- 05 -

563 41 9
                                    

Sinar matahari menembus dari jendela, membuat pemuda yang sedang bermimpi mulai terbangun karena gangguan. Chou mulai membuka kedua matanya.

".. mnhh.. jam berapa ini...?" gumam Chou mengucek mata.

Butuh beberapa menit Ia gunakan untuk mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, Chou dengan mata terpejam (lagi) mulai menapakkan kakinya ke lantai yang dingin.

Dengan mengandalkan naluri, Chou berdiri dengan mata yang masih tertutup. Ia merenggangkan semua ototnya agar rileks, mencoba membuka kedua mata yang sudah nyaman untuk tertutup.

Sniff sniff . .

Perlahan kedua mata Chou terbuka saat hidungnya mencium harum makanan, segera Ia berjalan keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur.

Suara langkah kaki Chou menggema di seluruh ruang tamu itu, Ia langsung berhenti di depan dapur menatap pemandangan yang sama seperti kemarin sore.

"Hm? Selamat pagi, tidur nyenyak?"

Paquito menengok kearahnya sembari memegangi panci, dengan tangan satunya memegang spatula. Pemandangan yang mulai tidak asing di mata Chou sekarang.

"Saya membuat scrambled eggs with bacon, dan garlic bread. Semoga kau menyukainya." 

Mata Chou membulat saat mendengar menu sarapan Ia kali ini, "Scrambled eggs with bacon dan garlic bread? Itu makanan kesukaan ku." Balasnya. Paquito seketika antusias mendengarnya.

"Benarkah? Tampaknya kita memiliki makanan favorit untuk sarapan." Yang lebih tua meletakkan makanan itu di piring yang berbeda.

Sontak model muda itu melangkah maju untuk menuju ke meja makan, "Aku tidak menyangka kita punya selera yang sama, Senior." Ucapnya. Paquito mendengus geli.

"Begitupun saya." Balasnya.

Sekilas Chou menunjukkan senyum, entah mengapa rasanya sangat menenangkan bisa berbincang lebih dekat dengan seniornya. Padahal biasanya Chou adalah pria yang kaku pada orang baru, tapi kali ini berbeda.

Tanpa diminta lagi, Ia langsung mengambil posisi duduk di kursi meja makan. Paquito meletakkan gelas beling kosong disamping makanan Chou, Ia membuka kulkas.

"Apa yang kau inginkan untuk minuman? Jus jeruk atau susu?" Tanyanya.

"Susu!" Minta yang lebih muda dengan nada gembira. Membuat Paquito hanya bisa geleng-geleng melihat tingkahnya.

Tangannya mengambil kotak susu putih itu lalu menuangkannya ke gelas yang kosong, "Benar-benar seperti anak kecil." Komentarnya menatap Chou.

Yang dikomentari hanya menunjukkan senyum kikuk sekilas sebelum meminum susu dingin itu. Terlihat bagaimana Chou meminum susu itu seperti anak kecil kehausan, Ia langsung menyisakan hanya seperempat dari gelasnya.

Paquito yang duduk berhadapan hanya terkekeh sembari memakan sarapannya, mereka berdua fokus pada makanan dihadapannya. Menikmati tiap kunyahan dan rasa di lidah.

"Mnh!! Ini rasanya seperti masakan ibuku!" Puji Chou.

Paquito meletakkan alat makannya, "Senang itu mengingatkan mu pada rumah." Balasnya mengambil gelas minumnya. Ekspresi Chou seketika berubah, setelah mendengar kata-kata yang seniornya keluarkan.

Melihat perubahan ekspresi yang terjadi, Paquito langsung merasa bersalah. "Maaf, apakah perkataan saya ada yang menyinggung?" Tanyanya memastikan. Tetapi, Chou justru menggeleng.

Ia tersenyum kembali, tapi ada yang berbeda kali ini. "Tidak apa-apa senior, itu hanya masalah masa lalu." Balasnya diakhiri kekehan canggung.

Paquito menatapnya khawatir, tapi melihat sikap Chou yang menutup diri membuatnya hanya bisa mengiyakan saja. Ia tidak mau ikut campur terlalu dalam pada masalah juniornya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝗨𝗣 𝗧𝗢 𝗗𝗢𝗪𝗡Where stories live. Discover now