14 | One Call Away

560 38 32
                                    

oOo

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️

Kau tidak akan pernah mengerti.

Mungkin jika kau menjadi saudaraku itu akan menyenangkan!

Hati-hati di jalan, Sarada.

DEG!

Sarada terbangun kala memorinya memutar sekelebat emosi yang terpendam dalam dirinya.

Kepalanya berdenyut nyeri seperti ditimpa benda yang sangat berat. Tangan dan kakinya tidak dapat digerakkan karena terikat di sebuah kursi yang ia duduki. Ingin berteriak namun mulutnya tertutup plester. Tidak bisa melakukan apapun selain menggerakkan kepala dan obsidian miliknya yang berkunang. Sarada mencoba menetralkan pengelihatannya dengan mengedipkan matanya beberapa kali.

Netra sekelam malam miliknya menatap sekeliling, Sarada menemukan bahwa dirinya tengah berada di sebuah ruangan kotor dan berdebu. Seperti gedung yang sudah lama tidak terpakai. Ia juga bisa merasakan bau tidak sedap.

Iris onyx itu menangkap pemandangan sosok gadis gempal yang bernasib sama dengan dirinya. Chouchou, Batinnya.

Chouchou sama mengenaskannya dengan dirinya. Tangan dan kaki yang terikat serta mulut yang tertutup plester. Matanya menutup, tubuhnya terkulai lemas di bangku yang ia duduki. Tanpa sadar Sarada meneteskan air matanya. Ia ingin berteriak sekencang mungkin, akan tetapi itu adalah hal yang mustahil.

"Oh, kau sudah bangun?"

Sarada mengalihkan pandangan pada sosok pria bersurai biru yang tengah menatap remeh dirinya. Senka Sazanami.

Dia, pria yang hendak memberi minuman padanya waktu itu. Pria yang dihabisi Boruto dengan gelap mata. Sarada masih bisa melihat bekas luka robek di pelipis kanannya.

Sazanami mencolek dagu Sarada. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menolak disentuh oleh tangan kotor itu.

"Kau sangat seksi, jika saja bukan target Kagura-san kau mungkin akan menjadi milikku." Katanya di hadapan Sarada yang tengah menatap tajam dirinya.

Pria itu tertawa bak psikopat gila. Muak akan itu, Sarada mengalihkan pandangan matanya pada pintu yang terbuka.

Sosok jangkung bersurai krim yang tampak familiar di matanya. Karatachi Kagura.

"Apa yang kau tertawakan, sialan? Pergilah!" Titah Kagura pada pria bersurai biru dan para bawahannya.

Sazanami berdecih kesal. Ia segera keluar dari ruangan itu diikuti para bawahannya.

"Bagaimana kabarmu, Sarada?"

Kagura bertanya. Bibirnya menyunggingkan seringai. Sarada menatap tajam Kagura. Ia menyumpah serapahi pemuda brengsek di hadapannya ini.

"Kenapa? Kau marah? Inilah akibatnya karena kau menolakku." Ucap pemuda beriris keunguan itu lagi dengan wajah sok iba.

"Kau tahu? Aku sangat yakin Uzumaki Boruto akan datang menjemputmu. Saat ia sampai disini, aku akan menghabisinya. Ia adalah hama yang menghalangi kita bersama." Katanya lagi seraya menunjukkan pistol glock 17 miliknya di depan wajah Sarada.

Sarada membolakan kedua matanya. Ia menggelengkan kepalanya cepat. Air matanya semakin mengalir. Hatinya menjerit berharap Kagura tidak melakukan hal gila itu.

Kagura mengusap air mata Sarada dengan ibu jarinya, "Jangan menangis, Sarada."

Akan tetapi Sarada memalingkan wajahnya dari Kagura. Sungguh, rasanya tak sudi dirinya disentuh oleh pemuda brengsek tersebut.

What if.. [BoruSara]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora