16

1.2K 62 0
                                    

"I---iya, tapi kak i----,"

"Ikut," orang itu menarik tangan Keyala kasar mendekati kerumunan itu, tak segan-segan dia mendorong orang yang menghalangi jalannya.

"STOP!"

Seketika semua para siswa itu berhenti menyerang Raden, mereka hanya bisa diam di tempat tanpa ada yang berani mengeluarkan suara ribut sedikitpun, dan mereka juga tidak berani untuk bergerak sedikitpun.

"Lawan gue!"

Mereka semua hanya diam dan menunduk, mereka nampak syok dengan kehadiran Arik di sini, mereka sangat takut sekali dengan Arik karena selain Arik itu terkenal dengan ketua geng motor dia juga sangat jago dalam bela diri, dan tidak ada yang bisa mengalahkannya.

"Raden, kak," Keyala menunjuk Raden yang bersandar di pojok ruangan kelasnya.

Arik berjalan mendekati Raden yang masih terdiam di tempat dengan nafas yang tidak beraturan. Arik membawa tubuh Raden bersandar di dadanya.

"Gue tandain lo semua!" Ucap dingin Arik kepada mereka semua. Mereka nampak terkejut setelah Arik mengucapkan itu, sangat bahaya sekali, karena Arik bisa saja melakukan apapun yang dia mau bahkan jika mau bisa saja satu nyawa melayang di tangannya.

"Ahhh hah... Haaa... Arhhh... Sakhhithh..." Bahkan untuk bicara satu kalimat saja rasanya sangat susah sekali. Kedua tangannya yang terus menekan dada nya dan kakinya yang tidak bisa diam.

"Den, den, Raden plis jangan kaya gini," tanpa Keyala sadari dia menangis mengkhawatirkan kondisi Raden yang kesusahan untuk bernafas di pelukan Arik. Keyala tidak tega melihat Raden seperti ini, kemarin dia melihat tubuh Raden ada di bawah tumpukan meja dan kursi bekas, dan sekarang dia melihat anak itu kembali terluka karena ulah temannya sendiri sampai Raden tidak bisa bernafas seperti ini.

"KETERLALUAN KALIAN! KETERLALUAN!" teriak Keyala.

"Minggir anjing!"

"Rik, Rik, Rik, Lo apain lagi anak orang Jing! Eh eh ini nafas yang bener dong woy!" Putra yang baru datang langsung panik sendiri, dia mengambil alih tubuh Raden jadi berada di pelukannya.

"Kamu siapa? Kamu dari sekolah mana? Kenapa bisa masuk ke sini? Kamu tau sekolah ini di lar----"

"Bacot jir, minggir lo semua!" Putra langsung menggendong Raden dengan Keyala yang setia membuntuti Putra.

Sedangkan di dalam kelas hanya ada Arik yang tersisa, tangannya sudah terkepal sempurna, mereka semua sudah memancing emosinya karena telah merunding temannya.

Bughh

Bughh

Bughh

Arik memukul mereka semua satu persatu, dan merekapun tidak ada yang bisa melawan, bahkan ada yang di injak pun mereka hanya pasrah, bagaikan maju kena mundur kena jika sudah berhadapan dengan seorang Arik.

Kenapa seperti itu? Ya karena jika mereka melawan Arik akan semakin membabi buta, jika mereka pasrah, itu sama saja menyerahkan nyawanya kepada malaikat pencabut nyawa. Ya sekejam itulah seorang Arik ketika dia bertindak.

PLAKKK

"Jalang!"

PLAKKK

"Gak ada harga dirinya Lo jadi cewek!"

Plakk

Arik tidak hanya memukul para cowoknya, dia juga menampar satu persatu cewek yang dari tadi hanya menonton saja tidak ada niatan untuk memisahkan, justru mereka malah bersorak gembira.
____________

"Gak balik lagi ke sekolah?" Tanya putra kepada Keyala.

"Gu--- emmm---."

"Gak usah khawatir, gue gak bakalan ngapa-ngapain dia kok."

RADEN Where stories live. Discover now