33 Laut Birru

9.1K 1.2K 166
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

-
-
-

Setelah lebih dari satu jam perdebatan mereka terjadi. Zoya keluar dari kamar. Ia turun ke bawah memeriksa apa Al Birru ada di bawah. Dan benar saja. Ketika ia turun, laki-laki itu tengah duduk di atas sofa ruang tengah. Dengan langkah pelan, Zoya mendekat dan berdiri di sebelah sofa Al Birru.

Menyadari kehadiran istrinya, Al Birru menoleh ke sebelah, ia berdiri dan wajahnya begitu kacau.

"Zo." suara Al Birru bergetar menahan tangis.

Tanpa mengatakan apapun, Zoya melebarkan tangannya dan memeluk Al Birru. Saat itu juga Al Birru menangis di pelukan Zoya.

"Maafin aku. Aku bentak kamu, aku kasar sama kamu. Maafin aku, sayang."

Zoya mengusap punggung Al Birru, ia menepuk-nepuk pelan lengan suaminya itu.

"Aku minta maaf, Zo."

Zoya melepas pelukannya, ia duduk di sebelah Al Birru. Menatap intens wajah laki-laki itu. Jemari dingin Zoya mengusap air mata Al Birru, ia menyisir lembut rambut lebat lelaki itu.

"Zoya minta maaf karena udah buat Mas Birru marah."

"Aku yang salah, Zo. Aku nggak bisa ngontrol emosi aku."

Zoya menghela napas kecil. Ia mengusap rahang lelaki itu.

"Ssstt, jangan nangis lagi. Suara kamu tinggi tapi itu nggak jadi masalah. Aku tahu kamu lagi ngerasa nggak nyaman kalau aku bicara soal itu lagi. Aku minta maaf, ya, sayang," ucap Zoya.

Tanpa aba-aba, Al Birru langsung mencium bibir Zoya, ia menarik lembut tengkuk Zoya agar semakin dekat dengannya. Baru saja Al Birru menyatukan bibirnya, Zoya sudah menghindar. Dengan napas memburu, Al Birru menatap Zoya.

"Menghindar lagi?"

Zoya menggeleng kepala.

"Napas kamu bau rokok. Aku nggak bisa."

Al Birru menghela napas kecil. Ia mengusap bibirnya. Lalu menggeleng kepala.

"Maaf, tadi aku ngerokok. Aku ke kamar mandi sebentar." Al Birru berdiri dan segera pergi menuju kamar mandi.

Zoya menghela napas kecil setelah kepergian suaminya. Ia menatap ke arah meja, asbak di sana penuh dengan puntung rokok. Sepertinya Al Birru menghabiskan satu bungkus dalam satu jam. Ia menggeleng kepala dan naik ke atas menuju kamar.

Saat Al Birru keluar dari kamar mandi. Ia tidak mendapati Zoya di sana. Hingga akhirnya ia beralih ke kamar. Saat ia membuka pintu, ia terkejut melihat Zoya yang duduk di atas ranjang tengah mengenakan lingerie.

Zoya menatap Al Birru dengan tatapan sayu. Dan langkah Al Birru semakin mendekati Zoya. Ia naik ke atas tempat tidur dan duduk di hadapan istrinya.

"Aku minta maaf sama kamu," ucap Zoya sembari mengusap dada suaminya.

"Zo?"

Rambut panjang Zoya terurai rapi. Kedua tangannya terangkat menyentuh kemeja dan mulai membuka satu persatu kemeja al Birru.

"Kamu benar. Nggak seharusnya aku mengungkit soal musibah paling menjijikkan itu. Harusnya aku lebih bisa berdamai dengan keadaan yang sekarang. Dan kamu benar, kita perlu berusaha yang lebih baik lagi."

Al Birru menelan salivanya ketika tangan Zoya mengusap perutnya hingga menyentuh semua kotak-kotak yang berbentuk di perutnya.

"Zo. Arghk. Stop." Al Birru menahan tangan Zoya. "Jangan pegang yang itu, kita belum bisa."

Laut Birru (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang