69. Suddenly

1.9K 194 43
                                    

Pria itu melongo setibanya kembali dari kamar mandi. Ia tidak percaya, benar-benar tidak percaya bahwa sahabatnya itu melakukan—ia melirik jam dinding diseberangnya—

LIVE DI PUKUL EMPAT PAGI?!

'Hell... Jungkook?' Ia membatin kemudian tetap melangkah mendekat

"Ini pukul empat pagi?" Dia bertanya, tidak lebih tepatnya meyakinkan bahwa sahabatnya itu tidak salah karena mabuk lantas melakukan live pada salah satu media sosial berlogo kamera dengan warna merah muda yang kentara itu.

Jungkook menunjukkan cengiran dan mengangguk, "Ya, benar."

"Kau... melakukan live di pukul empat pagi?" Ia bertanya lagi, astaga...!

Jungkook mengangguk lagi, "Benar."

Usai menyapa para penggemar dengan keceriaannya serta kebingungan yang ditunjukkan Mingyu, akhirnya Jungkook mengakhiri sesi live-nya yang hanya berlangsung kurang dari tiga puluh menit tersebut. Memang, ia hanya akan sekedar menyapa penggemar melalui platform media sosial tersebut. Ia ingat, bahwa Seokjin memperbolehkannya melakukan apapun asalkan itu menyenangkannya. Dan yah... ini menyenangkannya dan Jungkook akan selalu melakukannya.

Mingyu masih geleng-geleng kepala, ia tak percaya bahwa ada orang yang akan melakukan live dipukul empat pagi. Siapa yang menonton?!

"Kau gila." Sumpah serapahnya namun Jungkook hanya tertawa. "Kalau kak Seokjin tahu, kuyakin dia akan mengomelimu." Katanya percaya diri

Jungkook mengusap tengkuknya gugup, "Aku rindu kak Seokjin, Mingyu-ya." Cicitnya mendadak melankolis, ia menyugar rambutnya dan mengusapnya ke belakang, "Aku melakukan ini untuk mengalihkan fokusku. Jika terus berada dalam kesepian, aku bisa saja nekat menyambangi kak Seokjin. Kau tahu dia jelas akan mengamuk jika aku melakukannya. Aku menjadikan penggemarku sebagai pengganti kak Seokjin." Ia kemudian terkekeh dan itu membuat Mingyu terenyuh mendengarnya.

Mingyu bukannya tak tahu kalau sahabatnya terlampau bergantung pada sosok lelaki tampan sempurna itu. Bahkan, Mingyu berani bertaruh bahwa sahabatnya itu tak bisa lepas jauh dari sosok itu. Mingyu kemudian bergeser dan menarik pria itu dalam dekapannya. Ia menepuk pelan bahunya. "Aku mengerti perasaanmu, teman." Ucapnya prihatin

Jungkook terkekeh kemudian menjauhkan tubuhnya, menyeka setitik air mata yang menetesi pipinya, "Aku menyedihkan, bukan?"

Melayangkan tinju pelan ke dada kanan pria itu, Mingyu berujar dengan senyum jenaka, "Hei... jangan bilang begitu. Aku mungkin akan merasakan hal yang sama kalau berada diposisimu."

Jungkook terkekeh seraya mengusap wajahnya yang kacau.

"Jadi, kita akan mengunjungi kak Seokjin di camp?" Mingyu bertanya dan Jungkook mengangguk semangat.

"Ya. Tapi, mungkin sebaiknya kita tidur dulu. Kak Seokjin pasti akan mengamuk kalau mendapati aroma soju ditubuhku." Dia tertawa dan menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.

"Ya." Dan Mingyu melakukan hal yang sama.

Benar. Itu adalah alasan mengapa ada Mingyu di apartemen Jungkook hari ini. Pria itu mengajak Mingyu untuk menginap dan menemaninya minum kemudian pergi mengunjungi Seokjin di Camp keesokkan harinya. Awalnya, Jungkook ragu untuk meminta Mingyu menginap dan menemaninya tapi, pria itu menunjukkan antusiasnya untuk bertemu dengan sosok tampan paripurna itu. Jungkook tahu, bahwa Mingyu sangat mengidolakan kekasihnya.

Pagi pukul sepuluh. Jungkook sudah rapi dengan pakaiannya. Pakaian semi formal yang dapat diterima kala berkunjung ke basecamp Kemiliteran. Pun Mingyu sudah duduk dengan sarapannya.

Behind The Stage (EXTREMELY SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now