02. A Perfect Storm

317 42 10
                                    

⚠️ P.S. this story might be traumatize for everyone ⚠️

 this story might be traumatize for everyone ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Bbiyyy💞
This contact has been blocked you
03.45 AM

...

"Anjing," desis Bian sembari mengusap wajahnya kasar. Ia tidak ingat bagaimana pesta semalam berakhir dan tertidur lelap disamping Ratu.

Pria itu berdecak sebal ketika otaknya memutar kilatan singkat akan eksistensi Nila semalam.

Gadis itu... harus dilenyapkan.

Apa harus benar-benar dibunuh? Ancaman dan kekerasan mental maupun fisik sudah Bian lakukan sepenuhnya, namun tidak berimbas apa-apa. Gadis berwajah bulat nan polos itu masih mengikuti Bian dengan senang hati. Untuk saat ini, pria yang menyadang marga Pramudya itu harus mengerjakan hal lain. Hal penting yang akan mempengaruhi masa depannya. Mata tajam Bian melirik Ratu yang sedang tertidur di lengan kekarnya. Apa menghamili Ratu akan mempercepat urusan ini?

Perjodohan akan segera digelar. Keluarga Pramudya tidak perlu berusaha keras karena Keluarga Latifa akan membantu dibalik layar. Keluarga Latifa sedang memegang momentum kuasa yang tinggi. Pemilihan ketua dewan umum tentu saja, akan menjadi kemenangan mutlak yang diberikan kepada ayah Bian. Benar, semua itu akan terjadi dengan mudah.

Akan... terjadi, bila Nila berhenti mengusiknya bagaikan penyakit biduran yang terus menjalar di seluruh tubuh.

Notifikasi ponsel Bian bergetar. Manisa Nila kembali menelpon setelah mengganti nomor untuk kesekian kalinya. Satu tangan Bian yang bebas memijat kening yang pening. Gila. Tau, begini Bian tidak akan pernah menyetuh tubuh gadis itu. Tetapi kata akan ialah perumpaan yang lenyap serupa abu terlarut dalam air. Gadis itu sudah ditiduri. Gadis itu sudah dicampuri kehidupannya oleh Bian selama satu tahun terakhir. Tidak mudah untuk menghapusnya begitu saja.

Ada banyak sekali, janji-janji yang Bian bisikkan pada daun telinga Nila.

Janji-janji manis itu membuai seluruh permukaan tubuh Nila hingga bergetar lemah tanpa bisa mengelak eksplorasi Bian di atas tubuhnya.

Bajingan. Abian Pramudya Persaka sangat gembira mengguarkan pesona bajingannya tatkala berhadapan dengan Manisa Nila. Pria bertubuh perkasa itu mengakui bahwa gadis berlekuk sempurna itu, mampu mematik birahinya lebih pesat mengudara ketimbang Ratu.

Jemari Bian menyisir helaian rambut Ratu. Ia cantik namun tidak memikat.

Kehidupan Ratu sangat flat. Tata krama dan norma sosial adalah nilai nomor satu dalam keluarga Latifa. Ratu terlahir normal, tiada penyimpangan yang mampu memenuhi hasrat Bian.

Kill BillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang