4. Rumah si kembar

15 23 9
                                    

Minggu pagi yang seharusnya cerah tak semeringah di kediaman kembara kembar nakal Dirga dan Tirta, baru jam 6 pagi saja mereka sudah melakukan perang dingin.

Kali ini perkaranya adalah kolor spiderman, perlu kalian tau si jutek Tirta sering kali meminjam celana pendek milik Dirga entah dengan alasan apa, ia selalu memakainya tanpa izin dengan sang pemilik.

“Lo udah rusakin yang pokemon! Pokoknya jangan harap gue kecolongan lagi sama lo!”

“Dih si anjir, emang dasarnya tuh kolor udah waktunya dibuang.” Protes Tirta tak terima dirinya dituduh.

“Hilih, gitu- gitu juga lo demen kan!” Suasana semakin panas rasanya.

“Dasar medit, gue doain kolor lo ilang!” Ketus Tirta kemudian keluar dari kamar Dirga.

“Lo juga punya sendiri anjir! Kenapa suka pake punya gue.” Sewot Dirga meski punggung Tirta sudah tak terlihat lagi.

Dan berakhirlah mereka saling mendecih disepanjang waktu sampai kini waktu sarapan bersama telah tiba mereka masih saja saling berdiam diri.

Sejujurnya masalah ini bisa saja di redam, tentu ini hanya perkara sepele di mata orang normal. Namun ketahuilah bahwa tidak akan ada corak kehidupan bagi Dirga dan Tirta jika sehari saja tak saling merajuk.

Ting, ting

Suara sendok diketuk- ketukan oleh Dirga, mereka hanya makan berdua saja. Ahhh pasti akan terasa sangat membosankan jika tanpa obrolan kecil ditengah meja makan.

Tetapi percayalah bagi mereka situasi seperti ini adalah situasi paling tenang tanpa was- was, sakit hati dan intimidasi.

Setelah selesai Tirta melenggang ke dapur untuk mencuci pirinya sendiri.

"Mbok, Tirta pergi dulu ya." Pamit Tirta kepada mbok yang mengurus rumah dan mereka berdua.

"Mau kemana mas Tirta?" Tanya mbok Rumi yang telah selesai mengelap meja dapur.

"Ada deh." Tirta menyalimi tangan mbok Rumi sembari cengengesan.

"Hati- hati ya mas, jangan pulang lebih dari jam 10." Pesan mbok Rumi dengan mengusap surai Tirta.

"Laksanakan!" Tirta memperagakan gerakan hormat dan berlalu dari hadapan mbok Rumi yang berhasil dibuat terkekeh dengan tingkahnya.

Tirta Wigastara si jutek dan si suka menghela napas akan berbeda jika dihadapan mbok Rumi, ia hanya seorang bocah konyol yang selalu bersembunyi di wajah menyebalkannya.

Dirga yang masih mengolek- olek makanannya tanpa selera dibuat penasaran dengan Tirta yang sudah siap untuk mejeng di hari minggu. Penampilannya pun masih menggunakan piyama tidur bermotif doraemon, berbanding terbalik dengan Tirta yang sudah segar dan keren.

"Mau kemana lu nyuk?" Rasa penasaran Dirga ternyata lebih besar dari pada gensi yang selalu membara.

"Siapa lo kepo- kepo urusan gue!" Tirta yang masih kesal pun menjawab dengan sewot membuat Dirga menyesal karena melontarkan pertanyaan yang seharusnya ia telan saja bulat- bulat.

"Ya biasa aja kali!" Sungut Dirga kemudian membawa piring dengan isi yang masih utuh ke dapur. Mengabaikan rasa penasarannya pada Tirta yang kini sudah melenggang.

"Kenapa nggak dimakan mas? kurang enak ya?" Tanya mbok Rumi yang melihat isi piring Dirga.

"Enak kok mbok, Dirga lagi males ngunyah aja. Nanti Dirga makan lagi." Katanya seraya meletakkan piringnya di meja.

"Ya nggak boleh gitu dong mas, mas Dirga lupa kalo lambungnya sakit gara- gara males ngunyah?"  Perkataan mbok Rumi membuat Dirga meringis pelan mengingatnya.

Semesta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang