- 01 -

641 57 7
                                    

「 — 𝗨𝗣 𝗧𝗢 𝗗𝗢𝗪𝗡 — 」
———————
|
|
|


"Nghh mnh.. tuan aku sudah tidak sabar.."

"Aku juga, sayang."

Chou — Menyeringai beringas, Ia mulai menciumi ceruk leher putih itu dengan kasar. Tangannya di guna menangkup wajah mungil itu agar tidak kemana-mana, melainkan satu tangan lainnya memegang pinggang erat.

"Ahh.. mnh.."

Jari lentik itu mengusap pundak Chou dengan sensual, perlahan turun ke dada bidang lelaki itu dan mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.

Chou mengigit pelan di area leher wanita itu, tangannya yang berawal memeluk pinggang berubah menjadi kearah pantat. Ia meremas salah satu dari pantat itu yang berhasil membuat wanita dalam kukungannya memekik kecil.

"Mendesahlah lagi, aku menyukainya." Puji Chou menatap wanita dihadapannya.

Satu tangannya menangkup erat wajah mungil itu, baru saja mereka ingin menempelkan bibir. Tiba-tiba suara dering ponsel Chou berbunyi.

"Tck, apalagi?!"

Chou melepaskan wanita yang baru saja Ia ajak beradegan romantis, tangannya merogoh kantong celananya dan mengangkat ponsel yang tidak berhenti bergetar.

"Apa?!" Sahutnya tidak ramah.

Terdengar kekehan di ponselnya, "Santai aja dong bro, balik ke kantor sekarang. Gw ada kerjaan baru buat lu." Balas sang penelepon.

Lagi-lagi Chou berdecih, Ia menatap kearah wanita yang baru saja disewa itu duduk memandanginya. "Harus sekarang banget ya?" Tanyanya tidak ikhlas.

"Tentu saja sekarang, kapan lagi? Cepetan balik sebelum gw kebiri lu." Ancam sang penelepon.

Piip!

Hubungan diputuskan, Chou mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar duit. "Nih." Ia memberikannya kepada wanita sewaan itu dengan ekspresi kurang mengenakkan.

"Kita tidak jadi bermain, Tuan?" Tanya wanita itu.

Chou mengusak rambutnya frustasi, "Kapan-kapan lagi." Balasnya. Setelah itu Ia berjalan keluar dari kamar hotel yang disewa, tak bisa ditutupi bahwa wajahnya terus menekuk saat telepon dari temannya menganggu.

Ia memencet tombol lift, lagi-lagi ponselnya berdering yang memunculkan notif dari teman sekerja-nya. Keningnya kembali mengerut sebelum akhirnya mengabaikan notif tersebut karena pintu lift yang terbuka.

[NOTIF] Alucard; Lu bakalan suka proyek kali ini. kkk.

---

Seorang lelaki tampan berjas formal yang diduga seorang Manager, beberapa kali berjalan mondar-mandir dengan ekspresi sedikit gelisah. Pasalnya Ia sudah membuat perjanjian melainkan modelnya belum sampai disini.

Fotografer — Alucard, hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan sahabat karibnya. "Woi, ude. Gausah sok-sokan khawatir, Chou bakalan datang bentar lagi." Ucapnya berniat menenangkan.

Manager itu — Claude, mengigit bibirnya gelisah. Ia mengacak rambutnya frustasi yang bahkan sudah di tata dengan susah payah nyaris setengah jam, sekarang berantakan begitu saja.

"Gimana gw bisa tenang?! Agensi yang gw ajak collab kali ini bukan agensi kecil, kalau sampai ketauan Chou belum datang juga. Mau ditaruh mana muka gw?!" Oceh Claude.

Alucard mendengus geli, "Taruh di pantat lo." Sahutnya asal. Tak lama Ia dilempari barang oleh Claude. Keributan itu langsung berhenti saat terdengar ketukan pintu.

𝗨𝗣 𝗧𝗢 𝗗𝗢𝗪𝗡Where stories live. Discover now