Bab 28 : Cerpen : Mahal, kasih murah

559 128 12
                                    

Di suatu hari, tepatnya di dorm tempat bapak Alex beserta keluarganya hidup, terlihat Mak Chun Sing yang sedang duduk sambil bermain ponsel.

"Ma- Mahar, Ma hal. " Sing mengangguk dengan senang kala bacaannya sudah benar.

"Haha gue emang jenius sih. " bangganya sambil menyibak rambut dengan alay.

"Ka-sih, mu-rah? Kasih murah. "

"Lo lagi ngapain sih bang? " tanya Leo yang baru saja lewat.

"Eh Anjing anjing anjing! "

Sing menatap adiknya dengan kesal. "Lo kalo mau ngajak omong sama orang jangan cosplay jadi shaiton bisa ga? "

"Itu kan daya tarik gue bang, lagi pula mana ada shaiton seganteng gue. "

Labid menatap layar ponsel Singkong dengan penasaran. "Lo ngapain sih bang? "

"Belajar bahasa indonesia. "

"Emang kita udah mau ke sana? " bingung Leo.

"Enggak sih, jaga jaga aja dari sekarang. "

"Terus lo belajar kata apa? " tanya Pak Alex yang lewat bersama Mak Hyunsik.

"Mahal, Kasih murah. "

Leo "Bilangnya kapan tuh? "

"Pas lo mau nawar barang yang mau lo beli. " jelas Sing.

"Anjir mau nawar lo bang? Ccb banget deh. " ejek Leo.

"Ccb apaan tuh? " tanya Beomsoo.

"Cakep cakep bokek. "

"Ya kan Sing emang bokek Le, orang jajan mulu. " ucap Wain yang lewat sambil ngemut permen.

Seakan mendapat pencerahan, Leo menepuk jidatnya. "Oh iya, gue lupa! "
"Apa sih lo berdua! " kesal Sing.

"Sing tadi cara nawarnya gimana? " tanya Hyunsik mengguncang bahu Ladusing dengan kuat.

"Ya santuy aja napa bang! Mahal! Kasih murah! Udah lepas! " Sing menepis tangan yang mengguncang bahunya dengan kasar.

Husein tidak mempedulikannya. Ia melafalkan kata 'Mahal, kasih murah' terus menerus dan berjalan pergi meninggalkan mereka. Dia harus menulisnya di buku catatan agar tidak lupa.

"Bang Husein cocok banget jadi emak ga sih? " ujar Beomsoo.

Malamnya.

Gyumin menatap atap kamarnya dengan kesal lalu beralih ke orang yang terus membuat suara di seberangnya.

Hyunsik,"Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. "

"Bang plissss lo diem bisa kagak sih?! Ini udah jam satu pagi loh! Gue mau tidur! " protes Gyumin entah untuk yang keberapa kalinya.

"Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. "

Gyumin, "........"

Keesokan paginya.

"Lalalalalalala. " Pak Alex menyenandungkan lagu dengan bahagia sambil mengaduk kari yang ada di atas kompor.

"Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. Mahal, kasih murah. "

"AAAAAAAAAAA! " Bapak bapak berumur itu berteriak keras kala suara menakutkan tiba tiba terdengar dari belakangnya.

"Apa? Apa? apa?!" Panik Beomsoo yang datang tergesa gesa membawa tongkat bisbol di tangannya. Rambutnya yang panjang menutupi mata hingga ia terlihat sedikit menakutkan.

"Shuuutttt! " Gyumin, penyebab dari kejadian ini membekap mulut bapak leader dan menatapnya dengan lelah.

"Hah?! " kaget Alek melihat rupa Gyumin yang agak agak.

Rambut anak itu sangat berantakan dan ada lingkaran hitam di bawah matanya.

"Lo kenapa? " tanya Beomsoo setelah mendapat kesadaran penuh.

"Gue ga bisa tidur , bang hyunsik semalem moncongnya ga mau mingkem. " keluh Gyumin.

Belum juga paham apa yang dimaksud Gyumin, Hyunsik tiba tiba lewat di depan mereka.

"Heh?! " Kedua orang itu kaget disaat yang bersamaan.

Hyunsik dengan wajah horornya menatap dua orang yang kaget sebentar lalu berjalan kembali menuju kamar mandi.

"Lo pada kenapa? Kok kayak baru habis liat setan? Itu mata lo kenapa min? " bingung Sing yang baru datang bersama Zayyan dan melihat tiga orang mematung di tempat.

"Bang awas itu karinya gosong loh! " tukas Zayyan.

"Oh iya, " Pak Alex segera sadar kembali dan merawat karinya yang sempat terphp.

"Drama apa pula ini, baru juga masih pagi! " Beomsoo menyugar rambutnya ke belakang dan berjalan pergi membawa tongkat saktinya kembali.

Serba Serbi XodiacWhere stories live. Discover now