6. Sea/flashback

11 17 0
                                    

tolong jadi pembaca yang bijak, ambil yang baik tinggalkan yang buruk. happy reading!!!

***

"Aku akan melebur, selebur- leburnya sampai tak kasat mata agar tak pernah tergenggam lagi."

"Kar liat sini Kar!" Heboh Dirga yang sebelumnya tengah terbengong lantaran bosan dengan buku yang ada dihadapannya.

Akarsana tak menggubris sama sekali, ia lebih fokus mencoret- coret kertas dan sesekali menulis. "Kar penting ini!!" Geram Dirga membuat Akar menghadapnya dengan muka lesu.

"Gue mau tanya, gajah- gajah apa yang bisa terbang hayoo..??"

"Ck, setres lo?" Decak Geo yang tak habis pikir dengan isi kepala Dirga. Mungkin saat ini isi kepala Dirga hanya sebatas tebak- tebakan konyol, kartun doraemon, pokemon, boboiboy dan mobil mainnannya.

"Nanggepin lo tuh sama aja kaya ngelukis buat ditunjukin ke orang buta, sia- sia." Sinis Akar.

"Itu kaya dialognya Dimas di novel tidak ada senja ya?" Tanya Gaha setelah merendahkan buku geografi yang ia baca.

"Beda." Jawab Akar seadanya.

"Dijawab dulu woy tebak- tebakannya!" Kesuh manusia gabut itu.

"Ogah!"

"Ganti deh ganti, ikan, ikan apa yang bisa terbang?"

"Sia- sia lo Dir, dasar manusia garing!" Ketus Tirta yang merasa tergangu karena ia tengah mencoba memahami stoikiometri.

"Apa si sewot!!!" Katanya sinis namun tetap dengan suara pelan karna tengah berada di perpustakaan.

"Exocoetidae atau Torani, sering kali disebut sebagai Ikan Terbang adalah family ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies, bener gak? hehe gue tadi denger dari luar." Suara seorang gadis menguar pelan diantara mereka. Gadis rambut tergerai panjang dengan bandana putih itu bergabung bersama mereka.

"Eh?"

"Gue Bumantera, panggil Tera aja. Sorry banget gue terlambat."

"Gapapa."

"Partner gue yang mana?" Tanya gadis itu bingung, ia ikut LCC matematika dan seharusnya ia bersama Sea dan Geo membahas soal bersama.

"Kenalan dulu biar lebih enak, mereka tuh emang sok ambis dan nggak peka." Sindir Gaha jengah dengan teman- temannya yang hanya diam saat ada gadis itu datang.

"Gue Gaha, dia Akar, yang itu Tirta sebelahnya yang punya muka somplak itu Dirga." Gaha menunjuk satu- persatu dari mereka, sedangkan Dirga mengedip- edipkan matanya membuat Tera terkekeh, sepertinya Dirga akan menjadi yang paling seru.

"Nah ini partner lo, Geo." Tera beralih ke anak yang bernama Geo, mukanya terlihat cukup sangar dan galak menurut Tera.

"Satunya Sea, dia sakit jadi belum bisa berangkat."

"Okee" Tera menggeser tubuhnya mendekati Geo, ia sudah siap dengan kertas buram dan pensil. Geo memberinya selembar soal agar mudah untuk didiskusikan bersama.

"Emmm, yang ini aja." Tera menunjuk satu soal tentang peluang.

Mereka mulai mengerjakan soal cerita dengan menghitung bersama, yang lain pun sibuk dengan lembar kerja dan buku masing- masing termasuk Dirga, anak itu sudah mendekat pada Tirta dan nimbrung untuk membahas dan mencoba memahami stoikiometri.

***

Taman kecil di samping rumah sakit cukup untuk menjadi tempat melarikan diri dari bau obat- obatan, ruangan yang membosankan dan antrian beberapa orang untuk berobat.

Semesta dan RahasiaWhere stories live. Discover now