20. JAKARTA DAN KEHILANGAN

410 42 23
                                    

Selamat membaca untuk bagian 20

"Setiap orang pasti pernah kehilangan. Dan kita tak secepat itu untuk tau kata mengikhlaskan sebelum ada yang namanya terbiasa. Karena kehilangan adalah bagian yang di benci pada dasarnya."

Spam "🦋" Dulu dongg di sini sebanyaknya!!

Happy reading💐💗

***

Dari matahari terbit hingga menjelang tenggelamnya, Jakarta, hari ini ada peristiwa sejarah yang tak akan bisa terulang dan akan di kenang sebagai kenangan yang meluka lara. Jakarta, hari ini ia memberikan sedihnya tanpa aba-aba. Jakarta, kamu memberikan seseorang waktu yang terlalu singkat untuk membuat banyak peristiwa menyenangkan dan menggantinya dengan sesuatu yang di namakan,

Kehilangan.

Banyak orang-orang yang dari pagi memenuhi rumah kediaman Negara sedari pagi. Proses pemakaman Erlangga berlangsung begitu lara. Sekarang ibunya masih melirih tak kenal letih di makam Erlangga setelah mendapat kabar sangat suami meninggal karena kecelakaan semalam. Dintemani Kila, kini hanya mereka berdua di sana. Sementara yang lain sudah pulang.

Lalu, di mana Negara?

Ya, lelaki itu sedang memeluk kehilangan. Negara ingat bagaimana sang ibu yang bertingkah di luar batas wajar setelah mendapat kabar Erlangga meninggal di tambah kesehatannya yang mungkin terganggu. Psikis sang ibu mulai terganggu namun Negara tidak di persilahkan untuk andil.

Negara memilih memberi waktu bagi Sania bersama Kila di makam itu karena ibu nya ingin di sana dahulu tanpa dia.

Kini, dengan motor besarnya Negara melaju kencang di jalanan kota yang mulai sepi pengendara itu. Hatinya berkecambuk dan berteriak lelah pada semesta. Negara ingin mengadu, dirinya lelah. Posisinya sedang di ambang hancur.

Kini, nama Erlangga Prasetya itu tinggal kenangan. Tidak ada lagi lelaki yang menemani Negara di rumah. Kepala keluarga di rumah putih itu tinggal nama. Negara kehilangan pahlawannya. Negara kehilangan porsi lengkap kehidupannya. Kila kehilangan sosok ayah dan cinta pertama anak perempuannya. Sania, dia kehilangan cinta terbaik dalam hidupnya.

Ketika dia hilang, orang lain baru akan sadar betapa berharganya dia.

Negara berhenti pada sebuah cafe yang berletak di atas bukit perkotaan itu yang memang jarang di jumpai khalayak apalagi waktu yang sudah gelap sekarang.

"Kak, apa di lantai atas di rooftop itu kosong?" Tanya Negara pada kasir cafe itu.

"Masih kosong, Kak. Mau pesan apa?"

"Nanti saya pesan sendiri, kak. Untuk saat ini saya pinjam rooftop nya sebentar, ya, kak?"

Kasir perempuan itu memperhatikan tingkah laki-laki di depannya. Cowok dengan pakaian serba hitam yang ia tutup menggunakan jaket, rambut yang acakan, dan wajah yang pucat lesu itu. Matanya memperjelas jika ia baru saja menangis akan suatu hal. Sembab, itu mata Negara.

"Silahkan kak, manfaat kan saja rooftop kami. Buat diri kakak nyaman dan tenang dulu ya?"

Negara mengangguk dan segera naik ke sana. Sepi. Tidak ada seorang pun. Hanya angin yang bersemilir diatas sini dengan pemandangan bukit hijau di depannya.

Negara melangkah lunglai lalu tiba-tiba jatuh berlutut dan merebahkan punggungnya di dinding. Kaki satunya tertekuk sementara lainnya luruh di atas lantai semen itu.

Rasanya, hari ini tidak akan bisa Negara percayai. Hari ini seperti masih mimpi yang ingin Negara bangun dari tidurnya. Hari ini Negara ingin pergi sejauh nya agar tidak mendengar kabar itu.

GARAYA : Pair Of Lose Colors ( SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now