penyemangat

496 23 1
                                    

"DEVAANN!"

Jalanan kini mulai memadat di depan sekolahnya.
Sudah hampir 10 menit lelaki manis itu hanya berdiri menunggu kendaraan itu mulai renggang.
Seorang lelaki manis yang sekarang sedang berada di seberang jalan hanya memutar kepalanya kekanan lalu kembali kekiri untuk memastikan jalanan yang ingin dia lewati sudah mengurangi kendaraan lalu lalang.

"Kebiasaan lo, teriak teriak mulu gedeg gua dengernya." Lelaki yang dapat di panggil namanya faren itu hanya menunjukan gigi putihnya sembari cengegesan.
"Maap yaa van, udh ga bisa di kontrol."

"Mending lo bantuin gua gih, bawain ini satu kreseknya buat lo deh" devan memberikan 2 plastik hitam.
Faren segera mungkin menyaut plastik itu dari tangan devan, lalu ia membukanya tanpa permisi dari pemilik aslinya.

"wihh, tau aje lo gua lgi pen soda"

"Gua cuman bayar utang gua ke lo kemaren,karna gua kalah taruhan."
Faren melirik sekilas lantas tertawa,
"Njir masih inget lo? Gua kirain udah lupa" devan menaruh pandangan nya di ujung ekor mata,

"Mentang mentang gua pelupa."

Dari lorong telah terdengar suara teriakan yang begitu nyaring di dengar, jelas suara itu datang dari lapangan basket.

Hari ini sekolahnya sedang mengadakan lomba basket antar sekolah, jika tak salah ingat bahwa salah satu teman devan mengikuti club basket dan wajib mengikuti lomba kali ini.

Devan sedang menggunakan handphone genggam nya untuk menscrool sebuah aplikasi, tak jauh darinya dia ditemani oleh seseorang yang sama ia jumpai waktu pagi lalu.

"Hari ini banget nih?" tanya seseorang yang sekarang sedang menaruh kepalanya di atas meja, devan hanya melirik sekilas lantas fokus kembali terhadap handphonenya.

"Ish, devann. Gua tanya jawab kek, sok sokan banget jadi orang."

Devan menghembuskan nafasnya kasar.
"Klo lo ga mau nonton, yaudah si gausah nonton susah banget."

"Tapi jefka main anjir, lo ga mau lihat temen lo main?"
Devann menaruh handphonenya di atas meja lantas menyandarkan tubuhnya di punggung kursi dan menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Gua ga minat."

"Yaelah van."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"AAAAA JEFKAAA!" Teriakan para gadis gadis cantik terdengar hingga telinga sang pemain.
Jefka hanya melirik ke arah mereka dan tersenyum dengan manisnya, gilaa itu membuat para gadis gadis bisa pingsan karena ulahnya.

Namun, ia tak pernah berniat seperti itu, jefka hanya berpikir jika senyuman itu hanya milik devan semata.

Score kali ini hanya selisih tipis dengan lawan musuhnya.

Jefka sungguh tidak fokus dengan perlombaan, ia sekarang hanya butuh seseorang untuk menjadi penyemangat, ia sedang mencari seseorang itu di antara banyaknya manusia di tempat penonton berada, namun nihil ia tak menemukan sesosok itu berada.

Devan sekarang berada di westafel toilet sekolah.
Ia mencuci tangannya sembari menatap dirinya di pantulan cermin,

"Cakep juga gua" gumamnya pelan.

Cklek

Devan menengok kearah pintu, siapa yang berada di balik pintu baru saja terbuka.

'Ck, sial.' decak devan.

"Babee..kenapa kamu ngga dateng tadi ke lapangan? Aku hampir kalah tau gaada penyemangat"

Pantas saja devan berdecak, ternyata yang dateng adalah jefka ananda.

Jefka memeluk tubuh ramping devan dari belakang, ia masih menggantungkan handuk kecilnya di bahu bagian kanannya.

"Lo bau keringet, lepasinn"

"Ga bakal ku lepasin sampe kamu bilang alasan kamu ga dateng ke lapangan"

Lagi lagi devan berdecak.

"Gua ga dateng karena gua sakit perut, udah paham lo?" devan pun kembali mencuci tangannya.

"Bohong" ucap jefka dengan suara beratnya di samping telinga devan.

Jujur suara itu memasuki telinganya tanpa izin dan membuat devan merinding seketika.

"Jujur ama gua, atau lo ga bakal lolos dari dekapan gua" jefka mempererat pelukannya, dia benar benar tak memberikan celah untuk devan bebas.
Kini kepalanya berada di pundak kirinya defan.

"Hm? wangi jga lo dev"

Devan tak dapat berkutik, ia merasa merinding namun ia benar benar tak dapat memgelak, jantungnya berdegup kencang.

"Iyaaa iyaa, jujur gua males ke lapangan apalagi ketemu lo"
devan berusaha melepaskan dirinya dari dekapan jefka.

Jefka melepaskan dekapannya lantas memutar tubuh devan sedikit kasar.

Aduh

Sekarang posisi mereka berhadapan.

"Gua suka ama lo, kapan lo buka hati buat gua dev?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haii everyonee
Gimana nih? Maap klo kurang seru.
Ini jga kali pertama aku buat wp jdi maklumin yaaa, ntar aku perbaiki lgii klo rada aneh gtuu.
So gmn kelanjutannya, bsk mngkin aku up,
Baii 😘

ONLY YOU -  (joongdunk) Where stories live. Discover now