CHAPTER 35

11 4 0
                                    

09. 30

"Baik cukup sekian dari saya jangan lupa dikerjakan tugasnya, Minggu depan akan saya periksa dan akan ada tugas tambahan jika nilai dari tugas tersebut tidak mencukupi."

Sorak ramai kian terdengar ketika guru mata pelajaran kedua sudah keluar kelas. 30 menit lagi akan bel istirahat namun Clara tidak melihat sama sekali batang hidung dari sahabatnya.

Jujur saja Clara cemas jika tidak ada kabar seperti ini, ia tahu bahwa Anagata sedikit nekat dan masa bodo. Clara khawatir jika sahabatnya itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

Clara juga sempat berfikir bahwa mungkin Anagata telat dan mendapatkan hukuman, tapi apa selama itu mengerjakan hukuman sampai tidak memasuki kelasnya bahkan bel istirahat akan berbunyi.

Tidak ingin kekhawatiran-nya berlanjut Clara memutuskan untuk keluar kelas. Sebenarnya jika sudah beberapa menit akan memasuki bel istirahat tidak ada guru yang akan masuk ke kelasnya, sehingga Clara bisa dengan mudah keluar untuk mencari Anagata.

Perempuan itu mengira bahwa koridor masih sepi, tapi ternyata sangat ramai dan banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka akan turun ke lantai bawah untuk menuju kantin ataupun toilet yang ada di lantai bawah.

Tujuan Clara sebenarnya sama seperti mereka yang akan pergi ke kantin, namun ia teringat bahwa dirinya harus mencari Anagata atau setidaknya ia mengetahui kabar dari perempuan itu.

Perlahan Clara keluar dan menyusuri koridor untuk turun ke lantai dua, di lantai itu terdapat kantin juga dan kantin lantai dua tidak seramai kantin di lantai pertama jadi bisa saja Anagata ada disana ya walaupun Clara sendiri tidak yakin akan tebakan nya.

Sedetik kemudian Clara menghentikan langkahnya lalu merogoh saku rok nya untuk mengambil handphone. Ia akan menghubungi Anagata, barangkali perempuan itu menjawabnya.

Clara menekan nomer Anagata dan langsung melakukan panggilan, namun hening tidak ada jawaban dari seberang sana. Entah Clara bodoh atau apa tapi memang Anagata akan selalu mematikan jaringan telepon-nya dan akan menghidupkannya kembali jika ia sedang membutuhkan nya. Clara tahu itu namun ia bersikap seolah tidak tahu dan terus berpikir positif bahwa Anagata akan mengangkat telepon nya.

"Ck, Nat Lo kemana si."

Clara masih menunduk menatap layar telepon nya yang masih tidak ada jawaban dari Anagata.

"Nunduk terus, ga pegel?."

Clara tidak langsung mendongak melihat siapa sang pemilik suara karena dia tahu siapa pemilik suara itu. Ia hanya perlu memasang mimik wajahnya senetral mungkin, Clara tidak ingin pipinya bersemu merah ketika menatap sosok di depannya.

Namun perlahan ia mendongak menatap Evan yang sudah tersenyum manis ke arahnya. Dalam hati Clara sudah merutuki dirinya karena hanya diam saja dan tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Oiya, mau kemana?." Tanya Evan.

"Cari Nanat Van, soalnya dia gamasuk kelas dan lewati dua matpel."

"Gua liat tadi." Evan memberitahu dengan santai yang membuat Clara membulatkan matanya.

"Dimana dia?."

"Sama Mahesa."

"M-mahesa?."

"Iya, kenapa?."

"Ko bisa sama Mahesa?." Clara keheranan kali ini dan terlihat sekali di wajahnya.

Evan terkekeh kemudian menjawab. "Tadi Mahesa liat Nanat telat terus di samperin deh."

Clara terlihat menggaruk kepala belakang nya dan sedikit mengernyit, dalam benaknya bagaiman bisa Anagata bersama Mahesa. Bukankah perempuan itu terlihat enggan sekali terhadap Mahesa? Lalu mengapa Evan bilang kalau sekarang Anagata bersama Mahesa?.

My Feeling Still The Same[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang