Preparation

9 4 0
                                    

# Happy Reading #

Jangan lupa vote sebelum membaca.

Fraya adalah seorang gadis yang sudah dipacari Omar selama 4 tahun. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Farah, adik Fraya saat ini masih kuliah di salah satu universitas di Kota Bandung. Sedangkan Fandi, Si Bungsu masih di bangku SMA.

Fraya hidup terpisah dari keluarganya. Dia menempati kamar kos semenjak dia belajar di perguruan tinggi. Orang tua dan kedua adiknya pindah ke Kota Bandung karena pekerjaan Sang Ayah. Sehingga gadis yang berperawakan langsing dengan kulit putih sebersih kapas itu terbiasa hidup mandiri.

Saat sebelum makan siang. Fraya tengah sibuk melakukan perawatan luluran sekaligus pijat di kamar kosnya. Ruangan yang berukuran 6 x 6 meter itu cukup luas jika hanya ditempati satu orang saja.

Dia setiap bulan memanggil Mbak Susan untuk membantunya luluran. Ibu rumah tangga dengan dua anak ini sehari-hari kerja di Spa Salon. Kalo Mbak Susan libur, dia kerja sampingan dengan melakukan perawatan panggilan.

Mbak Susan bisa massage, luluran, manicure, pedicure, atau facial. Jasa yang ditawarkan Mbak Susan bersahabat dengan kantong anak kos. Makanya Fraya dan penghuni kos lainnya menjadi langganan Mbak yang rumahnya bersebelahan dengan ibu kos.

"Mbak, setelah ini ada kerjaan lagi?" tanya Fraya basa-basi.

"Iya, non. Habis ini mau ke kamar Cempaka, kamarnya Mbak Sara " jawab si Mbak yang sudah lima tahun kerja di Spa Salon.

"Oh, kamar yang ujung. Yang baru dihuni sama mahasiswa ya," ujar Fraya datar sambil menikmati pijatan Mbak Susan di telapak kakinya.

"Iya, Non. Eh, Non tau nggak, kalau Sara ditaksir sama anak ibu kos." Mbak Susan memulai rumpiannya.

"Oh, maksudnya Yudha? Mbak tau dari mana?" selidik Fraya dengan gaya pantainya.

"Sudah jadi bahan omongan ibu-ibu sekitar kos, Non. Katanya mereka sering lihat Mas Yudha antar jemput Mbak Sara. Mereka janjian di ujung perempatan jalan," ungkap Mbak Susan sambil mengusap lulur ke kaki kiri Fraya.

"Kalau Yudha sih, memang gitu kelakuannya. Setiap ada penghuni baru, selalu didekati duluan. Kalau kepincut, bisa lanjut pacaran kayak Si Deborah dulu. Mbak Susan masih ingat nggak sama cewek yang pernah tinggal di kamar flamboyan?" beber Fraya menimpali omongan dari Mbak Susan.

"Oh, yang rambut pendek, badannya tinggi tapi mukanya judes itu, ya?" Mbak Susan mencoba mengingat.

"Iya. Cewek itu pernah ngaku pacaran sama Yudha. Lalu mereka putus dan akhirnya dia pindah kos dari sini," urai gadis yang berumur 25 tahun itu.

"Non Fraya, apa dulu juga pernah didekati sama Mas Yudha waktu awal tinggal disini?" tanya Mbak Susan sembari mengusapkan lulur ke kaki kanan Fraya.

"Iyalah. Tapi aku cuek sama dia. Lama-lama dia bosan PDKT sama aku. Sampai akhirnya aku punya pacar dan Yudha gak pernah muncul di depanku. Dia seperti menghindar. Aku biarin aja. Toh, aku nggak punya salah apa-apa sama dia," jelas Fraya dengan rasa sedikit kesal.

"Oh, begitu Non. Pantas aja. Saya nggak pernah lihat Mas Yudha ngobrol sama Non Fraya." Mbak Susan mengusapkan lulur ke punggung Fraya sambil memijat lembut.

"Mbak Susan, boleh nanya nggak? Tapi ini agak pribadi sih." Fraya meminta ijin dengan sopan.

"Mau tanya apa, Non?" balas Mbak Susan sambil mengernyitkan keningnya.

"Mbak Susan dulu nikahnya umur berapa?" Fraya mencoba bertanya dengan sopan.

"Saya dulu nikah umur 20 tahun, Non. Kenapa? Apa orang tua Non Fraya sudah buru-buru menyuruh untuk berkeluarga?"

"Nggak hanya keluargaku, bahkan orang tua dari pacarku pun juga pernah menanyakan hal itu waktu aku berkunjung ke rumahnya sebulan yang lalu," ungkap Fraya.

"Tapi aku nggak cerita ke pacarku tentang perkataan mamanya," imbuhnya sambil menikmati layanan pijat ekonomis ala Mbak Susan.

Sebenarnya masalah untuk segera ke pelaminan ini pernah Mama Irma utarakan waktu Fraya menghadiri acara Keluarga Besar Iskandar beberapa waktu yang lalu. Namun Fraya belum memberi kepastian jawaban kepada Ibu dari pacarnya.

"Mbak Susan menyesal nggak nikah di usia muda?" tanya Fraya.

"Kalo saran saya Non. Lebih baik bersenang-senang dulu. Puas-puaskan pacaran. Memadu kasih dengan orang yang kita cinta. Kenal banyak teman. Pergi ke manapun yang kita inginkan. Karena kalo kita sudah melangkah ke jenjang pernikahan, kebebasan kita terbatas, Non," jawab Mbak Susan panjang lebar.

"Oh ya!" seru Fraya sambil mengangguk. Dia mencoba mengerti perkataan Mbak Susan.

"Belum lagi jika kita baru menikmati manisnya bulan madu, tiba-tiba kita hamil dan segera punya momongan. Wah, selanjutnya kita pasti dibikin kelimpungan dengan hadirnya bayi." Mbak Susan nerocos sambil melakukan pekerjaannya.

"Lalu, Mbak Susan kok bisa melewati semua itu?" Fraya bertanya lagi karena belum memahami kondisi lawan bicaranya.

"Namanya juga penyesalan, Non. Selalu datang terlambat. Seandainya saja saya dulu nggak terpikat dengan janji manis suami, mungkin nasib saya nggak jadi begini?" ucap Mbak Susan dengan nada sedih.

"Jadi begini gimana maksudnya, Mbak?" tanya Fraya yang semakin bingung.

"Bayangkan non, usia saya masih 30 tahun. Sudah dibikin sibuk ngurusin dua anak yang punya kebutuhan sekolah, biaya hidup sehari-hari dan lainnya. Penghasilan suami nggak tetap, makanya saya sampai berkorban ngisi waktu libur saya dengan kerja lembur kayak gini. Sampai-sampai saya nggak punya waktu untuk saya sendiri. Semuanya saya lakukan untuk keluarga," tutur si Mbak yang rambutnya selalu dikuncir mengawali curhatannya.

"Seandainya saya tidak buru-buru menikah. Dengan sabar menunggu suami dapat kerjaan yang penghasilannya pasti ada tiap bulan, mungkin nggak akan seperti ini. Melamar kerja dengan status menikah, lebih susah daripada status lajang," sambung Mbak Susan menerangkan apa yang dia sesalkan.

"Begitu ya mbak. Makasih ya sudah memberi saya pencerahan."

"Iya mbak sama-sama. Saya juga senang berbagi pengalaman meski mungkin sedikit memalukan."

Setelah selesai memberi lulur dan memijat Fraya, Mbak Susan pamit. Fraya merasa iba setelah mendengar sedikit kisah hidup Mbak Susan. Dia memberi tip yang lebih, berharap Mbak Susan bisa terbantu untuk meringankan beban hidupnya.

Fraya memikirkan kembali setiap kata-kata yang diucapkan Mbak Susan.

(Kira-kira jika nanti Omar melamar, apa jawaban yang diberikan Fraya?)

❤ To Be Continued ❤

❤ To Be Continued ❤

Versi novel bisa dilihat di Mangatoon dengan judul

"Menemukan Cinta"

Jangan lupa vote ya

May God have bless to you 😘

Menemukan CintaWhere stories live. Discover now