🍋4

962 14 0
                                    

Jari-jari mengetik keyboard dengan cepat namun cekatan, Venelana sedang sibuk mengerjakan proposal yang akan digunakan besok bertemu dengan klien. Dan sekarang matahari sudah tenggelam, jika saja dirinya tak terlambat datang, dia tak akan lembur. Namun, dia juga merasa bersyukur hari ini, karena nafsunya terpuaskan.

Percintaan dengan Naruto tadi pagi membuatnya tak bisa berkonsentrasi penuh pada pekerjaan, hal tersebut membuatnya dapat teguran dari kakak iparnya, selaku pemegang perusahaan ini.

Bicara soal putranya itu, apa yang dilakukannya sekarang ya.

.

.

"Aahhh~ahhh~motto~"

Suara desahan mengema diruangan tengah apartement milik Gabriel, percintaan mereka masih berlanjut dengan penuh nafsu. Saat ini Gabriel bertumpu pada tembok didepannya, dibelakangnya Naruto terus menusukan penis pada vaginanya dengan cepat.

Kedua tubuh sama sama basah karena keringat percintaan, tangan kiri Naruto menggangkat kaki kiri Gabriel. Gabriel memiringkan sedikit tubuhnya karena kakinya yang terangkat, dua payudaranya terus menubruk tembok didepanya.

"Sshhh~~Hi~Himee~aku~akan~keluarrr~" Naruto merasakan sebentar lagi akan keluar, pijatan yang diterima penisnya membuat siap menumpahkan spermanya.

"Aahhh~aahhh~keluarrr~kan~saja~aahh~aku~juga~mau~keluarrrrrr~~" hal yang sama dirasakan Gabriel, dinding vaginanya terus menjepit penis kekasihnya. Membuat vaginanya terasa berkedut, terlebih mereka melakukan sex dari tadi dan belum istirahat.

Membuat tubuh mereka sangat sensitif dan mudah terangsang. Naruto mempercepat gerakan pinggulnya, tangan kanan memegangg pinggul Gabriel agar lebih cepat bergerak. Gabriel mengkalungkan tangan kirinya di leher Naruto dan mendekatkan bibirnya, mengerti apa yang diinginkan Gabriel, Naruto langsung melumatnya.

"Mmmhhhh~mmmhhhh~~"

Kedua bibir saling mengecap dan hisap, menukar saliva dan bergulat lidah. Cairan cinta yang keluar dari vagina Gabriel semakin banyak saat keduanya akan mencapai klimaks, pinggul Naruto terus bergerak untuk mencapai puncaknya.

"Mmmmmmhhhh~~~~" tubuh bergetar saat mencapai klimaks secara bersamaan, Naruto telah menumpahkan spermanya lagi dirahim Gabriel, dan sepertinya terlalu banyak yang Naruto berikan hingga tak muat lagi. Sperma keluar dari celah penyatuan mereka.

"Mmmhh~mmmmhh~~"

Keduanya masih saling bercumbu, menikmati sisa klimaks yang entah keberapa dalam sehari ini. Dengan perlahan Naruto menurunkan kaki kekasihnya bersamaan dengan ciuman mereka, benang saliva menjembatani kedua bibir.

Keduanya saling mengambil nafas dengan kasar, Gabriel merasa tak kuat menopang tubuhnya untuk tetap berdiri. Membuatnya hampir tersungkur kedepan jika saja Naruto tak memeluknya. Dengan perlahan Naruto mendudukkan tubuhnya dan Gabriel pada lantai, penisnya masih tertanam divagina kekasihnya, menggunakan kedua tangannya untuk tumpuan.

Gabriel bersandar pada dada Naruto sambil terus mengambil nafas, tubuhnya terlalu lelah dan staminanya telah terkuras habis. Sama hal pada Naruto, staminanya telah terkuras pada percintaan mereka.

"Kita pindah kekamar ya." Setelah beberapa saat Naruto mengajak kekasihnya untuk pindah tempat istirahat yang lebih baik. Gabriel menggangukan kepalanya saja sebagai jawaban.

Lucky boyWhere stories live. Discover now