06

6.6K 888 1.1K
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

650 vote - 700 komen for the next chapter •

- Selamat membaca -

Sebuah mobil yang tengah menyalip dari arah berlawanan membuat Kalea membulatkan matanya.

"THEO AWAS!!"

Altheo langsung membanting kemudinya ke kiri, membuat roda mobil itu memutar dan berdecit saat ia menginjak pedal rem itu dengan kuat dan mendadak.

"BRAK!"

Kab mobil Altheo menabrak pembatas jalan, ringsek cukup parah disana hingga menimbulkan kepulan asap walau tak cukup banyak.

Baik Altheo maupun Kalea diam setelahnya. Deru nafas mereka terdengar kasar dan tak beraturan, menetralkan keterkejutan.

Beruntung Altheo memakai seatbelt hingga membuatnya tidak mendapat luka sedikitpun, namun berbeda dengan Kalea yang mana dadanya terbentur dasbor yang mana hal itu berhasil membuat dada Kalea terasa sesak karenanya.

Pandangan Altheo menatap lurus ke depan dengan stir mobil yang masih dicengkramnya kuat.

"Kenapa harus aku?" Tanyanya lurus.

Pandangannya berubah sendu dengan tawa kecil penuh kemuakan yang berhasil membuat Kalea menoleh ke arahnya.

Altheo menertawakan dirinya, berkaca matanya menandakan bahwa pria itu sedang tidak baik-baik saja. Setelahnya ia menoleh ke arah Kalea membuat pandangan mereka bertemu. Dengan sendu Altheo menatap istrinya itu, tatapan kelemahan yang baru pertama kali ia tunjukan di depan Kalea.

"Kenapa lagi-lagi aku yang harus mengalah?"

Kalea diam tak tahu harus menjawab apa. Sebab di sini, ia tidak tahu apa-apa.

"Kenapa lagi-lagi perasaanku yang harus dikorbankan?" Altheo menelan salivanya, menerawang mata Kalea begitu dalam. Seakan mencari jawaban atas setiap sesak dalam dadanya. "Kenapa Kalea?"

Kalea ikut menelan saliva. Teremas hatinya ikut sakit melihat tatap penuh kesakitan suaminya. Dan tanpa keraguan, Kalea mendekat ke arah Altheo lalu menarik pria itu dalam pelukannya.

Altheo tak menolak, juga tak membalas.

Pria itu hanya diam dengan matanya yang kian berkaca nyaris akan menumpahkan bulir bening itu dari sana.

"Semua akan berlalu, Altheo," bisik Kalea menenangkan, mengusap punggung itu pelan-pelan. Memberikan kalimat yang sama, yang kerap ia gunakan untuk menguatkan dirinya sendiri; Semua akan berlalu.

"Kapan?"

"Secepatnya. Semua akan berlalu dan akan berganti."

Walau tak tahu apapun yang menjadi penyebab pria itu semarah ini. Namun satu yang Kalea yakini. Alicia. Sejauh ini hanya satu nama itu yang berhasil membuat Altheo kehilangan kendali dirinya.

"Dia akan mencintaiku?" Tanya Altheo membuat Kalea tersenyum tipis dalam sesak yang kian terasa. Bukan lagi karena benturan di dadanya, melainkan tikaman halus bernama rasa sakit di hatinya. "Dia akan menjadi milikku?"

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang