HEALING (2)

78 11 1
                                    

"Hannie... Baby..."

"Daddy?!"

"Halo, Sayang... dimana Papa?"

"Mommy?!"

Seungcheol menggaruk belakang kepala meskipun tidak merasa gatal. Ia mengangguk lalu tersenyum, meraih Hansol ke dalam pelukan lalu mengangkatnya dan menggendongnya.

Choi Hansol selalu menolak kapanpun Jeonghan dan Seungcheol memintanya untuk memanggil Jeonghan dengan sebutan Papa. Alih-alih, ia memilih sebutan Mommy setiap kali ia memanggil Jeonghan, setiap kali ia membutuhkan Jeonghan, setiap kali Chan berusaha merebut biskuit dalam genggamannya, setiap kali ia bertengkar dengan Seungkwan dan Seungkwan mengomel padanya. Menurut Hansol, Mommy lebih mudah untuk diucapkan daripada Papa.

"Mommy di kamar... Wonwoo membuat berantakan."  Meskipun usianya sudah menginjak empat tahun, meskipun ia mulai rutin datang ke sekolah khusus balita, namun Hansol masih sedikit kesulitan bicara.

"Kenapa? Apa yang dibuat berantakan, hm?!"

"Wonwoo menumpahkan air dari dalam akuarium di kamar, membuat basah buku-buku dan mengotori kamar Jihoon. Dan Jihoon marah lalu memukul Wonwoo dan Soonyoung."

Seungcheol menghembuskan napas lelah. Masih menggendong Hansol, ia mengendurkan simpul dasi yang mengikat di kerah kemeja polosnya dengan tangan yang bebas lalu membuka dua kancing teratas kemejanya. Kakinya melangkah menuju dapur berharap ia bisa menemukan Jeonghan di sana.

Ia mendapati Junhui sedang membersihkan noda di atas meja seorang diri. Junhui mengangkat wajah, kaos kuning kenari yang ia kenakan tampak kebesaran di tubuhnya yang ramping. Kerutan di keningnya berubah menjadi senyuman cerah mendapati Seungcheol berdiri di ambang pintu yang menghubungkan dapur dengan ruang makan. "Hai Daddy..."

"Hello Jagoan..."

Seungcheol dan Jeonghan bertemu Junhui pertama kali ketika keduanya tengah mengikuti kegiatan amal dari kantor tempat Seungcheol bekerja. Junhui berusia sebelas belas tahun saat itu. Bertubuh ramping dan tinggi, dengan rambut panjang menyentuh tengkuk. Junhui pendiam, dan menurut pemilik panti asuhan, kedua orangtuanya meninggal dunia dalam musibah kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah di blok tempatnya tinggal.

Junhui siswa berprestasi di sekolah, terlihat dari banyak medali dan penghargaan yang dia dapatkan.

Salah seorang suster di panti asuhan tempat Junhui dirawat, menunjukkan semua medali-medali yang pernah Junhui dapatkan. Sejak saat itu Jeonghan jatuh hati dengannya dan begitu sampai di rumah, ia meminta Seungcheol untuk mengurus dokumen untuk keperluan adopsi secepat yang Seungcheol bisa.

"Solliiiiieeee! Kau harus melihat... oh, halo Daddy!"

Seungkwan menghentikan langkah tepat di depan Seungcheol yang masih menggendong Hansol. Tangan Seungkwan terjulur, dengan senyuman lebar Seungcheol menundukkan tubuh dan memiringkan kepala ke satu sisi. Seungkwan mencium kedua pipi kanan dan kirinya secara bergantian.

"Apa yang harus Hansol lihat, hm?!"

Seungcheol mengacak rambut Seungkwan penuh rasa sayang. Seungkwan dan Hansol adalah dua kembar tidak identik, seperti Mingyu dan Seokmin. Kedua orangtua mereka tewas dalam kecelakaan tunggal di jalan bebas hambatan ketika keduanya hendak pergi bekerja. Mereka tidak memiliki keluarga yang tersisa, hingga pihak yang berwenang membawa keduanya untuk dirawat di panti asuhan. Hansol dan Seungkwan yang malang. Jeonghan selalu meneteskan airmata setiap kali membicarakan tentang mereka.

Seungkwan dan Hansol bisa dibedakan dengan sangat mudah. Secara fisik, Hansol terlihat jauh lebih tinggi dari Seungkwan sementara Seungkwan bertubuh sedikit lebih gempal dari Hansol.

Kepribadian mereka juga berbeda. Hansol sangat pendiam, lebih senang memperhatikan saudara-saudaranya sementara Seungkwan jauh lebih vokal. Jihoon selalu menyebutnya orang ketiga paling berisik setelah Soonyoung dan Seokmin dan dia selalu mencubit kedua bibirnya kapanpun Seungkwan mulai mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya dengan suara lantang.

Seungkwan juga senang menari dan bernyanyi. Dia menghapal hampir semua lagu grup penyanyi perempuan. Beberapa minggu lalu, salah seorang pengajar di tempat Seungkwan dan Hansol bersekolah mengirimkan pesan untuk Jeonghan, berisi video Seungkwan yang sedang menarikan salah satu tarian grup perempuan yang sedang populer saat itu. Jeonghan sendiri hanya bisa menggelengkan kepala, penasaran kapan dan dimana Seungkwan belajar itu semua.

"Seungkwannie!!! Kau kemanakan bola kakiku?!"

Soonyoung berhenti tepat di ambang pintu dapur, senyuman lebar mendapati Seungcheol sedang berjongkok sambil memeluk Hansol dan Seungkwan.

"Daddy!"  Soonyoung berlari ke dalam pelukan Seungcheol membuat Seunghcheol nyaris kehilangan keseimbangan.

"Ugh! Pergi Soonyoung! Kau bau!"  Seungkwan mendorong tubuh Soonyoung dengan kedua tangan kecilnya.

Soonyoung melepaskan pelukannya pada Seungcheol, menarik Seungkwan menjauh dari pelukan Ayah mereka meskipun Seungkwan berusaha sekuat tenaga untuk tetap merangkul leher Seungcheol.

Langkah kaki dan hela napas lelah terdengar mendekat. Seungcheol mengangkat wajah, mendapati Jeonghan berdiri beberapa langkah darinya, keringat membasahi kening dan rambut pirangnya. Kaos berwarna hitam milik Seungcheol melekat di tubuhnya yang kecil. Ia menggendong Chan di pinggul. Chan yang tergelak sambil berusaha membebaskan diri dari gendongan Jeonghan ketika melihat Seungcheol.

"Hey Baby..."  Jeonghan mengacungkan telapak tangan memintanya diam, mengatur napas lebih dulu. "Kali ini apa?"  Seungcheol bertanya sambil tertawa pelan.

"Soonyoung dan Wonwoo mencoret-coret kostum milik Jihoon dan Jihoon menendang mereka berdua, bergulat dengan mereka seolah mereka sedang berada di arena gulat. Seokmin terus bernyanyi sampai membuat Jihoon emosi dan ikut menendangnya, membuat Seokmin menangis.

Mingyu tidak sengaja melepaskan hewan peliharaan Soonyoung dan Minghao, dan sekarang Minghao sedang menangis mencari-cari Mr. Crab. Lalu Chan... dia memanjat keluar dari ranjangnya, ketika aku kembali, dia tidak ada. Chan hampir mencoba turun ke lantai bawah melalui anak tangga. Oh Baby... bagaimana kalau tidak ada Jun baby yang membantuku hari ini?!"

Seolah keadaan belum cukup buruk, Seungcheol dan Jeonghan dan semua yang ada di dapur bisa mendengar teriakan Jihoon dengan keras, "lepaskan itu sialan! Atau aku akan menusuk bola matamu! Fuck!"

"Puck!"  Chan yang masih berada dalam gendongan Jeonghan ikut membeo.

KUMPULAN SHORT STORIES SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang