18. Abang?

74 57 6
                                    

Hai pinky' aku haha😠👊🏻

Jangan lupa vote dan komen banyak'biar cepet up!!!

Aku up setelah chapter ini melebihi chapter sebelumnya yawww🙆🏻‍♀️💗

WARNING!
DILARANG BERKOMENTAR YANG NEGATIF, JIKA ADA YANG SALAH/KURANG MENARIK DI CERITA INI TOLONG KASIH NASEHAT/BAHASA YANG BAIK DALAM BERKOMENTAR, JIKA KALIAN BERFIKIR CERITA INI SAMA DENGAN CERITA PENULIS' LAIN KEMUNGKINAN ITU HANYA KEBETULAN KARENA KITA TIDAK TAU APA YANG KITA PIKIRKAN SAMA DENGAN PIKIRAN ORANG LAIN, JADI MAKLUMI SAJA SEMUA PENULIS PASTI SERING MENGALAMI HAL SEPERTI ITU!!!

(⁠づ⁠。⁠◕⁠‿⁠‿⁠◕⁠。⁠)⁠づ

Selamat menjelajah frend 💗✨

18. Abang?

"kalo pertanyaan nya, siapa yang buat hidup gue berubah hanya karna jatuh cinta, berarti pertanyaan itu memang selalu punya lo, lo inspirasi gue, pindah dari lo berarti pindah dari hidup gue yang lalu, lo bener-bener buat gue bahagia cil" LANGIT GALAKSI.

˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚

Pagi itu Langit yang sudah berjanji kepada Vivi akan mengantarkan dirinya ke makam untuk berziarah kubur ke makam kakaknya itu.

Tak lupa Langit membeli setangkai bunga untuk di bawa ke makam dan di taburkan di atas gundukan tanah yang menyelimuti almarhum kakak dari Vivi.

Tak menunggu lama Langit pun sudah sampai di depan rumah Vivi dan langsung membawa Vivi untuk pergi berziarah kubur.

"Bocil, gue udah sampai nih" belum sempat selesai berbicara Langit langsung tercengang melihat Vivi yang terlihat cantik dengan memakai baju dress berwarna hitam dan kerudung hitam dominan sekali dengan warna dress yang Vivi pakai.

"Cil astaga lo cantik banget" seru Langit dengan hati yang berbinar binar.

"Langit ish ini masih pagi tauuuu" jawab Vivi dengan memanyunkan bibirnya seperti bebek.

"Oh mau gue bungkam mulut lo pake mulut gue iya?" Goda Langit dengan tangan yang bersedekap.

"Ih nggak mau, kata bunda bolehnya nanti aja kalo udah sah hehe" jawab Vivi dengan tawa polosnya.

"Ih gek meu kete bende nente eje kele edeh seh" tiru Langit dengan mengejek Vivi.

"Udah ah ayo berangkat" seru Vivi mengalihkan pembicaraan.

"Udeh eh aye biringkit" turu Langit lagi dengan menuntun Vivi.

"Aaaa Langit!" Kesal Vivi.

"Iya iya Cil nggak aelah" ucap Langit yang sudah menaiki motornya.

Tanpa lama-lama lagi Langi pun langsung melajukan motornya untuk menuju makam dan berziarah.

Pasti di hati Vivi akan ada rasa rindu terhadap kakaknya tersebut belum sempat dirinya melihat seorang kakak yang seharusnya menjaga dirinya malah pergi terlebih dahulu meninggalkannya.

Tak selang beberapa menit kemudian mereka berdua pun telah sampai di depan makan dengan Langit yang juga akan berziarah ke makam ayahnya.

LANGIT GALAKSI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang