46

732 34 0
                                    


Datang ke sekolah Raden bukannya memerhatikan guru yang sedang mengajar, dia malah tertidur lelap di bangkunya, itu karena tadi malam Raden tidak tidur jadilah di pagi hari Raden merasa ngantuk dan tidur lelap.

Tidak ada yang membangunkannya, karena mereka terlihat sangat Sudi sekali mengobrol bahkan menyentuhnya saja tidak Sudi. Kejam sekali bukan. Sang guru pun yang sedang mengajar sepertinya tidak melihat Raden, buktinya beliau tidak membangunkan Raden.

Hingga jam pembelajaran ke dua, mata pelajaran berganti otomatis guru yang mengajar pun berganti. Sepertinya beliau melihat Raden yang tertidur.

Brakkk

Raden tersentak memegang dadanya karena kaget, dia merasa nyawanya di tarik paksa untuk bangun.

"Bu, kira-kira dong," ucap Raden.

"Kenapa kamu tidur di jam pembelajaran saya hah?!" Tanya guru itu.

"Saya ngantuk," ucap Raden tanpa melihat guru itu.

Brakk

"Kalo mau tidur itu di rumah bukan di sekolah!"

"Hah... Bentar Bu kayaknya saya serangan jantung," ucap Raden lirih, entah berbohong atau benar tapi yang pasti guru itu melihat wajah Raden yang memerah dan berkeringat, jangan lupakan tangannya yang terus menekan dadanya.

Brakk

Lagi dan lagi bangku Raden di pukul menggunakan gagang sapu kelas.

"Bu.. Bu bentar."

"Jangan banyak alasan, bangun kamu, dan perhatikan saya di depan!" Ucap guru itu. Tanpa merasa bersalah gitu itu malah memulai pembelajarannya.

Sedangkan Raden, dia kini tengah mengobrak Abrik tasnya untuk mencari barang berharga yang telah menjadi tema baru Raden.

Setelah mendapatkannya Raden langsung keluar tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada sang guru membuat gitu itu mengeram marah.

Kini Raden berada di toilet, tanpa bantuan air Raden memasukan beberapa butir obat ke dalam mulutnya, pahit tapi Raden tahan. Badan Raden menyender ke tembok toilet, obat yang dia makan sudah melebihi dosis tapi rasa sakitnya masih belum mengurang malah bertambah sakit, Raden di buat kewalahan sendiri menahan sakit yang begitu menyiksanya.

Entah kenapa ketika Raden sakit seperti ini dia malah terus teringat dengan keluarganya, dia ingin keluarganya ada di sisi Raden ketika seperti ini, memberi semangat untuk Raden. Nyatanya sekarang Raden hanya sendirian di sini di dalam toilet tanpa ada seorangpun yang tau jika saat ini Raden tengah menahan rasa sakit yang amat menyiksanya.

Sekuat apapun dia menahan rasa sakit itu, akhirnya Raden kalah juga, kegelapan yang menguasai tubuhnya. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, Raden hanya berharap jika tidak ada satu orangpun yang tau dirinya ada di dalam sini, hingga Raden sadar kembali.
____________

"Key, perasaan tadi tuh anak sekolah deh, kok sekarang nyisa tasnya doang?" Tanya Ilham sembari menenteng tas milik Raden.

"Ya mana gue tau, dari pagi gue belum ketemu sama nih anak."

"Liat aja kalo gue ketemu sama dia."

"Macem-macem gue talak Lo!"

"Eh eh sayang atuh sayang jangan main talak aja, plis lah," Ilham mengejar Keyala di belakang. Keyala hanya bercanda tapi kenapa Ilham begitu mendalami sekali.

"Mending kita cari di Raden."

"Kemana?"

"Pohon keramat."

Tanpa bicara lagi mereka berdua langsung ke tempat yang di maksud Ilham tadi. Setelah sampai di sana mereka celingak celinguk mencari keberadaan Raden di atas pohon.

"KAMPRET LO ANJIR! TURUN GAK LO!"

"Apaan?"

"Lama-lama gue tebang nih pohon ya!" Teriak Ilham dari bawah.

"Aaaaaaaaaa!"

"AAAAA tolong ada yang kesurupan lagi!"

"Aaaaaaa!"

"Kabur woyyyyy!"

Ilham dan Keyala yang berada di bawah merasa merinding, baru juga ngomong nggak di tebang beneran sudah ada yang kesurupan, gimana kalo di tebang beneran.

"Naik key naik!" Ilham mendorong dorong tubuh Keyala pelan.

"Gue pake rok!"

"Udah kalian di bawah aja hahaha, dia udah bilang sama gue gak bakalan ganggu kalian," ucap Raden dari atas pohon.

"Tenang key, tenang ada gue di sini, gue janji gue bakalan lindungi Lo dari makhluk harus yang ada di poho ini," Ilham memeluk Keyala dengan erat.

Trakk

"Anjing sakit goblok!" Adu Ilham, dasar Raden si manusia laknat, bisa bisanya dia melemparkan jambu batu yang belum matang tepat di kepala atas Ilham.

"Ya Allah liat tuh liat hamba mu yang itu ngomong kasar ya Allah, pecat aja jadi manusia ya," ucap Raden dengan tangan yang menadah ke atas.

"Turun gak Lo!" Ilham menunjuk Raden di atas.

"Ya Allah liat dia emosian terus, azab aja biar jasadnya ke giling blender!"

"GUE KRISTEN ANJING!" Ucap Ilham.

"Hah? Nama Ilham tapi kok Kristen aneh banget sih!"

Keyala tersenyum melihat kelakuan mereka berdua, sama persis seperti kucing dan tikus.

Gubrakk

"AAAAAAA Raden badan Lo berat anjing!" Ilham menjerit ketika tubuh Raden yang menindih tubuh Ilham.

"Untung Lo punya badan gede ham, jadi pinggang gue aman dah," Raden bangkit dari atas tubuh Ilham, sedangkan Ilham masih setia tengkurap karena merasa pinggangnya yang seperti patah.

"AAAAA mamah tolongin Iam."

"Anak anjing," lirih Raden namun masih terdengar oleh Keyala dan Ilham.

"Eh maksudnya anak mamah."

"Key bawa ke rumah sakit sonoh, jangan lupa bilang ke dokternya buat amputasi pinggangnya sekalian," ucap Raden.

"Raden sialan Lo anjir! Gue doain kesandung tai ayam!" Ucap Ilham.

"Apaan tai ayam? Muka Lo kaya tai ayam hahaha."

Raden melengos pergi begitu saja tanpa membantu Ilham yang masih tengkurap di tempatnya tadi.









____________________________________

RADEN Where stories live. Discover now