Atapu 31. Dibuat bingung

797 75 3
                                    

"Jadi bener?"

Ya, saat ini Atapu berserta teman-temannya sudah berada di panti asuhan. Tanpa memberi alasan yang jelas, tiba-tiba Atapu mengajak mereka semua untuk datang ke sana. Tujuh insan itu semakin dibuat bingung oleh Atapu yang tengah mengobrol dengan pemilik yayasan panti.

"Iya, Mas," jawab pemilik yayasan. "Dari data kelahiran Aina, besok adalah hari ulang tahunnya," lanjutnya semakin membuat kedua mata Atapu berbinar.

"TERIMA KASIH BANYAK INFONYA, BUK!" seru Atapu sembari menyalami ibu pemilik yayasan itu.

"Saya punya rencana, nanti Ibu ikutin saja, oke?" tawar Atapu meyakinkan ibu itu.

"Siap, Mas." Ibu itu mengangguk disertai senyum yang tampak begitu tulus.

Atapu terkekeh lalu dengan tidak sabaran berlari keluar dari ruang itu, mencari keberadaan gadis kecil yang menjadi favoritnya selama ia pertama kali datang ke tempat indah ini.

Ketujuh sahabat Atapu lantas mengejar Atapu. Detova, cowok itu menarik lengan Atapu membuat sang empu langsung berhenti dan berbalik badan. Tubuh cowok itu sama sekali tak mau diam, bahkan mimik wajahnya terlihat begitu bahagia.

"Sejak kapan lo kenal sama anak-anak sini? Perasaan lo setiap kita semua masuk main sama anak-anak, lo keluar entah ke mana?" tanya Detova.

"Nanti gue jawab, oke?" Setelah mengatakan hal itu, Atapu sontak melepas pegangan tangan Detova, kemudian lanjut berlari.

"Kalian aja yang nggak tahu. Dia selama ini keluar sama anak perempuan. Gue nggak tahu siapa namanya, tapi gue sendiri liat mereka deket banget," sahut Zeno memberikan penjelasan agar teman-temannya terbebas dari rasa bingung.

"Ya, oke. Dosa gue nambah lagi gara-gara su'udzon mulu sama Biru." Bama, cowok itu berkacak pinggang meratapi nasibnya yang dikelilingi manusia-manusia penuh misteri dan yang terpenting membuat dirinya sering su'udzon.

"Tanpa Biru aja dosa lo menggunung, membukit, melangit, mengangkasa," celetuk Tedi.

"Nggak apa. Kan lo juga yang bikin gue sering emosi," balas Bama lalu menghamburkan pelukan ke Tedi dengan sangat erat.

"Lepasin, Dipsi sontoloyo!" kesal Tedi. Entahlah, kakaknya itu sangat suka dengan kegiatan berpelukan. Sebab itu ia menjulukinya 'Dipsi'.

"Mampus, Biru ilang," ucap Kendrick mengundang atensi teman-temannya. Mereka semua sontak berlari menyusul Atapu yang entah pergi ke mana.

Setelah tiga menit mencari, akhirnya mereka menemukan Atapu di depan panti asuhan tepat di bawah pohon yang di dekatnya ada sebuah bangku dan batu besar. Tirga circle ingin sekali menonjok muka Zeno. Bagaimana tidak? Ia tahu tempat biasa Atapu pergi, namun Zeno memberitahu saat mereka semua sudah lelah berkeliling.

"Jangan dulu, kita nguping sebentar." Zeno menarik tangan Tedi yang begitu tidak sabaran. Tidak heran, Tedi memang memiliki kesabaran setipis tisu dibelah dua kemudian diberi air.

"Tapi kenapa Mamas tiba-tiba marah? Kalau aku punya salah, tolong maafin," ujar Aina dengan tangan menyatu di depan dada.

"Kesalahan Nana kali ini nggak bisa dimaafin," balas Atapu membuat kedua mata Aina mengembun.

"Tapi apa? Ngomong ke aku, Mamas," pinta Aina penuh harap. Bahkan tangannya enggan turun dan terus menyatu guna isyarat meminta maaf.

"AINA, BERISIK!" gertak Atapu. Hal itu mampu membuat gadis kecil bernama Aina Zisfa itu tersentak diikuti cairan sebening kristal yang mulai meluruh membasahi pipinya.

Atapu Senja (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang