mungkin

182 22 0
                                    

Aduh..

Sekarang posisi mereka berhadapan.

"Dev, gua suka ama lo, kapan lo buka hati buat gua?"
.
.
.
.
.
.
.
.

"Lepasin jef, gua mau pipis" devan sekuat mungkin mendorong jefka dari hadapannya.

Jefka tak mempedulikan nya, ia lebih memojokkan tubuh devan, hingga tubuhnya terangkat dan duduk di atas westafel.

Jujur tubuh jefka lebih besar di bandingkan dengan tubuh devan yang bisa di bilang kecil dan ramping.

"Lo bilang dlu, kapan lo bisa buka hati buat gua?"

"Gua gatau jef, plis gua mau pipis bnran" mimik wajahnya terbaca jika ia benar benar menahan kebelet.

Jefka melepas tahanannya secara mundur perlahan, defan sesegera mungkin mendorong lelaki besar itu dan langsung berlari memasukki salah satu toilet disana.

Sial jefka hanya menunjukkan senyum smirk nya.
.
.
.
.
.
.

"Jefka anjing" makiannya ia saat berada di balik pintu kamar mandi

"Lo ngapain di dalem, di luar sini ada"

Seketika devan terdiam saat mendengar suara dari depan pintu kamar mandi nya.

Ternyata jefka belum pergi dari tempatnya.

"Diem bngst, ternyata gua sakit perut hehe iyaa sakit banget, mending lo balek ke kelas dlu deh gausah nungguin gua"

Jefka mengerutkan dahinya,

10 menit berlalu

"Jef?"

Merasa tak ada jawaban, devan pikir jefka telah beranjak dari tempat nya, ia memberanikan diri untuk keluar dri kamar mandi.

Cklek

Devan menggerakkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri memastikan kembali bahwa jefka sudah benar benar pergi dari sana.

Devan mencuci tangannya kembali, sembari mengoceh sendiri.
"Yang bener aja anjg,, btw tadi gua ngapain ama dia yaa?"

"Lo ga bakal bisa jauh dari gua dev."

Devan melotot saat melihat seseorang dri pantulan cermin depannya keluar dari tempat yang tak terduga.

"Jef- kok lo.. Belum balek ke kelas si ajg"

Jefka berjalan kearah defan secara perlahan ia memojokkan kembali dirinya, devan menggeleng hebat ia memejamkan matanya saat jefka mulai mendekati wajahnya ke wajah milik dirinya.

Jefka memandang wajah lelaki manis itu dari atas hingga bawah secara bolak balik,

"Cantik banget lo"

Devan membuka matanya ia juga memandang mata milik jefka secara bergantian dan dalam, jantungnya berdegup sungguh kencang, ah sial devan menggelengkan kepalanya lantas mendorong kepala milik jefka sedikit keras.

"Gua cowo bego"

Jefka mengelus dahinya yang dirasa sekarang sedikit sakit akibat terkena kuku milik lelaki manis itu.
"Kuku lo panjang ya anjir, sakitt"

Devan yang melihatnya langsung bergerak menuju jefka dan melihat dahinya yang sedikit memerah,

"Aduhh maaf bangettt" ia merasa bersalah sambil meniup luka di dahi milik jefka.

Jefka yang melihat wajah defan sedang meniup luka nya dari bawah hanya tersenyum, ia benar benar sudah masuk ke dalam batas yang seharusnya ia tak boleh lewati.

"Sudah, masih sakit?" tanyanya.

Jefka menggeleng "ngga terlalu"

Devan melepaskan tangannya dari kepala milik jefka, lantas jefka menurunkan ujung bibirnya.

"Ayolah jangan di lepas, aku masih mau di pegang smaa kamu"

"Modus lo cowo selokan"

Jefka kembali menatap devan, lelaki manis itu merasa aneh dengan tatapan yang sekarang sedang di perlihatkan oleh jefka, ia memundurkan dirinya sedikit memberi jarak antara mereka.

"Jangan natap gua begitu, takut"

Jefka kembali menarik pinggang ramping devan ke dalam dekapannya,

"Jangan kemana mana, temenin gua disini" ucapannya di samping telinga devan

Lelaki manis itu merasa merinding seketika, hal yang tak ingin ia rasakan saat ini karena itu mengundang hawa nafsu seseorang.

"Jef- gila lo? Gosah macem macem deh, bentar lagi masuk kelas pergantian jam pelajaran" devan dengan sekuat mungkin ia berusaha melepaskan dekapan tersebut.

"Tapii gua pengen sama lo truss" rengeknya.

"Lihat lo itu, belum ganti baju belum apa apa bau bangett lo ituu, sana ganti dlu"

Jefka melepaskan dekapan nya dengan wajah cemberut, devan yang melihat nya mengelus wajah sang dominant.
"sstt..gua lagi baik mmpung belum berputar pikiran, ntar gua galakin lagi mau lo?"

Jefka mengangkat tangannya dan memberi hormat kepada lelaki manis itu, "siap, saya tidak ingin anda marah, karena itu membuat saya kesusahan untuk mendapatkan anda"

Devan pun terkekeh, ia beranjak keluar dari kamar mandi tersebut.

Devan paham betul dengan jefka, ia benar benar ingin memenangkan hatinya, namun devan masih susah untuk membuka hati nya kepada siapapun itu, lagi pula jefka adalah teman dekatnya sekarang, mereka dekat dari mereka duduk di bangku SD hingga sekarang berada di kelas 12.

Pertemanan yang sangat awet hingga tidak ingin menghancurkan nya.

Ia benar benar tak pernah membayangkan jika salah satu dari mereka menumbuhkan rasa suka.
.
.
.
.
.
.
.
Haii gimana nih?
Makin seru atau apaa.
Help for vote okei
Maaf bnget baru up karena lgi sibuk ajaa 😭
Okee happy reading 🥰

ONLY YOU -  (joongdunk) Where stories live. Discover now