15 | Beautiful Mistakes

623 37 18
                                    

oOo

⚠️

Matahari telah menyingsing, akan tetapi kedua insan itu masih betah bergumul dengan selimut tebal yang membalut tubuh polos mereka. Terlihat enggan juga membuka kelopak mata. Sehingga safir dan obsidian itu kini belum memunculkan sinarnya.

Beberapa saat kemudian, sosok yang memiliki surai raven menggeliatkan tubuhnya ketika sinar mentari perlahan mengenai wajah ayu nya. Perlahan ia mengerjapkan kedua matanya berulang kali dan mencoba mengumpulkan nyawa.

Setelah matanya terbuka, obsidian hitam yang tadinya bersembunyi kini terlihat. Kemudian mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas menit.

"Beruntung hari ini libur." Sarada berucap.

Perempuan itu menoleh ke samping, mendapati kekasih sekaligus saudara tirinya yang masih betah memejamkan mata. Netra sekelam malam milik Sarada tak sengaja melihat bekas cakaran yang terdapat pada bahu milik Boruto.

Pipinya memanas ketika mengingat bahwa hal itu adalah ulahnya. Semalam adalah malam yang sangat luar biasa. Walaupun sesama belum memiliki pengalaman dalam melakukan itu, namun Sarada tidak bisa berkilah bahwa semalam Boruto tampak panas.

Untung saja ia tidak sedang dalam masa subur, jadi ia sudah mempertimbangkannya sebelumnya.

Sarada menggelengkan kepalanya berulang kali. Gila, dirinya tidak habis pikir. Baru bangun tidur malah berpikiran aneh. Ia mengalihkan pandangan pada wajah rupawan Boruto yang masih betah memejamkan mata. Sarada memperhatikannya sembari menoel-noel lembut pipi bergurat dua milik Boruto.

Perlahan Boruto menggeliat. Iris sebiru langit itu kini menampakkan diri. Hal pertama yang ia lihat adalah Sarada yang tersenyum padanya. Wajah polos gadis itu yang menyapa paginya. Sungguh indah.

Boruto membalas senyuman itu, "Selamat pagi, sayang." Sapanya dengan suara seraknya.

Mendengar panggilan sayang dari Boruto dengan suara khas bangun tidur pemuda itu, hatinya berdesir tak karuan.

"Morning, hon." Balas Sarada. Ia langsung memeluk Boruto ketika tanpa disengaja dirinya menyebut hon pada pemuda itu. Sebuah kata singkat dari honey. Wajahnya kembali memanas.

Astaga ia merasa bahwa dirinya cringe.

Melihat Sarada yang sedikit salah tingkah, Boruto tertawa. Gadisnya benar-benar menggemaskan. Tangannya bergerak mengusap rambut hitam milik Sarada.

"Sarada," Panggil Boruto.

Gadis itu tidak menjawab. Ia menyembunyikan wajahnya sembari memeluk Boruto. Menghirup aroma maskulin yang menguar dari pemuda itu. Hingga tanpa sadar kini tubuh polos mereka menempel. Namun tidak ada rasa malu pada diri keduanya berhubung sudah saling melihat satu sama lain.

Sarada menyandarkan kepalanya pada dada bidang Boruto. Tangannya bermain dengan jemari milik pemuda itu. Pagi ini seperti memiliki euforia tersendiri bagi mereka. Rasa bahagia itu paling dominan ada dalam diri Boruto.

Sedangkan Sarada merasakan hal yang tidak nyaman yang sebelumnya tidak ia mengerti kini sedikit demi sedikit berkurang. Karena dirinya dan Boruto sudah saling jujur akan perasaan mereka.

Namun, hal itu tidak sepenuhnya hilang. Karena kini rasa tidak nyaman itu tergantikan oleh rasa takut.

"Boruto, apa kau benar-benar mencintaiku?"

Boruto mengernyitkan dahinya. Heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Sarada.

"Kenapa bertanya seperti itu, Sarada?" Balas Boruto. Apakah semua hal yang ia lakukan masih belum membuktikan bahwa dirinya sangat mencintai Sarada?

What if.. [BoruSara]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora