BAB 3: Antagonis Dongo

55 14 4
                                    

|Word: 2557|
|Jangan lupa vomment-nya, guys. Santai gak bakal meledak kok, paling meletus doang.|

Atmosfer di dalam mobil ini terasa canggung, terlebih lagi Felicia memandangiku seolah-olah ingin mencabik-cabik dagingku. Aku memalingkan wajah kearah jendela, menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit sambil berpangku dagu. Terasa tidak etis memang, namun lebih baik memandang pengemis di pinggir jalan daripada beradu pandang dengan titisan Lilith-istri Satan.

15 menit kendaraan beroda empat itu beradu di atas aspal, akhirnya berhenti secara tiba-tiba. Dahiku mengernyit saat mobil ini berhenti di depan halte bus.

"Keluar," usir Felicia padaku.

Aku memandangnya dengan skeptis. "Lo serius nurunin gue disini?"

Dapat kulihat sebelah alis gadis itu terangkat, tampak tercengang dengan apa yang kukatakan. "Ketahuan juga ya muka asli lo. Didepan Michael sok imut, nyebut nama sendiri, giliran didepan gue pakai lo-gue," ujarnya yang membuatku hampir menepuk jidat.

Tolol! Aku lupa Naraya tipikal karakter polos yang selalu menggunakan nickname sebagai panggilan dirinya sendiri. Tentu saja Felicia bingung jika Naraya berubah secepat itu.

"Emang kenapa? Salah?" tanyaku balik yang membuat wajahnya memerah.

"TURUN LO!!!" pekik gadis dengan netra batu delima itu hingga membuat telingaku berdenging.

Aku menggelengkan kepala sekali lalu melihat gadis itu lagi. Dada Felicia naik turun, menahan amarah yang hampir meledak. Aku tidak mau membuat keributan disini, tapi sayangnya aku harus membuat keributan lagi.

"Di depan gang aja, Fel. Lo pasti tahu dimana kost-an gue."

Felicia menunjukkan ekspresi wajah jijik. "Dih, emang lo siapa sampai gue harus tahu kost-an lo?! Sana turun lo! Gue gak temenan sama rakyat jelata!"

"Yakin tuh?" godaku sambil menaikkan sebelah alis. "Yang kirim bangkai burung gagak di depan kost-an gue kalau bukan lo, siapa?"

Kebencian Felicia terhadap Naraya di novel itu sudah berada ditahap akhir. Tahap dimana gadis bermata merah itu ingin menghancurkan segala hal milik Naraya. Hanya berdasarkan masalah sepele, ia melakukan hal-hal anarkis hanya untuk meraih kemauannya sendiri. Itupun karena cinta monyet di masa remaja yang disebabkan oleh hormon estrogen semasa pubertas. Memalukan.

Kenapa kukatakan masalah sepele? Ya, bodoh saja kau mencintai seseorang yang tidak mencintaimu. Dan lebih tololnya lagi, kau mengejarnya sampai ke ujung dunia hanya untuk dipermainkan. Telah sadar dipermainkan pun, kau malah menyalahkan orang yang berada disisinya. Padahal dari awal yang salah adalah dirimu, karena jatuh cinta pada orang yang sedari awal bukan untukmu.

Apa jatuh cinta salah? Tidak, tidak salah. Malah wajar bagi seorang remaja yang masih dalam masa pubertas, mengalami yang namanya jatuh cinta. Sebagai informasi, rasa "cinta" di masa remaja diakibatkan oleh zat oksitosin, dopamin, serotonin, dan beta-endorphin yang meningkat karena hormon estrogen yang mulai matang. Dan ketika kamu merasakan keinginan ingin dibuahi ketika melihat pria tampan, itu dikarenakan dinding rahim yang mulai berkembang.

Velox et Exactus: I Become The Stupid ProtagonistWhere stories live. Discover now