18

9.2K 995 1.7K
                                    

A flower from Hell
Sekuntum bunga dari neraka
🥀

• 850 vote - 900 komen for the next chapter •

- Selamat membaca -

Kalea berjalan pelan menyusuri jalanan kota Den Helder sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalea berjalan pelan menyusuri jalanan kota Den Helder sendirian. Langkah kakinya lirih mengukur jalan sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan. Waktu kian bergulir malam, Kalea semakin tak ada harapan Altheo akan kembali datang menyusulnya.

Tatap matanya kosong, namun air matanya terus mengalir tanpa henti. Rasa sakit di dadanya datang lagi, namun Kalea seolah tak merasakan apa-apa lagi. Perempuan itu hanya berjalan tanpa arah tujuan.

Sampai akhirnya langkah kakinya terhenti melihat sebuah mobil berhenti tepat di depannya, lampunya yang menyala menyorot tepat ke wajahnya. Ia mengedip pelan, menaruh sisa harapan yang ada bahwa Altheo kembali dan menyusulnya.

"Kalea!"

Seorang pria keluar dari mobilnya dan berlari ke arahnya. Dia rela membiarkan tubuhnya basah demi menghampirinya. "Kenapa di sini sendirian?" Pria itu memegang bahu Kalea dengan wajah cemas yang tergambar jelas.

Kalea sendiri tak banyak bereaksi. Ia hanya tersenyum tipis saat harapannya patah untuk kesekian kali. Dia pria baik yang sialnya tidak pernah Kalea cintai.

Dia bukan Altheonya.

"Kalea, apa yang terjadi?" Tanyanya lagi, menatap Kalea lekat meminta jawaban. "Kau baik-baik saja, kan?"

Bibir Kalea bergetar menahan tangisan. Tidak. Ia tidak baik-baik saja. Hatinya hancur berantakan, dia diambang kata menyerah namun terikat janji yang sulit ditepis nya.

"Sakit Asher," adu Kalea lirih bersamaan dengan air matanya yang jatuh untuk kesekian kali. "Sakit..."

Asher langsung membawa Kalea dalam dekapan. Pria itu rela membiarkan dirinya ikut basah terguyur hujan. Dia tidak peduli akan bajunya yang basah kuyup, sebab dadanya penuh atas kecemasan nya pada Kalea yang sangat terlihat tidak baik-baik saja.

Kalea membalas pelukan Asher dengan tangisnya yang pecah. Ia terisak, menumpahkan semua sedihnya pada pria itu. Sedang Asher hanya diam dengan tangan yang kian erat memberikan pelukan.

Aroma tanah yang bercampur air hujan kala itu menguar pekat terasa, dingin udara yang mengelilingi mereka seakan menyelimuti kesedihan yang terasa. Tiap tetes air hujan yang jatuh menapak tanah mengiring tangisan Kalea.

Asher merasakan tubuhnya mulai kedinginan, sedang Kalea sudah tidak merasa apa-apa lagi. Seakan tubuhnya sudah mati rasa. Namun gigil tubuhnya tidak bisa dikendalikan, perempuan itu terlihat sangat-sangat kedinginan.

A Flower from HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang