak Fraya kesini, dia membelikan Fraya sepasang sepatu kerja yang harganya setara dengan gajinya dalam 1 bulan. Benar-benar harga yang fantastis, gumam Fraya saat itu.

Saat Omar dan Fraya memasuki toko, seorang petugas menyambut mereka di pintu masuk.

"Selamat siang, Kak," sapa salah satu pegawai toko dengan ramah.

Lalu dari dalam toko, muncul Manager yang sudah mengenal Omar.

"Selamat datang saudari Omar. Ada yang bisa saya bantu?" Manajer toko menyambut dengan senyum ramah.

Omar dan Fraya hanya membalas sapaan itu dengan anggukan disertai senyum simpul.

"Pak, bolehkah saya meminta 2 asisten untuk menemani saya berbelanja?" tanya Omar kepada manajer toko .

"Baik, akan saya siapkan" jawab Pak Reza, manager toko . Kemudian dia memanggil dua orang perwiranya yang sedang tidak sibuk.

Setelah berbicara dengan manajer , Omar mengalihkan perhatiannya ke Fraya.

"Sayang, kamu menemukan lima item untukku dan aku juga akan menemukan lima item untukmu." Omar berkata kepada Fraya dengan nada lembut.

"Lima? Bukankah itu terlalu banyak? Lagi pula, ini hanya untuk mengganti baju ini, kan!" Protes Fraya kaget mendengar ucapan Omar.

"Kalau saya bilang lima ya lima. Tidak perlu tawar-menawar." tegas Umar.

Fraya hanya menjawab dengan cemberut. Omar berkata lagi, "Kalau masih mau menawar, nanti saya suruh ambil 10 item ," kata Omar enteng.

"Huh, boros. Oke, lima potong, ya. Aku setuju. Bisa jadi baju, celana atau yang lainnya kan? Pokoknya 5." Fraya mengklarifikasi perintah Omar.

"Ya, sayang," kata Omar lembut. Keduanya setuju dengan hasil dari lima item.

"Saya melepas mantel ini. Saya tidak punya kebebasan untuk bergerak, nih," protes Fraya.

Fraya melepas mantel yang menutupi bahunya yang terbuka. Dia melakukan itu tanpa meminta persetujuan kekasihnya. Dia memberikan setelan itu kepada Omar dan pria itu memakainya.

Pak Reza, manager toko menghampiri dua sejoli yang sedang asik berbincang. Ayah sang manajer membawa dua anak buahnya untuk menemani Fraya dan Omar berbelanja. Keduanya berpisah untuk berbelanja di sisi yang berbeda.

Menemukan CintaWhere stories live. Discover now